11. Konyol

635 22 0
                                    

"Cowok ini ganteng si tapi selera humornya kurang"gumanya mendaratkan pantatnya diatas kursi plastik.

"Saya si dari dulu ganteng"dengan pedenya Rendro mengusap rambutnya dengan tangan kekar miliknya.

Entah apa yang terjadi pada taruna Akpol ini,di dalam pesan saja ia terlihat agak dewasa namun saat ini yang dihapi Sona bukanlah pria yang serius, melainkan seorang pria konyol,yang memiliki selera humor yang kurang.

Dari sejak Rendro mengatakan dirinya tampan tidak ada percakapan diantara keduanya,mereka hanya saling tatap.Sona pun mencoba membuka pembicaraan.

"Kenapa datang ke sini?"selidiknya sambil memajukan beberapa centimeter wajahnya.

"Kebetulan lewat aja"jawabnya santai.

"Mau pesen apa,Son?"

"Gak usah kak,gak usah dipesenin biar aku aja yang bayar"asumsi Sona dengan menyilangkan kedua tangannya.

"Gak, padahal cuma nanya,Doang. Lagi pula siapa juga yang mau membayar makananmu?"jawab Rendro santai.

"Dasar bodoh. kenapa juga kamu kegeeran,Raden Sona"Guma Sona menundukkan wajahnya diatas meja.

Seorang pelayan pun menghampiri mereka untuk menawari makanan.Tanpa memberikan Sona kesempatan,Rendro sudah memilihnya lebih dulu tanpa memikirkan seberapa besar budget yang akan dikeluarkan olehnya, bahkan ia tidak peduli dengan makanan itu akan habis atau tidak.

Melihat tingkah laku seseorang Taruna Akpol yang kekanakan,Sona hanya menganga dan melototkan matanya.

"Astaghfirullah,Apa kamu mau makan makanan itu semua?"ocehan Sona sama sekali tidak dihiraukan oleh Seorang Rendro.

"Sudah mas?"tanya pelayan itu sambil mencatat jumlah yang Rendro pesan.

Rendro hanya mengangguk dan menyilangkan kedua kakinya,seolah bangga.

Sona menatap keji kelakauan pria yang memakai baju PDH dan baret yang dikenakan dikepalanya.

Menyadari seseorang menatap wajahnya,Rendro membalas tatapan itu lalu ia menopang dagunya dengan kedua tangannya.Rendro menatap lembut wajah Sona.

"Apaan sih?"risihnya mengangkat dagu.

"Permisi,inipesanan anda"ucap pelayan meletakan pesan mereka berdua,sebernya hanya pesanan Rendro.

"Terimakasih"ucap Rendro sambil mengangkat kedua ujung bibirnya.

Tercium Bau makanan yang dihidangkan membuat Sona tidak kuat menahan rasa laparnya.Sona segera menyiuk nasi dan hendak mengambil lauk,Dengan secepat kilat Rendro menarik piring milik Sona dan menggantinya dengan piring kosong.

"Dasar tidak sopan"Bentak Sona mengangkat tangannya seolah ingin memukul wajah Taruna itu.

"Kau berniat memakan ini?"jawab Rendro santai membawa lauk.

"Kau tahu ?aku yang memesan ini semua kan?"tanyanya seolah menantang,sambil meletakan kasar piringnya.

Sona hanya mengguk paham apa yang dikatakan oleh Rendro.

"Nah,maka dari itu kamu jangan memakannya,karena semua ini adalah milikku"ucapnya santai,menyuapkan makanannya.

"Semua milikmu?yang benar saja"Sona memutar kedua buka matanya.

"Iya semua ini milikmu,termasuk ini"Pria konyol itu sambil menunjuk kepada Sona.

"Aku"Sona nampak tak percaya.Namun perkataan pria yang memiliki nama asli Rendro Sukma Fatahilah itu rupanya sukses membuat pipi Sona memanas, jantungnya berdegup kencang.Seolah merasa berada diatas awan.

Tentu hal itu membuat Sona menjadi salah tingkah, bahkan ia tak sadar ia menjalani sambal ke piring kosong yang berada di hadapannya.

"Aish,apa yang ku lakukan.Tenanglah Sona, ini tidak sama seperti kamu bertemu dengan JeonJungkook"ia menarik nafas pelan dan menghembuskan secara kasar.

Benar,sekali lagi Sona tersipu malu oleh Rendro.Sesekali ia berdekhem untuk menenangkan diri.

Diantara mereka tidak ada satu katapun yang keluar dari mulut keduanya.Ya,mereka hanya mematung.

"Ayo pergi"Ucap Rendro,sambil bediri membuat Sona terkejut.

"Permisi mas,ini uangnya di sini"melambaikan tangannya lalu meletakan yang diatas meja.

Melihat Sona yang hanya diam,Rendro segera meraih tangan Sona.Dan membawa Sona pergi.

***

Semilir angin malam ditepi pantai berhembus, gemuruh ombak mengiringi,langkah mereka.

"Lepaskan"titah Sona,mencoba melepaskan genggaman tangan Rendro.

Dengan lembut Rendro melepaskan genggamannya.Rendro mengangkat kedua tangannya dan meletakkannya di pipi Sona .

"Kau tahu, kenapa aku mengajak mu kesini?"ucapnya menatap lembut mata indah Sona.Ya, lagi-lagi Sona mematung,matanya terpejam.

Sadar kedua tangannya berada di pipi Sona,ia segera melepaskannya seolah ia telah melakukan sebuah dosa besar, Wajahnya yang tenang berubah menjadi tegang.

"Btw,selamat ya!"ucap Rendro seolah tidak ada apapun yang terjadi di antara mereka.

"Atas apa?"Dengan terbata-bata,seakan mereka berdua telah melakukan hal bodoh.

"Kau ini bodoh?atau pikun?"kesal Rendro lalu mengangkat salah satu tangannya di rambut Sona lalu ia mengelusnya lembut.

Sekali lagi jantung Sona berdegup kencang,mungkin bukan sekali dua kali pria Akpol itu membuat Sona senam jantung,bahkan sebenarnya sering.

Ketika Sona menatap wajahnya saja sudah membuat Sona keringat dingin.

"Berhentilah mengejekku"Sona mengangkat bibir atasnya miring,sambil menahan pipinya yang mulai memanas.

"Apa? Bukannya kau suka ?"ucap Rendro santai,sambil menghentikan belaiannya dari rambut gadis yang berdiri dihadapannya.

"Aku dengar kau akan berkuliah di korea?"

Mendengar apa yang diucapkan Rendro Sona, mengangkat salah satu alisnya lalu melipat kedua tangannya."Bagaimana kau bisa tahu?"

"Kau tidak perlu tahu,aku mendapatkan informasi ini dari siapa.Yang terpenting sekarang kau ada disini"ucap Rendro santai.

Stay With MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang