Bab-2*-Diarasya Yoshirena

18 4 1
                                    

"Brukk " Yoshi merebahkan tubuh mungilnya di atas Kasurnya masih dengan seragam putih biru miliknya, ia menghela nafas dengan berat nampak nya ia kelelahan sepulang dari kerja, hari ini ia mendapat jatah sift malam dan setiap akhir pekan apa lagi malam minggu pasti toko sangat ramai, meskipun dia bukan karyawan tetap di situ melainkan SPG cosmetics yang menyewa tempat di situ, tapi ia tak segan membantu karyawan lain. Baru saja ia memejamkan matanya ia teringat dirinya belum membeli makan malam, padahal dia harus minum obat, maklum lah peraturan di tempat nya bekerja tidak boleh makan, untungnya kontrakan miliknya tak jauh dari tempat kerjanya juga pusat kota, jadi cukup menyusuri gang kecil ia sudah sampai di jalan poros yang penuh pedagang nasi goreng, sate, dll. Yoshi bergegas ia menyambar jaketnya dan Berlari keluar, dengan sedikit nekat ia berlari kecil menyusuri lorong
🍑🍑🍑

Sudah satu jam Yoshi duduk di pinggir trotoar, entah lah, rasanya ia malas untuk pulang, malas kalo ibu kos nya yang bawel belum tidur lantas memarahinya karena ketahuan keluar malam seperti tempo hari, ya walaupun hanya sekedar membeli makan.untungnya malam itu malam minggu jadi meskipun malam masih amat sangat ramai, ia memotret gemerlap lampu kota malam itu dan di buat story wa nya. tak lama terdengar notif pesan masuk
Galih
[ eh lagi di mana neng?]

Yoshi pun terkejut, ia tak menyangka galih karyawan toko tempat baru nya menetap sekarang komentar di foto yang baru di postingnya, secepatnya dia memberi tahu keberadaannya
"lumayan nambah kawan" batinnya, ya dia memang sangat hummble,sifat sifat nya mirip dengan Rahkanu itu sebabnya Ia merasa sangat cocok dengan Rahkanu meski tidak separah Rahkanu.

Tak lama Galih pun datang membawa helm di tangan "ayok jalan, belum pernah keliling kan" ajak Galih
"Boleh, tapi jangan lama ya, jam 11 harus udah pulang" jawab nya
"Siap, pakai dulu nih helm nya" Galih menyodorkan helm warna biru yang ternyata sangat longgar di kepala Yoshi. Malam itu merekapun berkeliling dan saling mengakrabkan diri satu sama lain.
🍑🍑🍑
Paginya Yoshi seakan tak dapat membuka matanya, sepertinya kondisinya memburuk setelah semalam terkena angin malam, maklum lah dari kecil Yoshi sakit sakit an, apalagi kini ia tengah sakit cukup parah dan sering kambuh bahkan bolak balik keluar masuk Rumah sakit tapi belum di ketahui juga apa penyakitnya. ia pun harus cek up dua kali seminggu, namun demikian ia tak pernah memberitahu keluarganya di kampung, alasannya cukup kuat ia tak mau membuat keluarganya khawatir terutama sang Ibu meskipun kawan kawan sering mendesaknya untuk membicarakan penyakitnya kepada keluarga nya karena kondisi nya yang semakin lama semakin memburuk, tapi bukan Yoshi namanya kalo menurut, selama ini iya mengurus dirinya dan penyakitnya sendiri dengan uang tabunganya, jika dalam kondisi kambuh mungkin ia hanya memanggil Yovana, Sahabat masa SMA nya yang kebetulan kini tinggal di kota itu, atau Juna, Dokter yang menangani nya sejak ia pindah di situ. Itulah Yoshi meskipun ia mungil, manja dan Usil tapi ia mandiri dan selalu sungkan merepotkan orang lain termasuk keluarganya.

🍑🍑🍑

Siang harinya, ia mendengar suara ketukan pintu, Yoshi pun terbangun dan menuju pintu dengan terhuyung, "Mungkin Yovana atau Galih" Tutur nya dalam hati, maklum lah hanya dua orang itu yang akrab baginya, Saat pintu terbuka ia sedikit terkejut
"Ada apa mas?"
"katanya kamu sakit"
"iyaa"
"ini ada bubur, dimakan terus minum obat, yaudah lanjutin istirahat nya lagi" katanya sembari menyodorkan putih bungkusan
"makasih ya" balas yoshi
"oke, aku masuk dulu" sembari berlalu.
astaga, Yoshi pun baru sadar kalo ia belum tau nama lelaki itu yang jelas ia hanya tau dia juga salah satu karyawan di tempat nya bekerja, tapi ia percaya lelaki itu baik. ia pun menutup pintunya dan masuk kembali
🍑🍑🍑

Malam nya Yoshi masih terbaring lemah, ia masih enggan mencari makan di luar tiba-tiba denting notif WhatsApp nya

0822xxxxxx
[Dek, kata yovan kamu sakit ya? ]

nomor baru tidak di kenal, tanpa pikir panjang Yoshi pun langsung menelpon.
"Maaf siapa?" Tanya Yoshi ketika telvonnya di angkat
"Ini Yusuf dek, kawan pacarnya yovana di variasi yang ngawani adek malem tu nyari tikar" jelas pria bersuara berat di ujung telpon
"Oh, Abang, ado apo bang" Jawab Yoshi sembari mengingat-ngingat sosok yang pada malam Pertama dia datang ke kota itu menemaninya mencari tikar untuk alas tidurnya karena sudah terlalu malam mencari kasur, Sebenarnya sejak awal Yoshi risih dengan penampilan pria yang ia ingat itu, sangat berantakan, namun Yoshi sangat tidak enakan dan paling anti di sebut sombong, malam itu ia berupaya seramah mungkin terlebih setelah pria bernama Yusuf itu menawarkan diri untuk mengantarnya mencari tikar di tengah malam yang gerimis saat Yovana sibuk berbincang dengan Mail, pacarnya.
"hello dek" panggilan Yusuf lantas memecah lamunan Yoshi
"I.. iya bang, kenapa?"
"Maaf ya dek, abang idak gentle dak langsung minta ke adek langsung kemarin" akunya
"Hahaha tak ape bang" Yoshi tertawa
"Katanya adek sakit yo, boleh abang jenguk?"
"Aduh maaf nian yo bang, di kontrakan ku gak terima tamu cowok" tutur yoshi meniru apa yang di ucap ibu kos nya tempo hari

"Oh iya, gakpapa dek, kalo gitu abang antar makan aja ya adek belum maan kan malam ini?" Yusuf coba mencari alesan agar tetap bertemu

"gak perlu bang, Yoshi nanti beli sendiri aja toh nggak jauh kok" kilahnya ia hanya malas meladeni begitu banyak pria yang baginya hanya menambah kepala nya pusing, Kecuali Rahkanu

"Dak repot kok, lagian adek masih sakit" bantahnya

"Iyaudah bang, makasih sebelumnya tapi Yoshi cuma bisa nemui di depan gerbang aja ya bang"

"Iya dek, Yaudah abang otewe dulu"

.....

tak lama deru suara motor vespa pun terdengar memecah sunyi malam itu,
Segera Yoshi berlari melalui gerbang dan memberi isyarat pada pengendara vespa yang yang tak lain adalah Yusuf, untunglah ia ingat ciri motor Yusuf yang pernah di lihatnya kala itu di toko variasi.
"Bang" Sapanya
"Iya dek"
"Maaf yo bang jangan lama-lama takutnya ibu kos ku bangun" Yoshi beralasan, sebenarnya dia hanya malas berlama-lama dengan Pria itu
"Oh, iya dek, ini di maka ya" menyodorkan kotak nasi dan bungkusan
"Banyak sekali bang" netra Yoshi membulat sempurna
"Buat stok kalau nanti malam lapar lagi" Jawab nya sembari menampakkan deretan gigi nya di gelap malam
"Yaudah Yoshi masuk ya bang, sekali lagi makasih, hati-hati" Yoshi kembali berbasa-basi, ia memang paling tidak enakan orang nya
"Oke dek, kalo butuh apa-apa bisa kabari abang" Pria itu pun mengengkol kendaraannya dan berlalu.
"Heum pasti ada maunya" Gumam Yoshi sembari menaruh pemberian pria tadi. Ia kembali merebahkan tubuh nya yang masih lemas di peraduan.

Ya, itulah beberapa laki-laki yang begitu baik kepada Yoshi di antara sederet lainnya . namun entah Yoshi yang terlalu negatif thinking yang jelas baginya semuanya sama, tak ada yang tulus pasti memiliki maksud terselubung tapi ia tak begitu menghiraukan nya, selagi tak menjahatiku.. pikir nya

📌060319

Trust AgreementTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang