"Jadi bagaimana menurutmu?" Tanya Jimin meminta pendapat Mina tentang rencananya.
Pipi Mina sudah memerah. Dirinya tidak bisa menahan senyum saat Jimin membicarakan masa depan mereka.
Mereka sudah sampai di villa tempat para member lain tinggali. Jimin membuka pintunya perlahan, kosong. Sepertinya member lain sudah tertidur.
"Aku ikut saja." Jawab Mina. Jimin tersenyum lalu mengecup pipi kiri Mina sekilas.
"Baiklah. Berarti malam ini kau tidur bersamaku."
"Yak!" Mina sedikit terkejut ketika Jimin menggendongnya dengan tiba-tiba.
"Jangan berteriak." Jimin membuka kamarnya yang masih tertata rapi itu. Membaringkan Mina diatas tempat tidur.
"Jimin, aku tidak mungkin tidur pakai baju ini." Ucapan Mina membuat Jimin berfikir kembali. Benar juga.
"Yasudah, kau pakai bajuku saja dulu." Jimin menghampiri kopernya, mencari bajunya yang kebesaran untuk Mina.
Jimin memberikan satu kausnya pada Mina. Mina yang menerimanya langsung pergi ke kamar mandi untuk berganti baju.
"Bagaimana?" Mina memutar dirinya pelan sesudah dirinya keluar dari kamar mandi dengan menggunakan kaus Jimin yang terlihat kebesaran di tubuh mungilnya.
"Bagus."
Jimin kembali fokus pada handphonenya. Menatap sayu notifikasi pesan dari kedua orang tuanya.
"Kenapa?" Mina menghampiri Jimin yang sudah terduduk menyandar diatas kasur.
"Appa dan eomma." Jawab Jimin lalu mematikan handphonenya, membaringkan perlahan Mina dan dirinya. Menarik Mina ke dalam dekapannya.
"Mereka tidak tahu kamu kemari?"
"Hm, sudahlah, aku tidak mau membahas mereka."
"Yak, kau sedang ada masalah dengan mereka?" Mina sedikit mendongkak agar dirinya dapat melihat wajah Jimin.
"Bertengkar lagi?" Tebak Mina. Jimin mengangguk perlahan.
"Noona pulang dan mereka membanggakan noona lagi."
"Yah, Jimin-ah." Panggil Mina. Mendudukkan dirinya kembali dan menatap Jimin yang masih menidurkan dirinya.
"Mereka juga sayang padamu."
Jimin menggeleng pelan, tidak setuju akan perkataan Mina.
"Eommamu pernah bicara padaku tentangmu..."
"..Dia berkata bahwa dia bahagia mendapatkanmu sewaktu kecil."
Jimin yang mendengar ucapan Mina ikut mendudukkan dirinya. Siap mendengarkan cerita Mina.
"Dia bilang bahwa kau itu salah satu kebahagiannya. Eommamu pasti hanya ingin kau seperti Chorong eonnie." Ucap Mina, meraih lalu menggenggam tangan Jimin.
"Tap-"
"Aku tahu cara mereka salah. Mereka tidak seharusnya terlalu membanggakan Chorong eonnie didepanmu."
"Mereka hanya ingin masa depan yang baik untukmu. Mereka pasti kecewa melihatmu seperti ini—pergi darinya dan menyusulku kemari."
Jimin kembali mencerna setiap kata-kata yang Mina ucapkan. Rasa bersalah kini kembali menguasai dirinya. Apa tindakan yang dia ambil ini salah?
"Tapi kamu adalah hidupku-"
"Kamu adalah hidup mereka." Potong Mina. Entah mengapa satu kalimat yang Mina ucapkan terasa seperti tamparan yang keras untuk Jimin.

KAMU SEDANG MEMBACA
SEA ✔
FanfictionSEA; the place where God took you from me. Highest Rank : #3 lee chan #4 brothersister #6 Jungyeon #8 Jimina #8 Taesana ...