Kita ketemu lagi dengan series bunga-bungaan. Kali ini ceritanya terinspirasi dari bunga paling romantis, menurut gue. Krisan atau seruni.
Jangan lupa komen dan vote ya!
Enjoy :D
Chan menyerngitkan dahinya. Ah ... lagi-lagi seseorang memasukan beberapa tangkai bunga krisan berwarna merah di lokernya.
Beberapa hari yang lalu hanya satu bunga, lalu keesokan harinya menjadi tiga belas batang dan kali ini menjadi dua puluh empat batang. Iya, serajin itu anak ini menghitung setiap tangkai bunganya.
Siapapun yang mengirimi Chan bunga-bunga ini, dapat di pastikan orang ini sangat clingy dan romantis setengah mampus.
Bagaimana bisa dia merayu Chan dengan nama samaran? Kan kalau orang ini muncul dan langsung jujur saja padanya ia tidak akan protes bisa jadi dia ajak pacaran langsung.
Maklum, Chan jomblo jadi dibawa santai saja.
"Pagi gemes!"
Mingyu mengunci leher Chan dengan lengan kekarnya.
"Ah! Ck, pagi." Balas Chan dengan malas, buru-buru ia memasukkan bunga-bunga indah itu ke dalam kantung plastik.
"Eh, dapat bunga lagi ya?"
"Bukan urusan kakak!"
"Aih~ galak banget. Mana sih Chan kakak yang gemesin."
Mingyu sibuk mencolek pipi dan dagu Chan. Sangat menganggu pikir anak itu, tapi dia tidak menghindar. Percuma, Mingyu selalu saja ada cara untuk menangkapnya. Jadi, Chan biarkan saja sampai orang ini puas. Nanti juga bosan lalu pergi.
Mingyu melirik kantung plastik yang penuh dengan bunga krisan, "bunganya mau lo apain, Chan?"
"Mau saya bikin teh krisan."
Diam-diam Mingyu tersenyum kecil.
"Oh ..., gue deluan ya. Sampai jumpa lagi manisku!"
Mingyu pun berbelok ke arah kelasnya berada meninggalkan Chan yang menatap kesal punggungnya.