Disaat murid bersalah disitu guru mengeram, disaat guru yang salah murid hanya bisa terdiam. Murid mah bisa apa?
"Yan, kelas 12 IPA3 nantangin kita basket" ujar Ando dengan suara sedikit meremehkan.
Brian diam tak bergeming mendengarkan celoteh Ando tanpa berpaling dari semangkuk baksonya.
"Katanya 12 IPS1 nggak ada apa - apanya sama kelas mereka" ujar Ando lagi seraya terkekeh.
Ando masih asyik dengan baksonya.
"Padahal tanpa mereka tau tuh, kita udah ngalahin tim Jagoar ya hahahah" Ando kembali berceloteh seraya tertawa.
"Yan,-" saat kembali Ando akan bersuara, Brian tiba - tiba bangkit dari duduknya lalu pergi meninggalkan Ando.
"Ck. Kebiasaan banget" Ando berdecak kesal lalu bangkit menuju kelasnya dengan raut wajah yang lungset.
Sampai di kelas Ando tidak melihat Brian di kursinya. Ah bodo amat. Mau Brian mati sekalian Ando nggak peduli.
Tidak lama guru fisika datang. Namanya Agus. Menurut murid - murid dia itu adalah guru yang sedikit gesrek. Sifat, tingkah laku, dan cara dia berbahasa itu lebih ke bocah - bocahan katanya. Guru itu juga terhitung pelit nilai, dia juga pelit ampunan saat ada murid yang melanggar aturannya. Dengan artian dia akan menghukum muridnya itu sesuai jidatnya sendiri. Kalau salah ya salah, baik itu laki - laki maupun perempuan di mata Agus semua sama.
Agus juga merupakan guru yang tukang modus. Sama guru perempuan yang cantik, janda, kaya, sampai murid - murid perempuannya yang terlihat sedikit mehongpun dia modusin. Dasar tukang modus.
Cara mengajarnyapun seenaknya sendiri. Terkadang malah di tengah - tengah pelajaran ataupun saat ulangan tiba - tiba dia tidur. Astaga! Guru macam apa coba. Murid - muridnya nggak pernah mengerti dengan materi yang disamapaikan. Mereka memilih belajar sendiri atau tanya pada bu Indang guru fisika yang lain. Kenapa juga kelas Brian pak Agus yang ngajar bukannya bu Indang saja. Pantes aja kalo kelas yang diajar pak Agus selalu dibawah peringkat kelas yang diajar bu Indang. Tau gitu, yang disalahkanpun muridnya katanya nggak pernah memperhatikan.
"Kumpulkan semua buku IPA ke depan dan tinggalkan satu buku khusus untuk ulangan." ujar Agus.
"Hah?! Memangnya sekarang ada ulangan pak?" tanya Biska.
"Bukannya minggu lalu sudah ulangan ya pak?" timpal Dian.
"Loh loh? Kalian kok malah komen. Nurut aja kenapa sih? Kelas lain sudah sampai bab selanjutnya. Cuma kelas IPS1 yang belum ulangan." ujarnya tak mau kalah.
"Kenapa dadakan pak? Kemarin kok nggak diumumin?" sahut Andra.
"Kalian tuh ya malah keliatan banget kalo nggak pernah belajar. Catat soalnya!" ujar Agus sengit.
'Aduh modar nih gue, Brian kemana sih? Nggak ada Brian gue nggak bisa ngerjain soal. Njir banget' batin Ando.
ketika Pak Agus akan membacakan soal ulangan tiba - tiba pintu kelas diketuk.
Cklek.. Pintu dibuka dari luar. Brian melongokkan kepalanya ke dalam kelas. Pemandangan pertama yang Brian tangkap yaitu seluruh teman - temannya yang duduk dibangkunya masing - masing dengan rapi tengah mematap ke arah Brian semua. Kemudian Brian menoleh ke arah meja guru dan terdapat Pak Agus yang tengah menatapnya pula.
"Hehe pak maaf dari toilet" ujar Brian sambil menggigit bibir bawahnya. Ia sudah berfirasat buruk saat matanya menangkap sosok Pak Agus.
"Ada yang membawa minum?" ujar Agus kepada teman - teman Brian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Good Bye Nostalgia
Teen FictionBagaimana jadinya jika seorang gadis tak bersalah terjerat dalam suatu masalah? Apa yang akan dilakukan gadis itu saat semuanya telah terbukti? Bagaimana keadaan gadis itu saat ancaman selalu mengintai? Dan adakah sosok penenang untuk gadis itu? Pas...