Kesempatan Efra

11 2 0
                                    

                       🌿🌿🌿

Stella lupa membawa ponsel nya. Ponsel nya tertinggal di meja proyek.

Pak Kusan selaku kepala juri menanya kepada seluruh peserta.

"Para peserta apakah kalian ada yang liat Stella di hutan?" Tanya Kusan kepada seluruh peserta.

"Enggak pak." Kata murid dengan serempak.

Tiba-tiba ada salah satu anak mengacungkan tangan.

"Pak tadi di hutan saya denger suara orang nangis, di tengah hujan-hujan saya memakai payung ke tenda peralatan mau ambil kabel. Trus saya denger ada suara orang nangis, saya takut, saya kira itu setan. Mungkin saja itu Stella yang sedang menangis dan tersesat." Kata salah satu peserta yang menjelaskan dengan detail.

Setelah mereka semua selesai menjalankan proyek mereka semua per kelompok berpencar mencari Stella.

2 jam kemudian..

Efra mendengar suara teriakan dari ujung hutan. Ia langsung mencari suara sumber arah tersebut, tanpa ia sadari Calvin berlari di belakang Efra. Seakan mereka berdua lomba lari untuk menolong Stella.

Stella yang matanya masih buram ia yakin bahwa itu badan dan muka Efra. Ia melihat ada orang di belakang Efra, namun Stella tetap fokus pada Efra.

"Kak Efra!!!" Kata Stella sambil menangis.

Calvin pun memundurkan langkahnya dan kembali ke aula.

Perlahan Efra memeluk Stella yang sedang menangis dan menuntun Stella jalan ke aula.

Stella pun di temukan dan semua peserta lega.

                       ()()()()()

Stella menenangkan diri, dan ia membilas badannya untuk membersihkan diri.

"Woi dek, wajah lo kenapa di tekuk?" Kata Efra sambil menghampirinya di aula tengah, yang para peserta juga sedang istirahat.

"Lo mau rebut dari gue apa lagi Fra!" Kata Calvin sambil mengepalkan tangannya.

"Maksud lo?"

"Gausah pura-pura gatau!"
"Di SMP lo dah rebut Anelsa, di SMA lo mau rebut Stella?! Lo udah Kuliah Fra!" Lanjut Calvin.

"Diem dan gausah banyak bacot." Kata Efra sambil terseyum miris dan mata tajam.

Calvin mengangkat tangannya dan memukul pelipis muka Efra.

"CALVIN STOP!" Teriak Stella yang sambil memengang handuk.

PLAK!

Stella menampar Calvin bahkan Stella tidak sadar apa yang ia lakukan sekarang.

Calvin pergi menjauh keluar dari aula.

Stella mengangkat bahu Efra dan membawanya dirinya untuk menepatkan diri di kursi.

"Kak aku obatin ya." Kata Stella sambil membuka kota P3K.

Stella pun mengobati luka yang ada di pelipis Efra.

"Makasih Stell, maaf ngerepotin." Kata Efra sambil menatap Stella dekat.

"Aku yang makasih kak, kakak udah nolongin aku, maafin aku udah ngerepotin kakak." Kata Stella sambil menunduk.

Akhirnya Stella keluar dan menaruh P3K di meja. Ia melihat Calvin tak tega. Ia merasa bersalah kepada Calvin. Stella pun mendekatkan langkah ke Calvin.

"Vin.." kata Stella yang mengkagetkan Calvin.

"Maafin gue ya, tadi gue kelewatan batas." Lanjut Stella.

"Lain kali kalau mau bertindak mikir dulu." Kata Calvin mengeraskan volume suara.

"Maafin gue sekali lagi."

"Dasar cewe gapunya otak" Kata Calvin emosi.

JLEB! Hati Stella benar-benar sakit mendengar perkataan tersebut.

TES! Air mata Stella turun perlahan.

"Susah banget ya maafin orang?" Kata Stella sambil meneteskan air mata.

"Susah banget ya ngontrol emosi?!" Balas Calvin.

"Cal gue paling gasuka kalo gue minta maaf tapi ga dimaafin!" Kata Stella sambil teriak.

Calvin jadi mengingat perkataan Stella waktu masih kecil, "maafin Stella ya Calpin,Stella paling gasuka kalau ga di maafin! Maaf ya ini deh mainan nya Stella balikin." Kata Stella kecil sambil merengek.

"Calvin jangan bengong!" Kata Stella sambil membuyarkan lamunan Calvin.

"Lo mau gue maafin?" Tawar Calvin.

"Mau lah!" Sambil menatap Calvin.

"Tapi ada satu syarat!"

"Apa syarat nya??"

"Lo harus jauhin Efra dan jadi ... "

///

See u next part..

SMELTENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang