02.Kenalan

43 5 0
                                    

Tak kenal maka tak sayang, kalo udah kenal berarti udah sayang dong? Hihihi.

Brian berjalan menyusuri koridor Rumah Sakit yang sedikit sepi karena hari juga sudah mulai larut.

Saat Brian tiba di ruang ICU Adel sudah tidak ada. Setelah di tanyakan pada petugas Rumah Sakit ternyata Adel sudah dipindahkan di Kamar pasien.

Kemudian Brian berjalan lagi menuju kamar yang ditempati Adel setelah diberitahu nomor kamarnya oleh petugas RS.

Tiba di depan pintu kamar dengan nomor yang sudah ditentukan petugas RS, Brian berhenti. Dia menghela nafas panjang lalu memutar knot pintu.

"Eh Brian sini sayang!" ujar Indah setelah menyadari kedatangan Brian.

Indah tampak tengah berbincang - bincang dengan seorang wanita paruh baya seusianya.

Kalo Brian tebak dia pasti Ibunya Adel. Dan Adel? Masih terpejam dalam balutan oksigen.

"Jadi ini yang namanya Brian?" tanya wanita itu.

"Benar tante" jawab Brian ragu.

"Sini nak! Maaf Brian tadi saya sedikit kasar waktu di telepon. Saya sangat khawatir dengan keberadaan Adel" jelas wanita itu tampak sedikit tak enak hati.

"Iya tante tidak masalah. Saya bisa mengerti" jawab Brian.

"Saya Liana, bundanya Adel" wanita itu mengulurkan tangannya kepada Brian.

Brian pun menyambut uluran tangan Liana.

"Saya Brian" jawab Brian seraya tersenyum.

Jadi ini wanita yang udah ngelahirin cewek cantik seperti Adel.

"Gimana mah keadaan Adel?" tanya Brian memecah keheningan.

"Alhamdulilah sekarang Adel sudah melewati masa kritisnya. Tapi dia belum sadar. Kata dokter Amira secepatnya dia akan sadar. Kamu jangan khawatir Brian" ujar Indah seraya mengelus kepala Brian.

"Syukurlah.. Oh iya tante ini ponselnya Adel, tadi dicarger dirumah soalnya lowbat" jawab Brian.

"Oh iya terimakasih ya Brian. Em ngomong - ngomong terimakasih juga Brian karna kamu sudah menolong anak saya" ujar Liana.

"Iya tante sama - sama. Emm kalo saya boleh tau sebenarnya Adel itu menderita penyakit apa sih tante? Kok tadi sore kata dokter Amira Adel menderita penyakit serius?" tanya Brian.

"Sebenarnya dia menderita abses hati. Dia tidak boleh kedinginan dan stres. Jika itu terjadi maka penyakitnya akan kambuh. Seperti inilah" ucap Liana prihatin.

"Semoga Adel cepat sembuh ya. Saya turut prihatin" jawab Indah.

"Oh iya, ini nomor telepon saya. Kalau Adel sudah ada perkembangan mbak bisa hubungi saya. Biar saya juga tau kalau Adel sudah baikan" sambung Indah.

"Oh ya.. Pasti saya hubungi" jawab Liana seraya menerima secarik kertas berisikan nomor Indah.

"Yasudah kalo gitu saya pamit ya. Sudah malam juga" ujar Indah lalu bangkit dari sofa yang sedari tadi ia duduki.

"Iya iya.. Terimakasih banyak mbak Indah, Brian. Sekali lagi terimakasih"

"Iya sama - sama tante" jawab Brian.

Kemudian Indah dan Brian keluar dari kamar Adel.

Waktu menunjukkan pukul 11:00. Sejak sepulang dari RS Brian terus memikirkan Adel. Dia bingung dengan pikirannya sendiri. Dia memikirkan Adel karena Adel sakit atau karna Adel cantik? Entahlah Brian pusing.

Good Bye NostalgiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang