one fine day

1.9K 216 33
                                    


Beberapa minggu kemudian, keadaan sudah kembali normal.

Setelah cukup menjalani beberapa terapi, Yujin kini sudah diperbolehkan melakukan aktivitas seperti biasanya.

Yujin kembali bersekolah dan mendapat sambutan yang positif dari teman-teman yang sudah merindukannya. Hanya saja Yujin kaki Yujin belum sepenuhnya sembuh, namun itu bukan menjadi suatu halangan yang besar.


Anak-anak kelas dua belas juga sudah sukses melewati Ujian Nasional, mereka hanya tinggal menunggu hasil ujian dan menghitung hari mereka akan wisuda lalu lulus secara resmi, sambil mempersiapkan diri menghadapi ujian masuk perguruan tinggi negeri nantinya.








Hujan deras pagi ini membuat hawa menjadi lebih dingin dari biasanya.
Bahkan hoodie milik Yujin yang Minju pakai, tetap terasa tidak cukup untuk melindungi tubuh dari serangan dingin.


Alhasil, selama di perjalanan mengantar Yujin ke sekolah, setiap di lampu merah Minju selalu curi-curi kesempatan buat bisa ndusel-ndusel ke Yujin, mencari ekstra kehangatan, katanya.


Membuat Yujin yang sedang sarapan dengan nasi omelet buatan Minju itu gemes sendiri. Mungkin kalo Yujin yang menyetir, bisa jadi Minju bakal nyender mulu sampai tiba di sekolah.


"Emang kamu mau sekalian ngapain?" Tanya Yujin mengingat anak kelas dua belas kini harusnya sudah free, tapi Minju sekarang nganterin Yujin lengkap dengan seragam putih abu-abunya.


"Sekalian ambil yearbook."



"Loh udah jadi?" Kata Yujin sambil mengganti lagu di mobil menjadi Midsummer Madness dari iphonenya.


Kalo Minju yang menyetir seperti ini, otomatis Yujin akan menguasai playlist lagu yang dimainkan, yang artinya akan banyak terdengar lagu ber-genre rap dan hip-hop yang tidak terlalu Minju mengerti.


"Udah katanya."



"Ohh."







•••







Berhubung hari ini adalah hari terakhir sebelum ujian kenaikan kelas dilaksanakan, maka seharian ini murid-murid hanya disibukkan dengan bersih-bersih kelas. Selain itu beberapa anak juga disibukkan mengumpulkan tugas susulan bagi mereka yang belum tuntas, seperti Yujin contohnya.



Tugas-tugas itu memisahkan Yujin dari Yena dan Sakura yang tidak bisa kabur dari jangkauan ketua kelas, membuat mereka terpaksa ikutan bersih-bersih.


Karena Yujin tidak perlu capek-capek ikutan kerja bakti, jadi sekarang dia bisa dengan santainya pergi ke kantin, menyusul Minju yang sudah berada disana duluan.


Di perjalanan Yujin melewati ruang basket yang kebetulan pintunya terbuka.



"Ryujin?" Panggil Yujin saat melihat junior andalannya di dalam ruang basket seorang diri, "Lo ngapain?"


Ryujin menoleh dan langsung melemparkan senyum ramah kepada senior yang kini sedang berdiri menyender di pintu.


"Eh Kak, ini gue lagi bersihin beberapa trophy lama doang kok." Kata Ryujin sambil mengelap sebuah piala di tangannya, lalu menaruhnya kembali di dalam rak berisikan piala-piala kejuaraan basket lainnya.



Yujin menghela nafasnya.



Ia berjalan mendekat ke Ryujin, "Harusnya kemaren bisa nambah satu."




bittersweetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang