Tidak tahu kenapa, tapi akhir-akhir ini Chan selalu saja merasa bahwa ia berubah. Sifatnya yang dulu kaku menjadi lebih enjoy, dulunya tidak suka tersenyum sekarang dia bahkan mengalahkan si Dokyeom-pangeran gigi pepsodent- dengan tersenyum seharian dan hebatnya dia tidak risih sama sekali dengan pelukan juga sentuhan dari orang-orang di sekitarnya.Apakah ... dia akan mati, pikirnya.
Pemuda Lee itu merasa sangat gelisah, hingga tak nafsu makan. Disinilah peran Mingyu sebagai kekasihnya pun diuji.
Karena ...
"Kita putus."
Mingyu mengerjapkan matanya, Chan membalikkan tubuhnya dan pergi begitu saja dari hadapan Mingyu, membuat si Kim itu buru-buru mengejar lelaki yang paling ia cintai di dunia itu.
Mencekal tangan Chan, Mingyu bertanya dengan nafas terengah, "tunggu, kenapa kau minta putus, apakah ada masalah? Aku salah apa?"
Chan menatap sepatunya dan mulai merasa tak nyaman dengan cekalan kuat di tangan kanannya, sepertinya tuan Kim kita tidak.sadar melakukan hal itu, mencengkram dengan kuat lengan Chan.
"Aku, aku ... aku rasa, aku akan mati sebentar lagi. Aku tidak ingin membuatmu sedih, jadi ... kita akhiri saja sampai di sini." jelasnya dengan wajah yang teramat sedih.
Mingyu terperangah, ia benar-benar tidak menyangka dengan jawaban dari kekasihnya tersebut.
Pemuda Lee pun menggerakan tangan kanannya, "Tunggu apa lagi, kita sudah putus. Biarkan aku pergi dengan tenang dan jangan menangisiku. Hiduplah dengan baik, juga dapatkan penggan-"
"Berhenti sebelum aku melakukan tindakan menyimpang disini, Lee. Siapa bilang kita sudah putus, aku tidak pernah menyetujui hal itu. Tidak ada pengganti, hanya kau dan kalau kau mati aku akan dengan senang hati ikut bersama mu."
Chan memukul tangan Mingyu yang mencengkram lengannya hingga cengkraman itu terlepas,
"Kau gila, ya? Jangan seperti itu, apa kata ibumu nanti kalau tahu bahwa anaknya bertindak dan berkata bodoh seperti itu, hah?"
"Karena itu lah, jangan pernah katakan kalau kau ingin berpisah dan menjauh dariku. Maka aku tidak akan pernah bertindak bodoh lagi," Mingyu pun langsung menarik tubuh Chan dalam.pelukannya.
"Bodoh, aku tidak akan pernah memaafkan diriku kalau kau juga ikut mati," omelnya dalam dekapan Mingyu.
Mingyu berbisik, "Jangan pernah berpikir seperti itu lagi."
"Tap-"
Chan buru-buru menutupi mulutnya dengan kedua tangannya lalu menggeleng kuat ketika Mingyu mengendorkan pelukan mereka dan menatap aneh ke arahnya.
Mingyu yang merasa geli dengan tingkah sang kekasih pun tertawa lalu mendekap tubuh Chan dengan gemas.
"Aku mencintaimu,"
Ada jeda beberapa saat setelah kalimat itu keluar dari mulut Mingyu.
"Aku juga mencintaimu, bodoh."
"Yup, semudah itu mereka baikan," gumam Jeonghan nyaris tak percaya dengan apa yang baru saja dia lihat dan tanpa diketahui sedang menonton drama ala anak muda jaman sekarang di seberang jalan sambil menikmati kopinya."Kenapa kopinya jadi semakin terasa pahit, ya?"
end.
Silahkan isi unek-unek kalian tentang buku ini di secreto aku, link di bio. Makasih♥︎