Raka menghempaskan tubuh lelahnya di sofa, dia masih kepikiran soal Clarissa, dia tidak percaya jika Clarissa yang selama ini sombong bisa bersikap lembut seperti itu. Bahkan seharian ini gadis itu tidak menelponnya, biasanya dia selalu menggoda dengan kata-kata yang membuat Raka merasa bosan, bahkan melihatnya-pun Raka malas.
Gadis itu sudah sering membuat ulah di matanya. Andai saja bukan karna keluarganya, Raka pasti malas berteman dengannya. Bahkan saat mengusir Clarissa dari tempat pestanya-pun Raka tidak menyesal. Raka sangat tidak suka dengan perlakuannya.
Tapi mengapa setelah mengantar Helena tadi malam gadis itu seakan berubah?! Dia tidak seperti Clarissa yang dia kenal, hatinya bergetar saat menatap mata teduhnya, Raka merasa heran. Apakah menabrak pohon bisa membuat kelakuan seseorang berubah?! Entahlah....
Raka masih bingung saat memikirkannya.
"Kau sudah pulang, Raka?" tanya seseorang dari belakang yang ternyata adalah papa-nya Raka. Aaron Atmaja.
"Sudah, Pa. Baru saja," jawab Raka datar.
"Apakah kau sudah memastikan bahwa gadis pujaanmu itu sudah selamat sampai rumah kemaren malam?" tanya Aaron lagi dengan nada tajam.
"Apakah maksud papa adalah Helena?" tanya Raka mulai kesal dengan sikap ayahnya yang menurutnya sangat kasar jika menyangkut soal Helena.
"Kau pikir siapa lagi? Apakah Clarissa? Jangan pura-pura bodoh, Raka. Papa kecewa karna kau sudah mempermalukannya," ucap Aaron Atmaja membuat Raka emosi dan menghela nafas dengan kasar.
"Raka tidak mempermalukannya, Pa. Dia bersalah karna sudah menampar Helena!" jawab Raka tak kalah tajam.
"Tidak mempermalukannya katamu?! Helena menyiramkan air ke pakaian Clarissa dan Papa tahu bahwa Helena sengaja. Sementara kau tanpa tahu kebenarannya membela Helena mati-matian?! Hah! Ingat, Raka. Clarissa adalah putri dari sahabat terbaik papa, kalau kau tidak memperdulikan Clarissa, setidaknya, jaga nama baik papa. Kau paham?!" bentak Aaron Atmaja sambil menuju pintu utama dan meninggalkan rumah anaknya. Benci pada sikapnya yang semena-mena pada Clarissa. Padahal menurut Aaron, Clarissa sangat baik.
Raka dan keluarganya memang hidup terpisah, Raka lebih suka menyendiri hingga itulah sebabnya dia memiliki rumah pribadi. Tak mau diganggu oleh siapapun termasuk keluarganya sendiri.
"Apakah karna Helena miskin hingga papa tidak mau menerimanya?" tanya Raka saat papanya sudah hampir sampai di depan pintu.
"Sekian tahun menjadi putraku! Aku tidak percaya jika pemikiranmu dangkal seperti itu, Raka. Apakah karna jabatanmu sebagai Direktur Utama perusahaan Atmaja group telah membutakan hatimu?! Kalau kau memang mencintai Helena, kau nikahi saja dia! Papa tidak perduli lagi. Yang pasti ... jangan mempermalukan gadis di hadapan orang banyak. Kau sangat terhormat, bukan?! Bersikaplah layaknya pria terhormat!" sengit papanya Raka membuat Raka terdiam.
"Raka tidak bermaksud seperti itu, Pa. Maafkan, Ra--"
BRAKK!!
Tidak mau mendengarkan putranya, Aaron menutup pintu rumah anaknya dengan kasar. Dentuman atau bunyi pintu yang tertutup dengan keras seakan pukulan mematikan bagi Raka. Dia benar-benar menyesal lantaran telah menyakiti hati papanya demi Helena. Apakah perlakuannya salah?! Pertanyaan itu yang kini berkecamuk dalam pikiran Raka.
========================
Della menggeliatkan badannya di ranjang. Della merasa sangat gelisah saat Clarissa menelponnya dan memberitahukan padanya bahwa dia (Clarissa) lupa memberikan kado ulang tahun untuk Raka Atmaja.
Clarissa marah besar saat Raka kemaren mengusirnya dari pesta ulang tahun hingga kado yang ia bawa ia buang. Akan tetapi setelah sadar, Clarissa menyesal lantaran keluarga Atmaja sangat dekat dengan keluarganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FATAMORGANA CINTA ( 21+ )
RomanceAREA DEWASA 21+ KE ATAS!! Kaya tidak menjamin bahagia, miskin tidak menjamin menderita. Kala dua gadis berparas sama, bertukar tempat dan membalas orang-orang yang sudah menyakiti hatinya. Salah satunya kekasihnya sendiri yang mana jatuh cinta pada...