| o n e

1.8K 200 15
                                    

"Hati-hatilah disana. Jangan susahkan appamu, eomma akan menyusul nanti." Ucap eomma Mina yang membantu Mina merapihkan baju-bajunya.

Mina hanya mengangguk mengerti. Ia lalu menutup kopernya perlahan.

"Aku akan menunggu eomma disana."

"Baiklah, cepat turun kebawah, Jimin menunggumu."

Jimin sedang menunggu Mina dilantai bawah dengan menyeruput secangkir kopi panas.

"Kapan kau kembali?"

Agak tersentak dengan pertanyaan Jimin yang tiba-tiba ketika dia menuruni tangga, Mina memilih tidak mengubris pertanyaan Jimin dan mengambil sepatunya.

"Yak! Jawab pertanyaanku." Ucap Jimin protes. Dia tidak terima dihiraukan oleh kekasihnya sendiri.

"Molla."

"Aigo, aku akan menghabiskan hari dengan seorang diri lagi selama berminggu-minggu atau bulan."

Mina terkekeh pelan, gemas dengan sikap kekasihnya itu yang masih kekanak-kanakan. "Aku akan kembali secepatnya."

"Aku tidak yakin dengan hal itu, kamu pasti nanti akan seperti tahun yang lalu."

Bisa-bisanya Jimin membahas kejadian tahun lalu, dimana Mina tidak pulang-pulang dari texas. Hal itu membuat Mina memutar bola matanya malas.

"Yakso, aku akan kembali secepatnya."

"Aku akan menunggumu. Jika tidak kembali, aku akan marah padamu." Jimin mengerucutkan bibirnya lucu.

"Lucunya calon menantuku." Ucap eomma Mina secara tiba-tiba, Jimin yang mendengarnya hanya terkekeh malu.

"Tenang saja, Mina akan kembali. Atau setelah kembali, kalian langsung dinikahkan saja." Mina yang tadinya sedang meminum air langsung tersedak.

"Museun soriya." (Ibu bicara apa) Protes Mina dengan nada lucu.

"Jimin sudah punya banyak poin lebih."

"Maksudnya?" Tanya Jimin kebingungan dengan eomma Mina.

"Poin lebih sebagai menantu idaman."

"Eomma~!" Protes Mina lagi. Pipinya sudah memerah seperti tomat. Eomma Mina hanya bisa terkekeh karena berhasil menggoda putrinya.

"Yasudah, kalian lebih baik pergi dari sekarang. Di jalan sepertinya macet." Keduanya mengangguk mengerti lalu muali berjalan ke arah pintu.

"Aku akan menunggu eomma."

"Baiklah, maafkan eomma tidak bisa mengantarmu sampai bandara. Eomma harus ke kantor lagi setelah ini." Mina tersenyum tipis dengan perkataan ibunya.

"Tidak masalah, jangan lupa bawakan aku kimchi." Eomma Mina mengangguk kembali, mengecup pelan Puncak kepala Mina.

"Berhati-hatilah dijalan."

ʕ •ᴥ•ʔ

"Berapa jam lagi pesawatnya akan berangkat?" Tanya Jimin lagi, lalu menyeruput secangkir kopi panas didepannya.

"Dua jam lagi, aku bisa menghabiskan waktu denganmu disini." Keduanya sedang menikmati waktu-waktu terakhir sebelum keberangkatan Mina di sebuah Cafe.

"Kamu tega meninggalkanku sendiri? Yak, jangan membuatku menunggu lagi."

"Arraseo."

SEA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang