10. Menjadi Awal

697 31 0
                                    

Lagit gelap di pulau Dewata, menjadi saksi bisu kegugupan seorang Sona.

"Kamu gugup?Son"terdengar suara Soyou dari telpon.

"Iya,aku gugup.Bagaimana jika aku tidak lulus,pasti aku akan mempermalukan diriku dan keluarga ku"lirih Sona dengan nada suara yang lemas namun cemas.

"Tenang saja Son,aku yakin kok kamu bisa lulus dan kuliah di luar negeri"Soyou memang sahabat yang baik, sebenarnya ia sendiri gugup akan hari kelulusan itu.demi menenangkan Sona ia menahan rasa gugupnya itu.

"Lebih baik kamu tidur,Son agar kamu besok kuat menghadapi kenyataan"

"Kau ini mencoba menenangkan atau menakuti ku?"pekik Sona.

"Baiklah aku akan tidur"tutupnya meletakan ponsel diatas bantal.Tak lama kemudian sebuah pesan masuk.

Kak Rendro SF

P
P
Udah tidur ya?Son

Melihat pesan itu,membuat mata Sona sedikit melotot dan mulutnya menganga,seolah ia tak percaya melihat pesan tersebut.Tidak ada angin tidak ada hujan kenapa bisa Rendro bertanya kepadanya seperti itu.Sona pun mencoba untuk tenang,dan santai membalas pesan dari Rendro.

Iya kak?
ada apa ?

Oh ternyata kamu masih bernyawa?

Dengan polos Sona menjawab

Memangnya sejak kapan aku mati ?
Ada perlu apa ya kak ?

Nggak kamu lagi apa?

Mau tidur kak, ngantuk banget 😪

Aku denger besok kalian kelulusan ya?

Iya

Semoga hasilnya bagus,ya.Jangan khawatir kamu pasti lulus.

Amin.

Dengan hati yang berdegup kencang,Sona memejamkan matanya sesekali memandang ponselnya.Benar kali ini Sona tidak kuat menahan lagi, pipinya pun memerah seperti habis ditampar dengan api asmara.

***

Satu Minggu sudah Sona mempersiapkan diri untuk hari ini, Apapun hasil yang dinyatakan hari ini.Sona siap menerimanya.

Jantungnya berdegup kencang takala kepala sekolah memanggil namanya.
"Rande Sona"

Sona segera berjalan menuju arah suara orang yang memanggil namanya.Kepala sekolah pun menyerahkan sebuah amplop putih yang menjadi pertimbangan nasib seorang Sona.

Dengan tangan yang gemetar dan mata yang sedikit menyipit Sona perlahan membuka isi amplop itu.

Tak kuasa ia menahan tangis haru bahagia,kini cita-cita yang ia idamkan dan janjinya pada sang nenek sudah mulai menunggu di depan matanya.

Tidak sia-sia ia belajar disekolah ini selama 3 tahun.Sona hanya mematung menatap kertas yang bertuliskan "LULUS"itu.Melihat Sona hanya mematung kedua sahabatnya
Segera menarik Sona kembali untuk duduk.

"Aku lulus Soy"Teriaknya memeluk Soyou.

"Iya kita lulus"Soyou pun membalas pelukanyabdan menepuk-nepuk punggung sahabatnya dengan lembut.

"Jangan lupakan aku ya,jaga dirimu disana ya son.Jangan tergoda oleh pria bule disana."lirih Soyou,Sona tidak bisa berkutik ia hanya bisa diam dan mendengarkan sahabatnya.

"Terus aja pelukan berdua,aku juga mau dungs" kesal Bara,sambil memajukan sedikit bibirnya.

"Uh She Up"jawab Sona dan Soyou kompak,lalu melontarkan pelukan mereka.

Bara pun merentangkan tangannya bersiap memeluk kedua wanita itu,Namaun sayang mungkin kali ini bukan rejeki Bara.Seorang gadis bernama Rita yang memiliki perawakan gendut dan berkulit hitam berjerawat muncul di hadapannya.

"Woy,sejak kapan kalian kayak kudanil gini"ucapnya menutup mata tak sadar siapa yang ia peluk saat ini.

"Apa?"Rita pun menghentakkan kakinya,seolah seluruh ruangan bergoncang ketika seorang Rita menghentakkan kaki.

"Innalilahi linu linu"ucap bara seolah ada gempa yang sangat kuat.

Tak terima dengan kelakuan bara yang sembrono itu Rita mengatakan salah satu tangannya dan menampar Bara hingga ia terpental.

"Rasain tuh"ejek Rita melototkan matanya lalu pergi meninggalkan Bara dengan kedua sahabatnya.

"Makannya jangan suka peluk sembarangan,udah tahu bukan muhrim" ucap kedua gadis itu sambil terkekeh geli.

***
Kali ini Ketiga sahabat itu tidak merayakan kelulusannya secara bersama-sama.Sona hanya bisa menatap kosong kursi yang ada di depannya, disebuah restoran.

"Andai saja kalian disini"gumanya pelan dengan salah satu tangannya menopang dagu.

"Siapa?"tanya seseorang yang membuat Sona kaget bukan kepalang.

Sona segera berdiri,tak percaya akan kehadiran pria bertubuh tinggi itu.

"Kak...kak Rendro"ucap nya sambil terbata bata.

"Kenapa kamu berdiri?kamu lagi bisulan ya?"ucapnya canda,meski bercandaan garing hal itu tetap ampuh membuat Sona malu bukan kepalang.

Kasih bintang dan komen😁

Stay With MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang