2. Awal Pertemuan

3.5K 68 0
                                    

Disitu Sona merasakan kehangatan yang sudah lama tidak ia rasakan selama ini,dari seseorang yang ia cintai dan sayangi lebih dari dirinya sendiri.

Tanpa ada penolakan Sona menerima ajakan nenek tersebut.nampak ruang tengah yang rapi dan tertata yang harum semerbak membuat pandangan dan sensasi pada diri Sona terasa nyaman, matanya terus menjelajahi isi ruangan itu,hingga matanya tertuju pada sebuah kalender yang bergambarkan bunga sakura yang indah,ia mengambil kalender itu dan meneliti sesuatu yang berada di dalamnya yang benar-benar membuat Sona syok. Ia segera merogoh sakunya dan mengambil ponsel androidnya,jarinya bergerak menekan sebuah kalender digital,yang membuatnya syok dua kali lipat dari sebelumnya "ini tidak mungkin terjadi.Bagaimana mungkin sekarang tahun 2017 sekarangkan tahun 2025,ah mungkin nenek lupa mengganti kalendernya dengan yang baru"hal itu membuat pikiran Sona kacau ia mencoba untuk tetap berpikir positif.

"Ini silahkan diminum nak,maaf ya nenek hanya bisa menyuguhkan secangkir teh untuk mu"ucap nenek sambil menyodorkan secangkir teh pada Sona.

"Iya,nek tidak apa.seharusnya saya yang malu karena sudah merepotkan nenek"ucap Sona sambil sedikit membungkukkan kepalanya.

"Tidak usah sungkan,silakan diminum nak"tawar nenek sekali lagi sambil menyodorkan minuman itu lebih dekat dengan Sona.

"Maaf nek,saya mau bertanya apakah nenek belum mengganti kalendernya,kenapa nenek belum menggantinya?"selidik Sona.

""Mengganti?memangnya ada apa dengan kalendarnya apakah kalender itu rusak?"tanya nenek itu heran dengan pertanyaan sona.

"Ah tidak nek,hanya saja tahunnya salah.Seharusnya sekarang itu tahun 2025"jelas Sona.

"Sekarang itu tahun 2017,tidak mungkinkan kita mengganti pergantian tahun setiap bulannya,pasti hal itu selalu terjadi setahun sekali,jika sekarang tahun 2025 mungkin umur suna (panggilan sayang nenek pada cucunya)sudah seusia denganmu"jelaskan nenek.

"Ah benar juga,tapi kenapa bisa aku terjebak dalam situasi seperti ini"guma Sona sambil mengangkat cangkir teh dengan kedua tangannya.

"Silakan diminum nak, nenek mau  pergi dulu ya ke dapur"ucap nenek sambil berdiri hendak meninggalkan sona.

Muncullah seorang pria tinggi berbadan gagah yang dibalut dengan pakaian yang rapih berwarna coklat yang di penuhi lencana dan tanda jasa,dari balik pintu kamar yang berada di ruangan tersebut.

Melihat pemandangan itu,Sona sulit untuk berkedip bahkan ia tidak berhenti memandangi wajah sempurna pria itu.

Tiba-tiba saja pria itu tersenyum dan duduk di kursi disampingnya Sona,yang membuat Sona menjadi senam jantung, pipinya pun memerah,kakinya bergetar,karena ia tak sanggup melihat ciptaan Tuhan yang sungguh sempurna ini.

"Sejak kapan dirumahnya ku ada makhluk yang sempurna ini tuhan"Gumanya sambil menatap pria tersebut.

"Maaf,apa yang anda bilang?"tanya pria itu pada Sona.

"Ya tuhan!bahkan suaranya saja sudah membuat jantungku seperti sedang menari di atas lautan cinta"gumanya sekali lagi.

Pria itu hanya terkekeh"bukankah Anda adalah guru baru yang akan mengajar di sekolah suna,Apa anda Nona Sona?"tanyanya yang bisa mengalihkan pandangan Sona.

"Maaf?kenapa anda bisa mengetahui nama saya?"tanya Sona heran,karena pria itu mengetahui namanya padahal dia belum pernah bertemu sebelumnya dengan pria itu.

"Oh itu,saya tahu karena teman saya bekerja di sekolah Sona dan saya melihat daftar pelamar darinya,jadi saya mengenali wajah anda dan mengetahui nama anda"jelasnya sambil sedikit merapihkan rambutnya.

"Tuhan cobaan apa ini,aku tidak sanggup menatapnya lebih lama lagi."?gumanya sambil membenarkan posisi duduknya.

Stay With MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang