Benci / Gugup?

15 2 0
                                    

                        🌿🌿

Calvin tidak menjawab, ia hanya diam dan menatap Stella tajam.

"Semua gara-gara lo!" Kata Calvin sambil membentak.

"Lah?? Gue baru keluar dari ruang operasi lo dah ngoceh gak jelas, tayi lo." Kata Stella langsung pergi.

"Kalo bukan gegara lo bunda gue gabakal--"

"Gabakal apa, ha?!"

"Makin parah sakitnya!" Kata Calvin langsung meninggalkan Stella.

"Salah gue apa anjir?" Tanya Stella mendekati Calvin.

"Kemarin malem, kalo lo ga pingsan, bunda gue gabakal sakit parah!" Ia langsung berlari menuju kamar ruang sakit.

Lah emang emak lu dari kemaren sakit napa gua yang kena salah, dasar bocah kebayakan micin, batin Stella.

Di tengah jalan ia bertemu dengan Dokter, yaitu papanya Calvin.

"Eh dok.. bapaknya Calvin ya?" Tanya Stella.

"Oh kamu Stell, kenapa?"

"Kok.. saya disalahin Calvin, gara-gara saya yang bikin bunda nya Calvin makin tambah parah sakitnya ..?" Kata Stella.

Stella orang yang gampang terbawa perasaan dan ia gampang sekali terluka, ya karena masa lalunya ...

"Oh, maafkan anak saya ya dia kalo marah melampiaskan ke seseorang yang dia benci."

Stella langsung lemas badannya, ia mendengar kata "benci" apa berarti Calvin benar-benar membenci Stella?

"Jadi maksud dokter Calvin benci saya?" kata Stella meyakinkan.

"Antara benci dan gugup."

"Kok gitu om?"

"Ya dia jadi semacam salting, nah agar dia gak salting dia sok-sok an melampiaskan ke seseorang, biar si orang itu ga curiga kalo si Calvin suka sama dia."

"Ha-? O-oh oke makasi om infonya."

"Gas terus ya Kyra Queenshastella Rariavena."

Stella agak sedikit lega mendengarnya, jadi Calvin membencinya atau menyukainya?

Stella juga bingung kalau si dokter tau nama panjangnya Stella. Ia tak memikirkan itu, dan kata-kata 'gas terus' membuat ia makin pusing, ia langsung membaringkan badan di kasur.

///

Sorii partnya dikit banget :3

See u next part..

SMELTENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang