🍃 Part 33 : Menuju Halal

1K 53 0
                                    

Aku pun memberanikan diri bersuara,

"Kenapa waktu saya bertunangan dengan orang lain, mas tidak datang?"

Mengetahui umurnya 4 tahun diatasku, aku mengganti sebutanku untuknya -mas.

"Hah... bertunangan? Nai sudah bertunangan?" tanyanya.

Aku mengangguk.

"Benarkah? Saya tidak tau kalau kamu sudah bertunanganan."

Plak...!!

"Uh kalaaah..." Balqis tiba-tiba memukul meja di depanku sontak membuatku kaget.

"Eh... eh maaf kak Nai. Hihii...ini Balqis kalah main game Mobile Legend-"

"Kakak nolak kak Eri yah? Yaah... kasian kak Eri bakal jadi jomblo karatan, ahahaha," gelak Balqis yang dibalas cubitan kecil kakaknya.

Aku merasa ingin tertawa melihat tingkah konyol Balqis, dia sangat mirip Fatiyah.

"Auh sakiit kak..emang iya kok," ringis Balqis yang kemudian menggeser sedikit kursinya agak jauh dari Heri dan melanjutkan gamenya.

"Sudah-sudah," ucapku menengahi.

"Saya mantan tunangan orang, tidak jadi menikah dan mas tidak perlu tahu alasan dibalik itu. Saya juga sudah mengikhlaskan semuanya. Kalau betul ini atas permintaan kedua orang tua kita, saya setuju aja. Tolong bantu saya untuk berhijrah, tolong bantu saya memperbaiki niat saya kembali dan segalanya. Jujur saja, bahkan surat yang mas kasih kemarin sangat mengembalikan semangat saya," lanjutku.

"In syaa Allah Nai. Saya akan bantu kamu. Jangan khawatir. Juga setelah ini, kamu tidak perlu lagi bekerja di toko itu. Oiya, boleh saya minta kontak dan alamat wali kamu? Saya akan datang bersama kedua orang tua saya."

"Alhamdulillah..." lagi-lagi usil Balqis, ia bersuara tapi tak sedikitpun berubah posisi duduknya yang sedang asik bermain game.

Heri hanya menggeleng-geleng kepala melihat tindakan adiknya, sedangkan aku hanya tersenyum melihat tingkah keduanya.

"Ya Allah...inikah yang Kau maksud hikmah? Inikah yang lebih baik untukku?"

____🍃
to be continue

Dear readers 😊 : If you're enjoying this story, please don't forget to VOTE, COMMENT and ADD (+) it to your reading lists. Thank you

Cerpen | Juang Si Gadis BerniqabTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang