8. Percakapan Pertama Sebelum Tidur

963 21 0
                                    

"Makasih ya.Soy,Son udah mau datang"ucap Bara sambil memegang pinggang Soyou.

"Heh, lepaskan tangan mu dari sana.Dasar berandal"teriak seorang pria tinggi yang berjalan kearah mereka bertiga.

"Oh,lu Rend.Uh She Up,Pak ustadz"Bara pun melepaskan tangannya dari pinggang Soyou.

Soyou dan Sona menatap pria  yang mengobrol dengan Bara itu,dari mulai ujung kepala hingga ujung kaki  mereka memperhatikannya dengan seksama.

Melihat tingkah kedua wanita itu Bara terkekeh,dan merasa mengerti apa yang dimaksud dengan tatapan mata itu.

"Rendro, perkenalkan mereka ini adalah teman-teman ku di sekolah"kenal Bara pada Rendro.

Kedua wanita itu langsung berjaba tangan dengan Pria yang bernama Rendro itu.

"Soyou" jaba Soyou sambil mengangkat kedua ujung bibirnya.Yang kemudian diikuti oleh Sona.

"Sona"jaba Sona sambil tersenyum.

"Rendro"jawab pria itu.

Waktu seakan berhenti ketika Sona berjaba tangan, keduanya saling pandang seakan ada ketertarikan diantara keduanya.Jika saja Bara tidak menghentikan mereka,Sona dan Rendro akan semakin larut dalam pandangan tersebut.

"Ekhm"

Rendro segera melepaskan genggamannya dari tangan Sona,meski terlihat sedikit gugup.

"Apa sudah Pandang-pandangannya?"tanya bara sambil mengejek.

Keduanya nampak kaku dihadapan Soyou dan Bara.Mereka hanya menerima ejekan dari bara.

"Ngomong-ngomong,tadi duet kalian bagus banget.Kalian cocok lagi"puji Soyou sedikit mengejek Sona dan Rendro.

Mendengar pujian yang dilontarkan Soyou membuat keduanya saling tatap.

"Kenapa kalian tatap-tatapan lagi?"tanya bara sedikit menyenggol lengan panjang Rendro.

***
Meski masih dalam waktu liburan,bagi Sona hari ini sungguh melelahkan,ia segera meletakan tasnya dan menjatuhkan diri keatas kasur miliknya.

Diatas kasur Sona terus membayangkan wajah Rendro saat berduet dengannya.Sekilas Ia mengingat wajah polisi yang berada di mimpinya kemarin.

Polisi itu merupakan gambaran dari masa depan Rendro.Pantas saja,ketika bersalaman dengan Rendro ia terus memperhatikan wajah pria itu,ternyata wajah,nama polisi itu sama dengan Rendro dan siapa yang tahu bahwa mimpi yang dialami Sona itu akan terjadi.

***
Terbaring lah seorang pria,yang sedang menatap bintang.

"Woh,mikirin apaan Rend?"teriak Bara yang membuat Rendro terduduk dari posisi berbaring nya.

"Nggak"sangkalnya sambil memegang leher bagian belakang.

Yang Padahal Rendro sendiri sedang memikirkan sesuatu,untuk menjaga pikirannya yang menurut ia sendiri pikiran itu harus dirahasiakan.maka Rendro harus menyangkalnya,jika ia mengaku pasti bara akan mencari tahu dan menyebarkannya.

"Oh,Gue tahu.Pasti sahabat gue ini lagi mikirin Sona kan?"tebak Bara tanpa meleset.

"Dari mana Lo tahu?"rendro mengangkat salah satu alisnya,dan kembali berbaring.

"Yah,tahu lah.Dan kini pasti Lo pengen Deket teruskan sama Dia?Tenang aja ini gue  kasih nomornya"Ucap Bara,  mengasongkannya  ponselnya pada Rendro.seolah-olahlah merencanakan pertemuan Sona dan Rendro.

Rendro hanya menatap layar ponsel milik sahabatnya itu,melihat tingkah Rendro yang tidak memiliki keberanian untuk menyimpan nomor ponsel seorang wanita,membuat Bara harus bertindak.Bara merampas Ponsel milik Rendro dan ia menghubungi Sona dengan ponsel milik Rendro.

Melihat kejahatan yang dilakukan oleh temannya itu ia langsung mengambil ponselnya.Namun,sayang Sona Sudah terlanjur mengangkatnya,bukan dengan voice call tapi Bara menghubungi Sona dengan Video Call. Terpaksa Rendro harus melanjutkan video call itu karena Sona sudah terlajur melihat wajahnya.

"Bedebah kau berandal"bisik Rendro sambil menyikut pinggang Bara yang ada disampingnya.

"Udah,ya gue ngantuk"Bara benar-benar pintar untuk membuat alasan dan pergi meninggalkan Rendro.

Angin malam berhembus menyapa tubuh itu,yang sedang terduduk memandangi ponselnya.

"Mau apa ya. Aku tutup ya?"terdengar suara gadis itu dari ponselnya.

"Eh,jangan"katanya sambil memegang lehernya dengan salah satu tangannya.

"Lalu kamu mau apa menelponku?"tanya Sona yang sebenarnya sudah mengantuk.

"Good Night Sona"Ucap Rendro,lalu ia mematikan ponselnya.

Setelah mengucapkan selamat malam pada Sona, Rendro mengacak-ngacak rambutnya dan berguling diatas lantai seperti seorang yang mendapatkan emas begitu banyak saking bahagianya.

Mendengar yang diucapkan Rendro,membuat pipi Sona memanas,karena tak tahan menahan pipinya yang memanas ia menutup wajahnya dengan bantal dan sesekali tertawa.

Jika orang lain melihat tingkah Sona dan Rendro yang seperti ini,pasti orang lain akan berpikir bahwa mereka gila,hanya sekedar mengucapkan selamat malam saja mereka berdua terbawa perasaan.Bagaimana tidak,mereka berdua sebelumya belum pernah pacaran.










Stay With MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang