1. Delano Raditya

697 47 9
                                    

"DELAN!"

"SINI KAMU!!"

"Ampun Pak Aryo, saya bakalan masuk kelas," ucap Delan memelas setelah kerah seragamnya ditarik Pak Aryo.

"Kamu mau kemana?! Bel masuknya sudah dari tadi, kamu masih keluyuran keluar kelas?!"

"S..saya mau... ke kamar mandi pak!" jawab Delan meringis namun langsung dapat delikan dari Pak Aryo.

"Kamu mau bohongin saya ya?! Kamar mandinya ada di sebelah sana! Emang kamu mau ke kamar mandi perempuan?!" sergah Pak Aryo masih tersulut emosi.

"Emang iya," jawab Delan yang berhasil terlepas dari Pak Aryo dan langsung kabur.

"DELAN! AWAS KAMU YA!" Pak Aryo mengejar Delan namun tidak kuat lagi karena tenaganya yang sudah habis setelah memarahi Delan tadi.

***

"Woy Lan! Darimana aja lo! Gara-gara lo, gue tadi dimarahin Bu Nurul!" protes Rio saat Delan baru saja duduk di bangku kantin.

"Cari angin." jawab Delan santai.

"Bu Nurul bilang, kalau gue gak tanggung jawab jadi temen, karena gue gak tau lo dimana. Yeuu emang dikira gue emak lo apa?! Lagian temen lo juga banyak, tapi kenapa harus gue yang kena marah?! Gue rasa Bu Nurul punya dendam deh sama gue, masa setiap lo gak ada di kelas gue yang selalu dimarahin," cerocos Rio yang langsung mendapat jitakan dari Baim.

"Gimana guru gak dendam sama lo, lo aja gak pernah ngumpulin tugas sama tidur mulu di kelas. Trus lo itu juga temen sebangkunya Delan," ceramah Baim.

"Bener tuh! Lo emang harus tanggung jawab kalau temen sebangku lo gak ada di bangkunya. Masa Bu Nurul mau marahin anak yang gak tau apa-apa," sambung Aldi membuat Rio mendelik kesal.

"Lo semua kok pada nyalahmpph-" ucapan Rio terpotong karena Baim yang tiba-tiba memasukkan roti ke dalam mulut Rio.

Delan terkekeh sambil menggeleng-gelengkan kepalanya melihat kelakuan teman-temannya. Saat Delan tengah memakan nasi gorengnya, di koridor sekolah terdengar keributan sehingga membuat seisi kantin melihat ke arah koridor. Delan dan teman-temannya penasaran siapa yang membuat keributan itu.

"Siapa?" Tanya Delan kepada Baim. Baim menjawab dengan mengedikkan bahunya.

"Vano mana im?" Tanya Delan lagi karena tidak melihat Vano mulai bel istirahat.

"Katanya sih mau ke kelasnya si Caca primadona itu tuh," jawab Baim membuat Delan menoleh dengan tatapan bingung.

"KALO LO GAK SUKA SAMA GUE BILANG!" suara keributan di koridor semakin menjadi jadi. Banyak siswa-siswi yang menonton perkelahian itu sambil memberi sorakan. Delan yang semakin penasaran pun segera mendekati kerumunan itu. Saat Delan sudah berhasil memasuki kerumunan itu, Delan melihat Vano dipukuli oleh kakak kelas. Delan tidak terima kalau temannya dipukuli. Delan langsung menendang badan kakak kelas itu sehingga membuatnya mundur menjauh dari Vano.

"APA-APAAN LO?! GAK USAH IKUT CAMPUR LO!" kakak kelas yang bernama Dika itu pun tidak terima dan langsung melayangkan pukulan kepada Delan. Perkelahian antara Delan dan Dika pun terjadi. Aldi yang baru datang pun membawa Vano menjauh dari kerumunan. Sedangkan Baim dan Rio melerai Delan dan Dika. Perkelahian itu berhenti karena leraian Baim dan Rio serta teman-teman Dika.

"Nama lo Delan kan?! Anak kelas XI IPS 2 yang sok jadi pahlawan itu?!" dengan nafas yang masih terengah-engah, Dika mencoba memukul Delan lagi tapi ditahan oleh temannya.

"AWAS LO! KALO BERANI, NTAR PULANG SEKOLAH DUEL SAMA GUE DI BELAKANG SEKOLAH! KALO LO GAK DATENG, DASAR PENGECUT LO!" ucap Dika yang masih emosi sedangkan Delan yang sudah pergi meninggalkan Dika.

"Lo ntar dateng Lan?" Tanya Vano yang masih memegangi sudut bibirnya yang berdarah.

"Hmm." Delan membalas dengan deheman namun tatapannya yang masih melihat keluar kelas.

"Mending gak usah Lan, lo jangan cari masalah sama tuh orang. Gue tadi aja gak sengaja nyenggol tangannya pas di kelasnya Caca. Trus hpnya jatuh, gue udah minta maaf trus gue pergi, eh pas lagi enak-enak jalan malah diajak ribut," jelas Vano kesal.

"Gue harus dateng, gue gak mau kalau gue dibilang pengecut dan harga diri kita diinjek-injek." Delan menatap tajam teman-temannya.

"Ini yang baru namanya Delan," ucap Baim sambil menepuk pundak Delan.

"Emang selama ini nama gue bukan Delan?" Delan memutar matanya malas.

.

.

.

.

.

Part pertama akhirnya publish juga:)

Dibaca ya guys, vote dan komen juga. O ya jangan lupa follow.

Masih ada typo dan rada ga nyambung. Maaf😆 maklum masih pemula

ADELANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang