5. Akhir Dari Mimpi

1.3K 31 0
                                    

Disebuah  kursi di tepi danau Sona duduk.Kedua mata itu terpejam,kala embusan angun dingin menerpa seluruh tubuh,sensasinya terasa terutama saat angin berikutnya  menerpa,mengenai tetesan air mata yang sejak tadi belum berhenti mengalir.

Sona mengepalkan tanganya yang ada di dada,sembari memberi pukulan kecil agar sesak yang ia rasakan bisa menguap.Tetapi,itu sia-sia.Rasanya masih sama tubuhnya seakan lemas,pikirannya  porak-porakan, begitupun  dengan  perasaannya  Sona menatap pepohonan sekaligus langit  sore di hari Jum'at yang mulai gelap,Sona  menghirup udara sebanyak yang ia bisa untuk melawan rasa nyerinya  ketika Ingantan dan kenyataan yang membuat  dunianya benar-benarda hancur.

"Kenapa tuhan kau mengambilnya lagi dariku?kenapa"Sona tak kuasa lagi untuk membendung air matanya.

"Kenapa harus aku yang kehilangan,kenapa kau mengambilnya tanpa aku?seharusnya kau juga ambil aku!Setidaknya kau biarkan aku menemaninya dalam langkahnya menuju akhirat,beri aku kesempatan tuhan untuk bersamanya sedikit lebih lama"Sona benar-benar lemas ia sama sekali tidak mampu untuk berdiri,dadanya sesak hatinya terasa seperti disayat oleh sebuah pisau panas.

"Jika waktu itu aku ada di sampingmu mungkin saja tidak akan sesakit sekarang"lirihnya sambil memukul-mukul dada kirinya.

"Izinkan aku memeluk dan menciumnya sekali saja aku benar-benar tidak bisa melepasnya"

"Izinkan aku tuhan,jika dulu aku tidak bisa melakukannya setidaknya untuk kali ini tuhan,kali ini.jika aku tidak mampu untuk melakukannya izinkan aku menjalankan permintaanya yang terakhir,dan jika kau masih tidak mengizinkan maka bangun kan aku dengan keadaan yang di penuhi kesadaran"
Cuitan burung mengalun beriringan dengan angin yang membelai tubuh yang terbaring lemas,tubuh itu perlahan beranjak bangun.

Dengan mata yang sendu dan setengah sadar ia mencoba meraih ponselnya yang berada di atas nakasyang dari sejak tadi berbunyi.

Perlahan  ia membuka ponselnya"Halo?" Dengan suara yang sedikit serak
"Jangan lupa son,sekarang tanggal 30 Desember"ucap Soyou melalui telfon.

"Tanggal 30 emangnya ada apa?"tanya Sona sambil berjalan menuju kaca.

"Masa lupa,kan Bara ulang tahun"jelas Soyou.

"Oh"

"Oh,doang?"sambar Soyou"

"Udah dulu ya"'ujar Sona sambil menutup telfonnya.

"Astaga mimpi itu benar-benar nyata bagiku,rasa sakit itu,rasa perih itu,kenapa aku memimpikannya,padahal aku sudah mencoba mengikhlaskan kepergiannya tanpa melupakan kenangannya.

Apa karena aku Merindukan sosok nenek yang selalu mencintai dan menyayangi ku?Jika saja kau masih ada pasti kau juga akan melihat seberapa besar usaha yang kulakukan untuk mengejar cita-cita ku,Nenek jika kau ada disini aku ingin memperlihatkan hasil belajarku selama ini nek,Aku berhasil mendapatkan peringkat keenam nek,dan sekarang aku sedang berlibur meski hanya dirumah andai kau ada disisni pasti liburan ini tidak akan terasa sepi sama sekali.

jika kau ada aku ingin memeluk erat tubuh mu.Aku berjanji akan berusaha lebih keras demi membuatmu bangga meskipun kau tidak akan melihatnya,aku mencintaimu nenek"lirih sona,sambil memandangi wajahnya didepan kaca tua milik nenek.

Stay With MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang