Bab 8 - Di bawah sinar sang rembulan-

2 1 0
                                    

"Aaaaaaaaa " suara Yoshi menyadarkan Agdi, iapun segera membuka matanya.

"Ini???" Masih dengan muka bingung dan gugup.

"Makan" Perintah Yoshi lembut

Agdi pun membuka mulut nya, dan Yoshi segera memasukan suapan Gulalinya ke dalam mulut pria itu.

"Manis gak?" Ujarnya kemudian.

"Iya, manis"

Tapi coba rasain dengan penghayatan, akhirnya ada pahit nya gak?

"Iya, ada " Ia mengecap mulut nya

"Sama kayak mantan" kata Yoshi sambil tersenyum tipis.

Agdi hanya terdiam belum mengerti.

"Mantan itu ibarat Gulali, Terlihat menarik, Pernah buat manis hidup kita tapi gak selamanya, Cuma sekejap terus hilang tak berbekas. Jika terlalu kita rasakan meninggalkan kepahitan pada akhirnya" Ia menatap lekat mata coklat itu di bawah sinar rembulan. malam.

"Iya kamu bener, kayak Gulali" Agdi membalas senyuman itu seolah setuju.

"Jadi gak perlu terlalu di risauin lagi ya" Cengirnya.

"Iya" Jawabnya sembari merebahkan tubuhnya di rerumputan dengan tangan sebagai bantal.

"Bulannya!" Yoshi berseru ketika menatap langit di atasnya.

Ia menoleh karena tidak ada respond, dan melihat lawan bicaranya sudah terbaring dan memejamkan matanya.

Ia pun akhirnya ikut merebahkan diri, setelah melihat rumput di belakangnya bersih.

Ia terus menatap langit yang malam itu di temani sang rembulan dan bintang yang berserakan.

Seketika hatinya menghangat, Ini ada lah moment yang di mimpikan dirinya dan Rahkanu dulu, tiduran di atas rerumputan berdua melihat jutaan bintang dan sang dewi rembulan.

Tapi kini? Ia justru melakukan nya bersama orang lain yang tak lain sahabat Rahkanu sendiri.

Ia menoleh kan kepalanya ke kanan, dan "Rahkanu?" batinnya.

Pria itu sedang memiringkan wajah nya tepat di hadapan Yoshi, Menatapnya intens dengan senyuman manisnya, Yoshi sempat terpana dan tak mampu bergerak sedikitpun bahkan nafasnya serasa berhenti, darahnya berdesir.

Mungkin kah ini? Mungkin kah rahka datang untuk menemuinya dan mewujudkan angan kita berdua.

Namun sepersekian detik kemudian ia tersadar dan terkejut

"Agdi?!" Pekiknya tertahan.

Ia langsung serta-merta bangkit duduk.

Melihat hal itu sontak Agdi pun terbangun.

"Kenap-" Belum juga Ia menyelesaikan pertanyaannya, Gadis itu terperosot kebawah akibat letak duduk yang tidak sempat memilih, Rumput tersebut memang licin apabila di posisi tanah yg miring.

Ya, mereka memang berada di tepian halaman Bangunan tua itu yg cukup tinggi dan curam ke bawahnya.

Yoshi menggenggam sekenanya, dan berhasil, namun ia tetap kesulitan untuk naik karna medan yang curam.
Tapi ia tertawa lepas, antara malu dan merasa konyol.

"Sini aku bantu! ". Agdi mengulurkan tangannya dan tersenyum.

Meskipun tengsin Yoshi menyambut tawaran Agdi dan menggenggam tanggannya.

Agdi pun menarik nya ke atas. ternyata juga gak mudah, karna terlalu curam, justru dia yang hampir kebawa kebawah, terpaksa ia juga memegangi rumput di satu tangannya yang lain agar tidak ikutan jatuh.

Trust AgreementTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang