Jangan lupa berikan masukan atau komentar dan juga vote cerita ini. Terima kasih.
Mingyu tengah menatap bunga morning glory-nya yang tengah menguncup dan mulai layu dengan sedih, Chan yang sedang mengambil tanaman kangkung itu pun bertanya, "Ada apa dengan wajah sedihmu itu?"
"Lihat, bunganya layu aku sangat sedih."
Chan tersenyum, melepaskan sarung tanam berkebunnya lalu mencubit pipi Mingyu dengan gemas.
"Hei, bunga itu memang begitu. Nanti akan ada bunga baru yang akan menjadi tanaman baru dan memperindah tanaman kangkungnya besok."
Wajah mingyu masih menekuk, "Itu kan tidak adil, seharusnya biarkan saja dia hidup selamanya, toh aku tidak memetiknya aku hanya memandangnya tapi lihat dia malah mati."
Chan menganggukkan kepalanya,"Kau tahu mengapa bunga itu diberi nama Morning Glory?"
Mingyu menggelengkan kepalanya. Tunggu, apa dia sekarang berlagak lucu pada Chan?
Chan tetawa, "Kenapa kau bertingkah menggemaskan?"
"Aku tidak," elaknya.
"Hm," Chan menanggapi seadanya.
"Hei, kau belum menjelaskan mengapa bunganya disebut Morning Glory"
Mereka berdua duduk ditengah kebun,
"Morning artinya Pagi, Glory artinya sebuah kemuliaan atau keagungan. Morning Glory mengandung pagi yang mulia sebagai anugerah atas keagungan Tuhan pemilik semesta alam. Bunga ini juga bermakna sebagai janji yang akan dipegang teguh.
Bunga ini mekar mulai pukul 05.00 dan akan mekar sempurna pada pukul 07.00. Bunga ini termasuk bunga yang berumur pendek. Bunga ini akan membuat mu terpesona dengan waktu yang tidak lama, setelah beberapa menit bunga ini akan layu bahkan mati untuk digantikan dengan bunga yang baru setiap harinya.
Awal munculnya pancaran sinar matahari pertanda adanya kehidupan di bumi. Juga bermaksud begitu juga kehidupan di bumi, tidak selamanya semua kekal abadi didalamnya. Pasti akan ada kematian dan digantikan dengan kehidupan yang baru. Kau boleh mengaggumi dan menyayanginya namun kematian adalah kenyataan, itulah yang bunga ini ingin sampaikan padamu. Sekarang kau mengerti?"
Mingyu tersenyum, "Ya, terima kasih,"
"Sama-sama, ayo kita masak kangkung ini, aku lapar."
Mingyu bangkit begitu juga dengan Chan mereka berdua pun memasuki rumah sambil bergandengan tangan.
Jeonghan menyeka air matanya dengan tissue yang diberikan Chan, dia tidak tahu kalau mendengarkan cerita tentang Mingyu akan membuat hatinya tersentu seperti ini, dia tidak pernah tahu mengapa Morning Glory selalu saja ada didalam kehidupan Chan. Hingga akhirnya dia tahu, Mingyu adalah Morning Glory baginya, selalu memancarkan pesonanya namun pergi tanpa bisa dicegah dan membiarkan kehidupan yang lain tumbuh.
"Aku tidak bisa mencegah kepergiannya, seberapa kali aku merawatnya dengan baik, memberikannya apa yang dia inginkan, memberinya obat, bahkan memandikannya sekalipun dia akan tetap pergi. Karna itu dia akan selalu menjadi Morning Glory-ku yang paling berharga namun tidak ada yang dapat menggantikkannya sampai aku mati."
Jeonghan menatap wajah sendu itu, turut merasakan kesedihan.
Chan tersenyum hangat, "Jangan sedih, aku tidak apa-apa. Kakek akan selalu mengingat dia tapi tidak berarti kakek tidak mencintai kakekmu yang lain."
Jeonghan tersenyum, dia sekarang tahu bahwa mencintai seseorang itu juga harus bisa merelakan kepergiannya. Sekarang Jeonghan tahu mengapa ada sebuah foto dua orang pemuda yang satunya tidak ia kenal itu selalu ada di tempat pajangan foto keluarga. Ternyata itu adalah Glory Morning kakeknya yang sangat berharga. Kesayangan kakek.
Cinta akan kekal abadi namun raganya tidak akan pernah abadi, simpan saja semua sendiri hingga akhirnya kalian bertemu lagi di alam sana.
.
.
.
Gue bikin apaan si ini wkwkwk
kalau bahasa rancu monmaap
dan ada beberapa kata dapat di google, thanks google
Apakah cerita ini menarik?
hehe,
What next, ya?
Silahkan isi unek-unek kalian tentang buku ini di secreto aku, link di bio. Makasih♥︎