12.Saudara Baru

17 2 0
                                    

Yang lalu pasti akan berlalu, yang kelam pasti akan tenggelam, kalau kenangan? nggak akan pernah terlupakan.

Brukk..

"Eh jalan pake mata dong!" bentak Resa yang tidak sengaja ditabrak oleh seseorang.

"Ah maaf - maaf kak.. Saya bener - bener nggak sengaja, kakak ada yang sakit?" tanya gadis dengan wajah lugunya.

"Sakit - sakit! Mata lo tuh yang sakit!" bentak Resa lagi kemudian berlalu begitu saja.

Gadis itu menunduk merasa bersalah. Kemudian melanjutkan perjalanannya menuju ruang guru.

Saat melewati sudut dinding tidak sengaja gadis itu bertabrakan lagi dengan seorang cowok. Si cowok dari arah timur si gadis dari arah utara.

Brukk..

Keduanya sama - sama tidak melihat jika didepannya ada orang sehingga terjadi tabrakan lagi bagi gadis itu.

"Eh" gadis itu terkejut. Si cowok tidak kalah terkejut.

"Sory." ujar cowok itu seraya memperhatikan wajah asing gadis itu.

"Saya kak yang maaf, maaf nggak sengaja." ujar gadis itu takut - takut.

"Ya nggak lah kan kita sama - sama nggak tau. Sama - sama nggak liat kalo ada orang. Temboknya ngalangin sih hehe" ujar cowok itu seraya terkekeh.

'Untung aja nggak kena semprot lagi.' batin gadis itu.

"Hmm yaudah saya permisi dulu." pamit gadis itu lalu melanjutkan jalannya sambil menunduk.

'Siapa dia? Kayak wajah asing. Murid baru kali.' batin cowok itu seraya mengedikkan bahu lalu melanjutkan jalannya menuju kelas.

"Brian!!"

Cowok itu menoleh ke sumber suara yang baru saja memanggilnya tanpa berhenti melangkahkan kakinya.

"Awas depan lo!!" teriak Ando memperingati Brian saat Brian akan menabrak tiang koridor.

Dug!!

"Uh!" desis Brian saat jidatnya membentur tiang.

"Bbbrrbb bahahahah!" Ando yang melihat peristiwa itu langsung tertawa terbahak - bahak.

Brian mengelus - elus jidat dengan tangannya. Sekuat tenaga ia kembali menetralkan ekspresi di wajahnya yang terlihat melas.

"Sakit bro? Hahaha" tanya Ando seraya terkekeh.

"Nggak." jawab Brian santai.

"Yang bener.. Hahahah" ejek Ando.

"Hmm" jawab Brian datar.

Ando masih terkekeh.

"Ke kelas duluan! Gue mau ke toilet" ujar Brian lalu berbelok ke arah toilet.

Ando hanya mengedikkan bahu lalu melanjutkan jalannya ke kelas.

"Ah sialan! Sakit banget gilak. Duh memar nggk ya?" ujar Brian di depan kaca toilet seraya memandang jidatnya yang tadi terbentur tiang.

"Sialan banget Andos. Ngomongnya pas gue udah nabrak." gumam Brian dengan wajah yang kesal.

"Kalo benjol gimana ya? Pasti nanti kena ejek nih. Ck!"

"Arrgghh!!" geram Brian kesal.

"Ah bodo amat." ujarnya lalu berjalan keluar meninggalkan toilet.

Sesampainya di kelas, Brian meletakkan ranselnya di kursi samping kursi Ando. Brian tampak memperhatikan Ando yang tengah berseteru dengan Adfa si bunga kelas. Adfa adalah cewek yang paling digemari oleh banyak cowok. Hidung mancung dan lesung pipit di bawah matanya sudah menjadi cirikhas Adfa saat tertawa. Semua orang menyukai itu. Dan rambut yang panjang selalu diurai dengan bando atau pernak pernik lain menambah Adfa tampak lebih feminim. Satu lagi catatan penting. Saat ini Ando sedang mengincarnya wkwk.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 14, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Good Bye NostalgiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang