| e i g h t

1K 154 17
                                    

Aku saranin sambil dengerin lagu yang di header hehehe. Biar ngena gitu :v

Happy reading gaes <3
















"Putuskan hubunganmu dengan Mina."

Deg! Apa maksudnya ini?

"M-maksud aboeji apa?"

Ok, ini bukan seperti yang Jimin kira. Dirinya menatap bingung appa Mina yang menundukkan kepalanya.

"Tinggalkan Mina."

"Apa?" Lagi-lagi Jimin tidak mengerti dengan ucapan appa Mina.

"Kamu sudah terlalu menderita akibat Mina. Aboeji hanya tidak mau kamu menjadi sakit karena Mina."

Jimin menggelengkan kepalanya perlahan. Tidak percaya akan pemikiran calon mertuanya yang ada dihadapannya sekarang. Dirinya berdiri dari duduknya.

"T-tidak, aku tidak akan meninggalkan Mina."

"Jim-"

Nafas Jimin menjadi berat. Penyakit hiperventilasinya kambuh lagi.

"Kumohon jangan seperti ini. Lihatlah dirimu, kesehatanmu semakin menurun."

Jimin berusaha tetap menghirup udara dan menjatuhkan tubuhnya ke lantai rumah sakit.

"Jimin-ah!" Teriakan panik para member serta yang lainnya.

ʕ •ᴥ•ʔ

Jimin perlahan membuka mata, menyesuaikan cahaya lampu yang masuk ke dalam matanya. Dilihatnya selang infus dan alat bantu pernafasan yang terpasang pada dirinya.

Ini ruang rawat inap, Jimin tahu itu. Ruangannya gelap, lampu dimatikan, hanya lampu kecil yang ditaruh diatas meja yang membantu Jimin melihat sekitarnya.

Dirinya menoleh ke samping, melihat Chaeyoung dan Dino yang tertidur di sofa. Jimin tersenyum tipis melihatnya.

Dirinya sangat beruntung mempunyai Chaeyoung dan Dino yang sudah dia anggap sebagai adik kandungnya sendiri. Mereka yang selalu ada untuk Jimin saat keadaan apapun.

Pandangannya teralihkan pada jam dinding, waktu menunjukan pukul lima pagi. Dirinya berganti posisi menjadi duduk.

"Hyung, kau sudah sadar?"

Dino terbangun, mungkin karena suara pergerakan Jimin.

"Hm, apa aku membangunkanmu?"

"Tidak kok hyung."

"Dino, Mina bagaimana?" Tanya Jimin, berusaha untuk turun dari kasurnya.

"Hyung, hyung, jangan turun." Dino berdiri dan menahan Jimin.

"Aku mau menemui Mina." Ucap Jimin, dirinya melepaskan alat bantu pernafasan yang terpasang di hidungnya. Menggenggam tiang penggantung kantung cairan yang terhubung dengan jarum yang tertancap tangannya.

"Hyung, noona baik-baik saja. Tenanglah, hyung harus beristirahat." Dino berusaha menahan Jimin yang mau pergi dari kamarnya.

SEA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang