Jungkook memandangi gadis dihadapannya dengan raut wajah yang sulit ditebak. Bahkan terlalu sulit bagi seorang pakar ekspresi sekalipun. Masih tetap pada posisinya, kedua tangan yang menopang dagu, pun ia sangat menikmati pemandangan di depannya. Somi, gadis yang mampu membuatnya terbahak, gadis pertama yang mendengarkan langsung gelak tawanya, gadis pertama yang menyaksikan wajahnya yang tak terkontrol akibat tawa, gadis pertama yang beradu debat dengannya, gadis pertama yang mengomentarinya segala macam--dalam hal-hal buruk, gadis pertama yang memanggilnya singa galak, serta gadis pertama yang mampu menghadirkan sensasi aneh pada pangkal perutnya.
Jungkook tak pernah menyangka, bahkan siapa yang akan menyangka, jika dirinya bertemu lagi dengan sosok gadis yang membuatnya gelisah semalaman suntuk?
Tak ada yang pernah menyangka. Maka dari itu, saat iris hitamnya menangkap siluet seorang gadis yang sedang menunggu--entah menunggu siapa, Jungkook tak peduli--di depan gedung agensi temannya, Yugyeom, Jungkook tak pernah berekspektasi lebih jika gadis itu akan menjelma menjadi sosok Somi. Ketika dirinya semakin dekat dengan sang gadis, Jungkook mengira-ngira, apakah scene ini adalah bagian dari halusinasinya. Dan saat gadis itu memulai pembicaraan dengan menanyainya, menggunakan bahasa informal, Jungkook yakin bahwa apa yang disaksikannya bukanlah halusinasi semata. Lidahnya kelu, ingin berujar dua tiga patah kata, ia tak bisa.
Jungkook awalnya terkejut, respirasinya mendadak serasa ingin meledak, cepat-cepat dipalingkan wajahnya, dipandanginya cafe seberang, dipandanginya orang-orang yang berjalan di trotoar, dipandanginya kendaraan yang berlalu-lalang, Jungkook memandangi apa saja yang dapat mengalihkan perhatiannya.
Dan karena gadis itu adalah Somi, Jungkook menjadi peduli. Peduli akan siapa yang ditungguinya. Apakah dirinya? Jungkook tak yakin. Sejak dulu, ia sudah belajar agar tidak terlalu berharap. Bergantung pada harapan adalah kesia-siaan baginya. Lebih baik menunggu tanpa ekspektasi apapun, daripada menunggu dengan ekspektasi yang berlebih, lalu pada akhirnya harus lapang dada ditampar realita. Jungkook tak pantas ditunggui, karena ia bukan laki-laki baik, dirinya selalu menolak setiap wanita yang mencoba mendekatinya, dirinya selalu acuh terhadap wanita, dirinya selalu menjaga jarak dengan wanita. Oleh karena itu Jungkook selalu menganggap dirinya tak pantas.
Tapi, mengapa Jungkook tak bisa begitu saat bersama Somi?
Jungkook membiarkan pikirannya mengambil alih dan mendominasi sikapnya, menjadikan Jungkook sebagai pria dingin yang tak tersentuh. Seperti yang biasa ia lakukan pada wanita lainnya. Namun tak bisa dipungkiri, kali ini, bagian terdalam pada hati Jungkook, mendadak ikut ambil peran. Jungkook yang tak pernah biasa berbincang-bincang dengan wanita, mendadak menjadi sosok super cerewet dan mengesalkan di hadapan Somi. Jungkook sendiri cukup terkejut akan perubahan sikapnya. Tetapi, jauh di dalam lubuk hatinya, ia menikmatinya diam-diam. Ada suatu perasaan aneh yang muncul saat Somi beradu debat dengannya. Jungkook ingin begini, ingin berlama-lama berbicara dengan Somi, oleh karena itu ia terus memancing Somi agar mendebatnya. Jika hyung-hyungnya ada disini, bisa dipastikan mereka semua akan tertawa terbahak-bahak begitu menyaksikan perubahan signifikan pada kepribadian adik kecilnya.
Jungkook sedang kasmaran dan ia tak pernah mau mengakuinya. Jungkook denial terhadap perasaannya sendiri. Bahkan, saat Somi menggenggam tangannya, wajah Jungkook seketika memerah bak tomat, degup jantungnya pun berhantam-hantaman, tetapi Jungkook tetap saja masih tak mau mengakui perasaannya. Oh, dasar Jungkook, laki-laki yang denial.
Jungkook memandangi gadis di hadapannya. Lagi. Sebenarnya Jungkook cukup terkejut akan fakta yang baru diketahuinya tadi, bahwa Somi mengenal Yugyeom, dan Somi yang berada dalam naungan agensi besar. Bolehkah, Jungkook menanya-nanyai Yugyeom tentang Somi nanti? Yugyeom tak akan keberatan, 'kan? Yugyeom tak akan curiga dan menanyainya yang aneh-aneh, 'kan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Destiny
Fanfic• Jeon jungkook, 22 tahun, seorang member boygroup naik daun, BTS, yang digemari banyak wanita --baik dari kalangan wanita biasa maupun kalangan idol lainnya-- , sering mendapat love call namun tak pernah dirinya hiraukan, ambisius, motto hidupnya '...