EIGHT: RAMEN DATE

346 45 28
                                    

Bising orang-orang yang berceloteh menemani pagi Somi sedari tadi. Sudah 15 menit ia menunggu, kepalanya celingukan, menoleh ke kanan dan ke kiri, mencari sosok yang familiar baginya. Sudah 15 menit pula ia duduk pada salah satu bilik di sebuah kedai ramen yang baru buka beberapa hari lalu namun kelezatannya sudah banyak diperbincangkan. Somi sengaja bangun pagi-pagi untuk semangkuk ramen hangat yang lezat, mengingat bahwa semangkuk tersebut akan ditraktir oleh seseorang, Somi semakin bersemangat.

Tak tahan oleh kejenuhan yang datang menusuk dirinya, Somi pun memalingkan wajahnya untuk menatap sekeliling kedai. Terbagi beberapa area dalam kedai ini. Area pertama, area khusus untuk pengunjung yang merokok, smoking room. Area kedua terletak di tengah-tengah kedai, mengelilingi daerah dapur. Bentuknya seperti bar dengan kursi tanpa sandaran. Terdapat kain tipis yang membatasi area tersebut dengan dapur. Area ketiga adalah area yang ditempati oleh Somi, bilik dengan dinding yang agak tinggi sehingga menjaga privasi pengunjung yang menempatinya. Somi sengaja memilih area ini untuk menghindari rumor maupun paparazzi. Bisa gawat jika dirinya tertangkap kamera sedang makan ramen berduaan dengan Yugyeom.

Iya. Yugyeom. Tentu kalian masih ingat dengan iming-iming Yugyeom yang berjanji akan mentraktir Somi apabila ia mengantarkan temannya, yang tak lain dan tak bukan adalah Jeon Jungkook, pria galak yang aneh. Maka, disinilah Somi. Khusyuk menunggu Yugyeom yang tak kunjung datang. Sesekali Somi menghidupkan ponselnya untuk mengecek waktu.

"Somi!"

Senyumnya terangkat lebar tatkala mendengar panggilan dari suara yang dikenalinya. Somi berniat untuk membalas sapaannya ketika netranya menangkap sosok lain di sebelah Yugyeom. Somi pun memicingkan matanya, menatap dengan hati-hati, takut jika dirinya salah duga, atau berhalusinasi. Hoodie hitam merupakan ciri khas lelaki tersebut, jadi, tak mungkin Somi salah duga 'kan?

Tapi, untuk apa laki-laki itu disini? Bukannya Somi akan makan ramen dengan Yugyeom saja?

Yugyeom duduk menghadap Somi, begitu juga dengan lelaki di sebelahnya. Mengikuti apa yang Yugyeom lakukan sedari tadi. Somi tertawa dalam hati. Merutuki kesialan, ataukah mungkin ini keberuntungan baginya? Somi tak tahu, yang jelas sekarang ia harus memperjelas keadaan.

"Jungkook? Kau Jungkook, 'kan?"

Jungkook tak menjawab. Digigitinya ujung bibirnya, dapat dirasakannya pula tatapan penuh tanya Somi yang mengarah kepadanya. Jungkook sibuk membolak-balik menu, mengabaikan pertanyaan yang dilontarkan Somi untuknya.

"Yugyeom, temen lo ini punya kuping nggak, sih?" kesal Somi. Dilirik, ditatap, bahkan dipelototi sepertinya tidak mempan untuk makhluk bernama Jeon Jungkook ini. Ck ck ck. Bikin pusing saja.

"Dia emang irit ngomong kalau sama cewek. Maklumin aja," Yugyeom pun melambai-lambaikan tangan kanannya ke atas, memanggil pelayan untuk menuliskan pesanan mereka bertiga.

"Lo yang ngajak dia?" Walau sedang kesal, Somi tetap menelaah buku menu dengan penuh teliti. Setiap makanan yang tersaji dalam bentuk foto begitu menggoda liurnya dan membuatnya sejenak melupakan keberadaan Jungkook yang tak mengucapkan sepatah kata pun sejak tadi.

"Dia yang minta sendiri. Katanya wajib ajak d---, aw!!!" Yugyeom mengaduh keras ketika kakinya diinjak dengan penuh kekuatan oleh Jungkook. Somi yang melihat Yugyeom meringispun semakin kebingungan.

"Jangan dengarkan Yugyeom, dia sedang mengarang cerita." Jungkook menunjuk bagian 'pumpkin seafood ramen' dan pelayan yang setia menunggu di samping meja segera menuliskan pesanannya dengan cekatan.

Somi mengernyitkan dahinya sebelum mengiyakan perkataan Jungkook begitu saja. Smoked Duck Ramen yang terpampang jelas pada buku menu lebih menarik atensi matanya. Jemari lentiknya pun menunjuk bagian tersebut dengan penuh semangat. Sang pelayan yang sudah hapal betul akan gestur yang biasa ditunjukkan pengunjung pada umumnya telaten menuliskan pesanan Somi pada kertas putih kecil.

Our Destiny Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang