05.Pria Itu Datang(lagi)

20 5 0
                                    

Yang aku butuhkan saat ini adalah ketenangan. Sudah itu saja.

"Astaga! Sorry Del" jawab Brian tidak enak.

"Santai aja" ujar Adel seraya tersenyum.

"Lo udah sembuh Del?" ujar Brian memulai topik pembicaraan.

"Ya gini deh, kadang masih pusing. Tapi sekarang lagi nggak"

"Yaudah, semoga jangan" ujar Brian seraya tersenyum. Manis. Adel baru sadar kalo ternyata Brian memiliki lesung kecil di kedua pipinya. Nggak dalem sih, tapi masih keliatan.

Manis, sedikit. Tapi masih standar wajah cowok ganteng biasa. Nggak wuah maksudnya. Soalnya mantan - mantannya Adel dulu wuah - wuah. Ya bukan karna Adel pacaran dengan mereka karna wajah gantengnya saja. Karna mereka merupakan tipe Adel. Mulai dari sifat dan wajah mantan Adel semua sama. Kalo kekurangannya yang beda - beda.

"Mbok!! Minta tolong buatin minum!!" teriak Adel dan kemudian di jawab orang yang dipanggil mbok itu oleh Adel dari dalam.

"Mbok? Siapa?" tanya Brian.

"Mbok Mira namanya. Asisten rumah tangga bunda. Kami sekeluarga sudah sangat akrab dengannya. Sudah dari zaman sebelum gue diciptain dia udah kerja disini" ujar Adel dengan kekehannya.

"Hahaha bagus deh. Jangan buat dia nggak krasan ya Del hehe"

"Apaan lo tuh. Nggaklah, gue nganggep dia udah seperti keluarga sendiri. Gue bakalan rindu saat dia pulang kampung. Mbok Mira udah ngukir kenangan indah banget di rumah ini. Gue sayang banget tau sama dia." ujar Adel panjang lebar.

Brian manggut - manggut mendengar tuturan Adel.

"Kalo sama gue sayang nggak?" ceplos Brian.

"Kenal juga baru, udah minta di sayang aja hahaha" jawab Adel sambil ketawa.

"Katanya kalo tak kenal maka tak sayang. Kan lo udah kenal, berarti udah sayang dong hahaha"

"Kenalnya kan baru haha"

"Berarti sayangnya juga baru hahah"

Kemudian tawa mereka pecah. Disini Brian mulai mengenal sosok Adel. Ya meski baru kenal selama dua hari. Tapi Brian udah bisa nyimpulin kalo Adel itu cewek yang periang. Tanpa Brian tau hari - hari Adel selalu ada air mata.

Entah kenapa Adel juga menyadari kalo dirinya ternyata bisa tertawa. Adel jadi takut jika nanti setelah ini Adel akan menangis lagi.

Adel menyudahi tawanya ketika mbok Mira datang dengan membawa minuman dan makanan cemilan.

"Aduh tumben sekali non ketawa gitu" ujar mbok Mira ketika mendapati Adel tengah tertawa bersama Brian.

"Mbok" ujar Adel lembut seperti mengisyaratkan sesuatu. Tapi ya dasar mbok Miranya nggak peka.

"Masnya sering - sering aja datang kesini kalo non Adelnya jadi bisa ketawa terus seperti itu." mbok Mira malah menambahkan kalimat yang mungkin Adel tidak mengizinkannya jika diucapkan.

"Apaan sih mbok" ujar Adel cemberut. Tapi tetap dengan nada halus.

Brian hanya tertawa menanggapi ucapan mbok Mira. Kemuadian mbok Mira masuk lagi kedalam dapur.

"Emang kamu nggak pernah ketawa ya Del? Sampe segitunya mbok Mira seneng liat lo ketawa" ujar Brian masih dengan sisa tawanya.

"Hmm.." Adel hanya bergumam lalu tersenyum. Mengingat hidupnya yang miris itu.

           🌷🌷🌷

Kini Adel tengah duduk dikursi santai yang disediakan di balkon kamarnya, dengan secangkir teh yang tadi dibuatkan oleh mbok Mira. Adel menyesap teh itu, lalu menengguknya sekali. Terasa hangat menyusuri dadanya dan masuk ke saluran lambung dengan sempurna.

Good Bye NostalgiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang