prolog

30 9 18
                                    

Yoshi menangis sembari menggerak gerak kan layar ponsel nya, mencari nomor yang selalu di hubunginya.

tak lama kemudian ia telah menghubungi seseorang.

...
memanggil... Aa DONAT 📞
...
Dan terdengarlah jawaban dari seberang sana.

"Assalamualaikum neng, ada apa? " terdengar suara lembut seorang pria dari speaker ponselnya.

"Wa..alaikum sa.. lam a" jawab yoshi masih dengan iringan isak tangis.

seketika suara pria di ponselnya meninggi "Neng, kenapa lagi?" tanya pria itu khawatir.

"Emhh.. emhh " Yoshi terbata, hati nya sesak tapi ia takut mengutarakan isi hatinya kala itu, takut menyakiti hati pria yang tak lain ada lah kekasihnya kini.

"Kenapa neng? jangan diem aja" tanya nya lagi
"Neng keinget lagi a sama..." yoshi tak melanjutkan bicaranya tapi pria itu paham siapa yang di maksud pacarnya itu, dan tentu saja bukan dirinya.

ia mendengus pelan. "Udah neng bawa aktivitas gih, entar juga lupa" pintanya sabar.

"nggak a, kali ini lain, kali ini neng gak kuat, nggak bisa tahan, neng rindu dia a!! " dengan nada ngotot dan tangis yang menjadi.

"trus buat apa dong ada pacar kalo masih kangen masa lalu? " timpal pria itu ingin berniat menggoda kekasihnya yg sedang menangis.

tapi Yoshi malah tertegun, kaget dengan cletukan kekasihnya yang tak biasa.

"Apa emang pertanyaan itu dari hatinya? " batin yoshi.

Kini air matanya kian deras membasahi pipi cubby nya bercampur rasa bersalah juga ketidak berdayaan akan pengendalian perasaannya sendiri.

"Yaudah kalo gitu mending gak usah punya sekalian aja! "

sontak sang pria pun terkaget "Eh kok gitu bilangnya?".

"iya kelihatannya Aa' udah capek ngadepin sikap aku, sebenernya aku juga gak mau kayak gini, aku udah coba tahan tapi nggak bisa" balas Yoshi masih di iringi tangis.

"Aku tau Aa' sikap aku ini nyakitin kamu selama ini, aku egois, tapi aku bisa apa, aku kalah dengan hatiku sendiri" sambungnya.

"Nggk papa sayang, aa' ngerti kamu, lagian aa' udah bilang dari awal aa' nerima kamu dan siap dengan segala resikonya" kata pria bermata coklat bernama Adgi itu di dalam ponselnya.

"Kali ini aku beneran nyerah a!! " Yoshi masih kekeh dengan argumennya.

"terus kamu mau apa? nyerah? setelah sejauh ini? setelah sebesar ini perjuangan kita? pengorbanan aa ninggalin semua nya demi neng? aa lihat kemarin kamu mulai berhasil neng, udah gak sedih lagi, udah bisa sayang sama aa', udah mau cinta sama aa', sekarang mau nyerah gitu aja? mau mulai dari awal lagi? galau berat lagi? Aa gak mau lagi lihat neng sedih lagi! " jawabnya lembut tapi tegas.

"Tap-..." omongan Yoshi lantas di putus.

"Sudah lah, gak perlu pake tapi, moveon itu emang gak mudah kok,kalo nggak kuat istirahat aja sebentar,kumpulin kekuatan, terus jalan lagi, nggak perlu balik lagi ke belakang kan" tegas Adgi.

Yoshi masih terdiam dan terisak.

Adgi terdengar menghela nafas yang berat di sana sebelum  melanjutkan bicaranya.

"Lain kali kalo rindu dia cepetan ngomong jangan di tahan biar gak jadi sakit, lagian Aa' kan jadi bisa nemuin terus nemenin eneng seharian jadi nggak perlu sedih sedihan gini".

"Iya a', neng coba, aa masih sabar kan?" Yoshi meluluh.
"Selalu, selalu neng, udah sekarang lap air matanya terus senyum"

gadis itu hanya membalas nya dengan suara senyuman kecil.

"Masih mau nih ninggalin aa? aa sedih loh" Suaranya di buat buat melow dan mencebik.

"Nggakkk.. nggak mau" rengek yoshi.

"Aa sih bilang gitu tadi" imbuhnya

"Bilang apa?"

"Bilang katanya buat apa ada pacar tapi masih inget mantan, aku pikir pikir omongan aa emang bener"

"Ih, aa kan cuma bercandain eneng, gak tau kalo respond nya di luar dugaan aa, sensi amat, kenapa? kangen ya. besok aa kesana ya, kita main seharian" Adgi paling tau cara menghibur Yoshi.

"Mau kemana?"

"Lihat aja besok"

"Ih"

"Udah mandi sana"
"Iya bawel"

"aa' tutup yaa, mau mandi, kamu juga mandi, bau kambing tuh!".

"Huh enak aja, aa tu yang jorok kayak kerbau!" balas yoshi tak terima.

"hahaha tapi kerbau gak sebau kambing lah ya". Godanya.

"Ishh lah"

"mmuach, sampai ketemu besok sayang"

Telponnya di tutup sama kecupan manis dari Adgi.

Yoshi pun tersenyum kecil hatinya kembali tenang.

Adgi selalu bisa menenangkan kekasihnya itu meski tidak ada yang tau bagaimana hati nya, baginya yang terpenting adalah Yoshi nya.

Trust AgreementTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang