Pagi ini Somi sedang tidak mujur, ia bangun kesiangan. Bukan tanpa alasan, kejadian di fansign terngiang-ngiang di benaknya hingga membuatnya tak bisa tertidur. Sebenarnya jika dipikir-pikir lagi, bangun kesiangan bukanlah salahnya. Salahkan saja pikirannya, dan namja center, dan Yoojung yang memaksanya pergi ke fansign. Malam kemarin, Somi benar-benar sudah berusaha untuk tidur, tetapi bayangan namja center terus menghantui pikirannya. Mau tak mau Somi membandingkan wajah namja center pada malam di taman dan namja center pada fansign. Benar benar mirip! Bagaimana bisa Somi dan kepala bodohnya tidak menyadari hal itu? Somi memfokuskan pikirannya dan ingatannya seketika berseliweran mengitari kepalanya bak rol film yang terus berputar. Wajah Jungkook muncul, berkeringat dan kelelahan, rambut bagian depannya basah oleh keringat, untaian per untaian kata keluar dari bibirnya dan membentuk sebuah curhatan panjang yang ikut dirasakan Somi. Oh Tuhan, mengapa harus Jeon Jungkook???Somi mencoba menghitung domba dengan niat cepat tertidur, tetapi wajah domba di dalam pikirannya malah berubah menjadi wajah Jeon Jungkook. Somi kesal sekali. Semalaman suntuk ia berjuang untuk melupakan wajah tampan Jungkook, namun apa daya? wajahnya seakan sudah menempel erat di kepala Somi.
Pagi tadi, Somi cepat-cepat mengambil handuk dan pergi mandi. Setelah itu, ia memilih pakaian secara acak dan cepat-cepat memakainya. Semua serba cepat-cepat. Somi mengeluh karena kebodohannya sendiri dalam hati.
Sekarang, disinilah Somi, di depan gedung JYP Entertainment, gedung agensinya. Menunggu seorang teman yang tak kunjung datang. Sudah beberapa kali Somi mengetuk-ngetukkan jarinya pada jam yang melingkari pergelangan tangannya, sudah beberapa kali pula Somi memandangi jalanan, berharap teman tersebut segera tiba. Ketika matanya menangkap sesosok siluet yang sedang berjalan ke arahnya, beberapa kata makian sudah disiapkannya dalam hati, menunggu untuk segera diluncurkan.
"Na--eh, Yugyeom??" Somi mengatupkan mulutnya rapat-rapat, menahan segala makian yang sebelumnya ingin ia lontarkan dan menundukkan kepalanya sedikit untuk memberi salam khas Korea, bow, kepada laki-laki di hadapannya.
Laki-laki yang diketahui bernama Yugyeom ini, balas memberikan salam dan bertanya,"Somi? Tumben banget, jam segini baru dateng?"
Yugyeom, senior sekaligus teman Somi di JYP. Tak perlu heran jika mereka berbincang-bincang dalam bahasa informal, bahasa akrab bahkan, karena Somi memang dekat dengan Yugyeom. Walaupun usia mereka terpaut 2 tahun, tetapi Somi sudah menganggap Yugyeom sebagai teman sebayanya, begitu juga dengan Yugyeom, ia mengganggap Somi sebagai kawannya. Somi memang rata-rata sudah sangat akrab dengan beberapa senior, staff, guru, bahkan trainee di JYP Entertainment, itu semua berkat kemampuan berteman dan beradaptasinya yang sangat cepat. Somi sendiri bisa dekat dengan Yugyeom karena Yugyeom merupakan orang yang ditunjuk khusus oleh PD-nim untuk mengajarinya berbagai hal terkait debut dan stage. Ya, Yugyeom memang sudah debut duluan, curang bukan? Tapi toh sedari awal Somi sudah paham betul resiko menjadi trainee di usia muda. Tidak ada yang namanya debut dengan cepat.
"Gue, kesiangan."
"Terus, lo ngapain di depan gedung kaya gembel?" Yugyeom menatap Somi dengan pandangan mencela.
"Sialan." Selang beberapa detik, Somi memukuli lengan Yugyeom tanpa ampun sehingga Yugyeom mengaduh kesakitan sekaligus terkekeh geli karena berhasil membuat Somi perlahan-lahan naik pitam.
"Udah, Som udah. Lo pikir lengan gue pasak apa." Yugyeom menggosok-gosok lengannya dengan raut muka memelas.
Somi tak berniat melepaskan Yugyeom begitu saja, ditariknya kerah jaket Yugyeom lalu dipuntirnya sekuat tenaga. Yugyeom meringis kecil, namun sebelum dipuntir untuk yang kedua kalinya, ia memegang kedua bahu Somi dan memberikannya amanah,
"Som, gue butuh bantuan lo. Abis ini temen gue dateng, tapi gue harus ke PD-nim dulu, ada yang perlu kita omongin."
"Terus?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Destiny
Fanfiction• Jeon jungkook, 22 tahun, seorang member boygroup naik daun, BTS, yang digemari banyak wanita --baik dari kalangan wanita biasa maupun kalangan idol lainnya-- , sering mendapat love call namun tak pernah dirinya hiraukan, ambisius, motto hidupnya '...