Raka mengantarkan Helena pulang ke rumah aslinya. Biasanya gadis itu pulang ke rumah Clarissa. Helena sengaja mengajak Raka pulang ke rumahnya lantaran ingin berdua saja dengan Raka tanpa diganggu oleh siapapun terutama Clarissa. Niatnya setelah selesai dengan rencananya, barulah Helena pulang ke rumah Clarissa seperti biasanya sebab lebih suka di sana daripada tinggal di rumahnya sendiri.
Di rumah Clarissa dia bebas melakukan apapun termasuk makan enak, tidur sepuas hati, dilayani banyak pelayan. Sedang di rumahnya sendiri tidak bisa sebab miskin.
"Kasihan sekali kau, Clarissa. Mulai sekarang Raka hanyalah milikku saja. Aku akan membuat namamu buruk di mata Raka. Kau menghabiskan waktu dengannya selama satu malam, bukan?! Sekarang giliran aku yang akan menghabiskan waktu dengan Raka sehari semalam kalau bisa. Memadu cinta," batin Helena aneh menatap Raka yang saat ini tengah duduk di sebelahnya. "Kau melamun?" ucap Helena membuka suara.
"Tidak. Apa ada yang ingin kau tanyakan?" keluh Raka tidak sabar.
"Tidak juga. Hanya berpikir kira-kira pria tadi itu siapa ya, Raka?! Aku tidak menyangka jika Clarissa yang selama ini mengejar cintamu malah mengabaikanmu dan pergi dengan pria lain. Aku merasa dia sudah berubah. Aku benar kan, Raka? Apa ini hanya perasaanku saja?" Helena sengaja mengacau pikiran Raka sambil tangannya mengelus pelan tangan Raka.
"Entahlah," jawab Raka sembari menjauhi tangan Helena. Tanpa ekspresi Raka terus menatap ke depan memikirkan siapa pria yang tadi bersama Clarissa. Hatinya sedikit kurang nyaman.
Helena sendiri menyusun siasat di otaknya. Dia ingin bagaimanapun caranya Raka harus mau tidur bersamanya, menyetubuhinya dan setelah hal itu terjadi ... baru Helena akan meminta pertanggung jawaban Raka dan juga pada keluarganya. Menjadi istrinya menyingkirkan semua wanita yang selama ini mengagumi Raka Atmaja.
"Oh, ya sudah. Lupakan soal Clarissa, Raka. Aku akan membuatkan minum untukmu. Tersenyumlah," goda Helena membuat Raka menoleh ke arahnya.
"Kau benar. Sebaiknya kita lupakan soal Clarissa. Cepatlah, Helena. Aku haus," ucap Raka membuat Helena tertawa.
"Siap, Tuan," ucapnya dan langsung pergi ke dapur untuk membuatkan minuman pria tercinta.
Setelah selesai menuangkan minuman untuk Raka, Helena mencampurkan obat perangsang ke dalam minuman Raka agar pria itu mau menyetubuhi dirinya. "Minum saja, Raka sayang. Setelah ini aku akan membawamu ke surga. Huft ... Helena yang miskin dan polos ini akan memiliki dirimu seutuhnya, Duhai pria tampan. Kaulah pangeranku. Kalau aku menjadi istrimu, maka kedudukanku dan kedudukan Clarissa akan sama." Belum apa-apa Helena sudah bangga.
"Eh! Ralat! Kedudukanku akan lebih tinggi dari kedudukan Clarissa sebab posisi keluarga Clarissa lebih rendah di bawah keluarga calon suamiku. Selain itu juga kekayaan keluarga Atmaja tidak pantas disandingkan dengan kekayaan keluarga Clarissa. Keluarga Atmaja terbaik, keluarga Atmaja adalah keluarga kita berdua, Sayang. Astaga! Nona Helena ini akan memiliki nama baru di belakang namanya. Nyonya Helena Atmaja. Ah! Senangnya ... istri dari direktur utama Raka Atmaja dan menantu kesayangan Aaron Atmaja. Luar biasa!" Helena seperti orang gila tersenyum sendiri membayangkan jadi istri Raka Atmaja nantinya.
Sementara di ruang tamu Raka Atmaja terus menghubungi Clarissa meski tidak diangkat. Ini sudah yang ke dua puluh lima kalinya Raka menelpon Clarissa dan tidak juga diangkat. "Sialan!" marah Raka Atmaja tidak tenang mengetahui Cla jalan dengan pria lain.
Raka terus menelpon lagi dan mungkin karena tidak sabar, Adella di sana mengangkatnya sebab ponsel Clarissa ada padanya. Sedangkan ponsel Adella ada pada Clarissa.
"Halo," jawab Adella membuat Raka menghembuskan nafas lega.
"Kemana saja kau?!" tanya Raka dengan nada dingin.
KAMU SEDANG MEMBACA
FATAMORGANA CINTA ( 21+ )
RomanceAREA DEWASA 21+ KE ATAS!! Kaya tidak menjamin bahagia, miskin tidak menjamin menderita. Kala dua gadis berparas sama, bertukar tempat dan membalas orang-orang yang sudah menyakiti hatinya. Salah satunya kekasihnya sendiri yang mana jatuh cinta pada...