Chapter 3 - What a boss!

32.5K 2.1K 28
                                    

Setelah melaksanakan tugas pertama yang bikin kepala mumet nggak keruan karena harus pura-pura innocent sama mbak-mbak di Betamart, aku pun bergegas kembali ke ruangan.

Beberapa langkah mendekati  pintu ruanganku dan si boss, suara seseorang menghentikan langkah ini.

"Halo. Kamu PA baru pak bos, ya?"

Seorang wanita cantik dengan dandanan menor dan baju ketat yang membungkus tubuhnya bagai lepat itu menjulurkan sebelah tangannya.

Aku menyambut sambil mengulas sedikit senyuman.

Orang baru harus pandai berbasa-basi, kan? Itu yang aku pelajari dari kantor lama sebelum akhirnya di PHK juga dari sana.

"Marsha Julia," sebutku.

"Biyanka. Sekertaris direksi." Wanita ini balas tersenyum.

Aku mengangguk sopan dan berniat meneruskan langkah untuk masuk ke ruangan.  Namun, ditahan oleh wanita yang kutaksir berusia di atas tiga puluh tahunan bernama Biyanka ini.

"Sekarang, ini jadi tugas kamu. Menyelesaikan semua pembayaran tagihan kartu kredit dan tagihan-tagihan lain pak bos," ucapnya. Lalu menyerahkan segepok amplop dengan logo beberapa bank yang berbeda, juga beberapa tempat yang terasa asing buatku.

Aku menerima amplop-amplop bertuliskan nama BRYAN KRISNATAMA itu. Setelah aku mengucapkan terima kasih, Biyanka berbalik,  dan berlalu dengan langkah anggun yang kentara sekali dibuat-buat.

Pendingin ruangan menyergap saat kakiku telah melangkah masuk.

Dari ruanganku, bisa kulihat meja kerja pak bos kosong. Hanya tumpukan map-map yang perlu ditandatangi, kelihatan lebih menggunung dari sebelum aku ke mini market tadi.

Ke mana ya, si bos? Padahal setahuku, hari ini beliau tidak ada jadwal meeting. Baik intern mau pun di luar kantor.

Aku kemudian menyimpan karet pengaman pesanan dia itu ke dalam laci meja kerjanya. Sesuai instruksi.

Belum lagi sempat menarik napas dan meletakkan bokong di atas kursi empukku, ponsel yang terletak di atas meja kerjaku bergetas.

Nomor yang tidak kukenal memanggil.

"Halo," sapaku ragu.

"Marsha, tolong kamu reserve Sentani Golf Club untuk saya besok siang. Booking sekalian untuk dua orang lagi. Lengkap dengan caddy 'yang biasa' dan juga buggy," ujar suara dari seberang yang ternyata adalah Bryan, sang paduka yang mulia pak bos.

Aku mengangguk. 

"Eh, baik Pak." Aku buru-buru menjawab, setelah sadar pak bos tidak akan melihat anggukan kepalaku.

"Bagus. Oya, bagaimana pesanan saya tadi. Ada?"

"Ehm, ada Pak."

Tiba-tiba tenggorokanku terasa gatal. Huh, dasar! Inget aja dia kalau mesen yang begituan.

"Maaf, Pak. Bapak lagi di mana sekarang?"

Aku membekap mulut. Kaget.  Kata-kata itu meluncur begitu saja tanpa kupikir.

Omaigat, mudah-mudahan saja si bos tidak menganggapku kepo karena pertanyaan barusan.

"None of your business," jawabnya beberapa saat kemudian. Suaranya terdengar datar.

Tuh, kan! Stupid me! Aku memaki diri sendiri karena tidak dapat menahan mulut. Tapi segera tercengang sesaat setelah mendengar suara si bos lagi.

"Kenapa? Kamu sudah kangen?"

Lalu tawanya berderai dari seberang sana.

What the ****!!

Untung saja kami tidak sedang dalam percakapan dengan video call. Jadi si bos nggak bakal menghina karena melihat mukaku yang memerah mirip kepiting rebus karena pertanyaan konyolnya itu.

"Bokongmu bagus juga," ucapnya lagi.

Aneh. Kali ini kenapa suaranya terdengar dekat sekali?

Aku menoleh cepat.

Seketika mendapati wajah ganteng si bos dengan tampang kurang ajar dan senyum miring yang memamerkan lesung pipinya.

Dengan ponsel tetap menempel di telinga, kulihat dia sedang memperhatikan bokongku yang masih menggantung dan belum mendarat mulus di atas dudukan kursi.

Sialan!

Aku merutuk dalam hati.

Aku masih pakai rok panjang aja sudah begini kelakuan si bos. Bagaimana kalau besok aku menuruti aturannya, pakai rok mini?
Awas aja kalau dia sampai berani macam-macam!

Aku melengos. Perutku mendadak mulas.

****

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

****

Yap udah apdet chapter 3 ya kaakaakk....

Walau ini telat banget karena harusnya kemarin, maafkan nyonya yang terlalu (sok) sibuk jadi sosialita wkwkkw.

Enjoy reading!

Mudah-mudahan hari ini bisa apdet chapter 4 nya juga ;)

Muaach muaacchh lope lope

NM

What's Wrong With You, Boss? (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang