Minju menatap Yujin yang terbaring lemah di ranjang rumah sakit. Kekasihnya itu masih belum sadar setelah melewati masa kritisnya.
Yujin diduga hampir overdosis obat penenang yang diam-diam ia konsumsi. Jika tadi Minju, Yena, dan Kkura terlambat sedikit saja membawa Yujin ke rumah sakit, mungkin nyawa Yujin tidak akan tertolong.
Sampai saat ini Minju masih setia berada di samping Yujin. Yena dan Sakura memutuskan pulang duluan untuk ganti seragam dan mengambil beberapa pakaian untuk Yujin.
Tangan Minju tak pernah lepas menggengam sebelah tangan Yujin. Matanya yang sembab terus memandang wajah pucat Yujin, tak berhenti berharap Yujin segera membuka matanya.
Tak pernah sekali pun melintas dipikiran Minju, Yujin akan melakukan hal seperti ini.
Yang Minju tahu, Yujin adalah sosok yang selalu riang, yang hampir setiap saat selalu terlihat baik-baik saja.
Tapi siapa yang menyangka, ternyata dibalik itu semua Yujin memiliki mental ilness yang termasuk parah. Dan Ia melewati serta menyimpan semuanya itu sendirian.
Minju ingin marah rasanya, entah itu ke Yujin atau ke dirinya sendiri. Yujin yang terlalu pandai menyembunyikan atau Minju yang terlalu bodoh untuk menyadarinya?
Mengapa Yujin tidak pernah memberitahunya tentang ini semua?
Perkataan Yena tadi siang di mobil kembali berputar di otak Minju.
"Yujin itu dulu punya anxiety parah. Dia kalo udah down gini, pasti overthinking."
"Gue cuma khawatir dia sekarang kumat lagi."
Minju merasa tertampar keras. Harusnya Minju tidak membiarkan kekasihnya itu melewati ini semua sendirian.
Tangan Minju beralih mengelus dahi Yujin dengan lembut, lalu Minju sedikit bangkit untuk mengecupnya.
"I love you." :')
•••
Keesokkan harinya, hari terakhir ujian sekolah berhasil Minju lewati dengan lancar. Walaulun dengan kondisi yang bisa dibilang kurang fit, karena kejadian kemarin. Apalagi dari tadi pagi Minju menjadi pusat perhatian murid-murid, menyebabkan moodnya menurun.
Iya. Berita tentang Yujin memang sudah menyebar. Nggak heran sekarang jadi hot topic pembicaraan di sekolah.
Untungnya, masih banyak teman-teman mengerti keadaan Minju. Ada yang ketika berpapasan memberinya semangat, ada juga yang sesekali menanyakan kabar Yujin, bukan hanya sekedar kepo belaka.
Setelah keluar ruang ujian, Minju langsung buru-buru cabut ke rumah sakit.
Begitu Minju membuka pintu ruang rawat Yujin, ia melihat pemandangan yang membuat hatinya menghangat.
Yujinnya sudah sadar. Dan kini dengan wajah pucat seperti tanpa dosa sedang asik menonton ftv.
Kemudian tatapan mereka bertemu. Ini kali pertama mereka kembali bertatap setelah kejadian kemarin.Yujin yang masih terlihat pucat itu menadak speechless, kata-kata yang sudah ia siapkan dengan rapi sebelumnya, hilang entah kemana.
Minju melangkah mendekat, membuat Yujin menegakkan badannya; deg-degan. Apalagi saat melihat mata Minju mulai berair.
"Min–"
KAMU SEDANG MEMBACA
bittersweet
Fanfictionbittersweet • /ˌbɪt̬·ərˈswit/ (adj.) containing a mixture of sadness and happiness.