TEN: RENCANA JUNGKOOK? FAILED

383 39 30
                                    

Apa yang akan kau lakukan jika diminta bertemu oleh seseorang yang tak kau kenal dan kau menerima ajakannya karena merasa tak enak hati telah membuat kesalahan padanya kemudian kau menyesali keputusanmu beberapa detik setelah sampai di tempat yang ditentukan?

Itulah yang dirasakan Somi saat ini.

Bergelung dalam kegelisahan yang tak menentu kala netranya bertemu pandang dengan netra lelaki yang menjadi sumber kegelisahannya sedari tadi.

Mata setajam elang serta alis tebal yang ikut menukik tajam tersebut terus memerhatikan Somi sedari awal masuk dan duduknya dirinya dalam cafe ini. Somi sendiri cukup terkejut begitu masuk dan menjumpai Taehyung yang sedang duduk pada salah satu spot di ujung cafe dengan posisi kaki rapat dan mata yang masih mengantuk, seolah ia sudah menunggu kedatangan Somi sejak lama disana.

Taehyung menatap Somi dengan sangat intens, membuat suatu bagian dalam hati kecilnya berharap semoga seseorang yang dikenalnya menyorobot masuk dan menyelamatkannya dari kecanggungan aneh yang menimpa dirinya dan Taehyung.

Sejujurnya, hal pertama yang terlintas dalam pikiran Somi saat berada di dalam cafe ini adalah Jungkook. Iya Jeon Jungkook. Laki-laki yang mengenggam tangannya lusa kemarin. Entah mengapa dan jangan tanya Somi mengapa karena ia sendiri juga tak tahu apa alasannya memikirkan Jungkook. Hanya saja, Jungkook terus memenuhi pikirannya sejak pertemuan terakhirnya di halte bus. Genggaman tangannya, tatapan matanya, serta hangat pelukannya, wanita mana yang bisa tidur dengan tenang setelah mengalami hal-hal penuh romansa seperti itu?

Kim Taehyung, tampan dan menarik. Hanya saja.. Somi sudah berjanji kepada Jungkook 'kan? Maka dari itu 'tampan' dan 'menarik' sepertinya harus ditarik kembali dan diganti oleh diksi lain.

Kim Taehyung, laki-laki dan sepertinya baik. Lebih mending bukan?

"Kau mau pesan kopi?" Pertanyaan dari Taehyung terlontar begitu saja kala Somi sedang asik-asiknya melamun.

"Aku tidak suka yang pahit."

"Kau suka yang manis?"

Somi mengangguk sebagai jawaban.

"Kalau begitu pesan saja aku, aku manis kok." Taehyung menaikkan sebelah alisnya dengan ekspresi wajah yang narsis sehingga membuat Somi terperangah sesaat.

"Memangnya bisa?" Somi bertanya dengan raut muka yang kelewat polos, Taehyung jadi gemas sendiri dibuatnya.

"Bisa. Tulis nomormu dan kau bisa memesanku kapan saja." Taehyung menyerahkan sebuah notes kecil yang sebelumnya tersimpan dalam saku mantelnya beserta pena yang entah didapatnya darimana kepada Somi.

Tunggu, walaupun Somi terkadang suka bersikap konyol dan aneh, tetapi ia bukanlah wanita yang bodoh. Somi masih dapat membedakan antara yang benar dan salah, yang janggal dan meyakinkan, juga yang sungguh-sungguh dan main-main. Masalahnya, Taehyung adalah lelaki yang sangat sulit untuk ditebak, Somi tak yakin apakah Taehyung hanya ingin menggodanya untuk kesenangan pribadi atau memang ia bersungguh-sungguh kepadanya.

Juga, memesan? Somi memesan Taehyung? Mengapa pula kata memesan harus se-ambigu itu dalam pikirannya?

"Dengar ya Kim Taehyung, aku tidak minat untuk pesan-memesan dirimu."

Kali ini, Taehyung yang tampak terperangah, tak menyangka akan mendapat penolakan secepat itu. Taehyung memang bukanlah seorang pria yang pandai merayu dan merangkai kata-kata manis untuk seorang gadis karena Taehyung sendiri tidak pernah terlibat dalam hubungan asmara selama hidupnya. Dengan kata singkat, Taehyung tidak pernah berpacaran. Lucu memang, mengingat wajah tampannya dapat menarik berbagai macam gadis dari belahan dunia manapun, namun justru ia malah tak pernah menjalin kasih dengan seorang pun.

Our Destiny Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang