3

179 9 14
                                    

Mereka sampai di rumah orang. Dengan dinding berwarna abu-abu gelap, mereka berdua berusaha mengendap-endap masuk kerumah itu.

"Kenapa tidak pakai ilmu teleportasi saja? Begini kan jadi susah," keluh Anna kesal. Slenderman berdecak kesal.

"Aku akan mengajarimu dengan cara manual. Kalau dengan teleportasi, kau tak akan pernah bisa melakukan cara ini," jawab Slenderman kesal. Anna hanya mengangguk biasa.

Slenderman mengeluarkan pisau dari belakang jasnya, lalu membuka jendela rumah itu.

"Masuklah," bisik Slenderman pada Anna. Namun Anna tak ada di sebelahnya.

Slenderman mencari Anna ke seluruh tempat, ternyata dia ada di pintu depan. Mau tak mau Slenderman harus menghampiri Anna.

"Kenapa kau disini?" tanyanya kesal.

"Kalau ingin bertamu, jangan seperti maling," jawab Anna enteng. Ia pun mengancang-ancang untuk menekan bel rumah itu. Namun salah satu tentakel Slenderman sudah menahan tangan putih Anna.

"Kita bukan tamu, tapi pembunuh!" Anna pun memberikan 2 jarinya tanda peace.

"Ya, aku maafkan. Sekarang, ayo masuk. Sebelum pemilik rumah tahu keberadaan kita," ajak Slenderman. Anna pun mengangguk dan mengikuti Slenderman.

Mereka berdua masuk ke kamar seorang lelaki remaja. Sebelum Slenderman membunuh, ia mengatakan sesuatu.

"Sebelum membunuh, lihatlah sekeliling. Ada kamera pengawas atau tidak." Anna mencerna kalimat yang diucapkan Slenderman.

Slenderman merobek perut remaja itu, lalu ia mengambil ginjal remaja itu. Anna memandangnya dengan tatapan jijik. Ginjal itu ia taruh di saku celananya.

Slenderman mengeluarkan sebotol alkohol dari balik jasnya. Lalu mengoles alkohol di tubuh remaja itu.

"Apa yang kau lakukan sekarang?"

"Menghapus jejak. Jika lupa, mau tak mau kau akan segera dipenjara."

'Dia, kan, Slenderman. Mana mungkin memiliki sidik jari?' batin Anna heran.

"Aku tahu aku tak punya sidik jari, aku hanya mengajarkanmu agar kau tahu," ucap Slenderman kesal.

Slenderman pun keluar dari kamar remaja itu, lalu mencari kamar lagi. Ia membuka kamar yang paling dekat dengan ruang tamu, ternyata itu kamar orang tuanya.

Slenderman menusuk Ibu dari remaja tadi, kemudian Ayahnya. Tak lupa ia mengambil ginjalnya. Anna menyaksikan dengan tatapan yang sama, yaitu tatapan jijik.

"Hapus dulu sidik jarinya," ucap Anna reflek. Slenderman pun tertawa.

"Kau cepat menghafal," ucapnya, lalu mengelap tubuh kedua orang itu. Setelah sudah, Slenderman menggengam tangan Anna, lalu ia memakai ilmu teleportasinya. Dan mereka sudah sampai di mansion Slenderman.

×××

"Mereka lama sekali," ucap Anna sambil duduk di sofa ruang Slenderman. Anna lebih memilih di ruang Slenderman daripada di kamar. Entahlah itu kamar siapa.

"Tentu saja lama. Setiap malam mereka tidak hanya membunuh satu mangsa."

"Serius?" tanya Anna terkejut. Slenderman mengangguk.

Thank You, Creepypasta [ Hoodie X OC ] 「 COMPLETED 」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang