"Lo mimpi apa? Mimpi kejadian itu lagi?"
"Hmmmm," kini Kayra sudah lebih tenang, tapi dia masih berada dipelukan Rivan dan Rivan juga masin menepuk-nepuk punggungnya.
"Yaudah sekarang lo mandi, trus turun buat makan malam."
"Anterin aku ke kak Nara ya Van."
.......🍁.........
Rivan hanya terdiam mendengar permintaan Ku. Ia tahu betul apa yang akan aku lakukan disana, pasalnya mimpi itu tidak hanya sekali atau dua kali menghantui Ku, setiap aku memimpikan kejadian 3 bulan silam, aku hanya akan menangis dan menyalahkan diriku sendiri.
Tapi itu semua memang salahku, seandainya saja aku mau mendengar penjelasan Viky dan Kak Nara semua ini tidak akan terjadi, dan lebih baik hanya aku yang tersakiti waktu itu, daripada harus seperti ini.
"Van..," tegurku lagi pada Rivan yang masih terdiam.
"Kay, pliss." Ucap Rivan sambil melepas pelukannya. Aku hanya menatap Rivan dengan mata berkaca-kaca.
"Kenapa ini?" Tiba-tiba tante Mila sudah berada di ambang pintu kamarku.
"Kamu nangis Kay?" Tanyanya lagi padaku.
Aku hanya bisa menunduk dan menggigit bibir ku agar tangisanku tak kembali pecah.
"Van, kamu bisa tolong kebawah, jagain Ken sama Bella." Pinta tante Mila.
"Iya tan," jawab Rivan dan setelah itu ia pergi kebawah.
Di dalam kamar, hanya ada aku dan tante Mila, awalnya kita hanya sama sama terdiam diatas ranjang, sibuk denga fikiran masing-masing. Aku mendengar tarikan nafas panjang dari tante Mila sebelum mulai berbicara padaku.
"Waktu itu, tante sangat marah sekali sama Papa kamu, tante kecewa sangat sama dia. Mungkin kamu berfikir ini semua salah kamu, tapi tante nggak setuju." Tante Mila menoleh kearahku yang terus memperhatikan ucapannya, ia tersenyum sangat lembut, senyum khas seorang ibu yang cukup lama aku rindukan.
"Masih mau denger alesan tante kenapa nggak setuju sama pemikiran kamu?" Lanjutnya lagi yang hanya bisa kujawab dengan anggukan kepala.
"Okeh," ucapnya sambil tersenyum.
"Jelas itu bukan salah kamu menurut tante, tante lebih setuju jika itu salah Papa kamu. Seandainya saja Papa kamu nggak selingkuh dengan sekertarisnya sendiri, seandainya saja Papa kamu nggak bercerai dan membatalkan acara ulang tahun kamu waktu itu, ini semua nggak akan terjadi.""Untuk itu tante sangat marah sekali sama Papa kamu, gara-gara dia semua bisa sekacau ini. Tapi semua pemikiran tante terpatahkan saat melihat kekhawatiran di wajah Papa kamu saat itu, dia ketakutan banget lihat kamu sama Nara dalam kondisi sama-sama berjuang untuk hidup. Semua menyalahkan Papa kamu bahkan eyang mu menghajar Papa kamu sampai babak belur dan mengusir dia dari rumah sakit, tapi bagaimanapun dia Papa kamu, dia nggak akan pernah pergi sebelum melihat anak-anaknya membuka mata."
"Karena diusir dari rumah sakit, Papa kamu nggak pernah datang lagi, tante nggak pernah lihat dia lagi, dan untuk itu tante sudah memberikan label pria brengsek pada Papa kamu. Tapi ternyata tante salah. Waktu itu tante mau sholat subuh dimasjid rumah sakit dan menemukan Papa kamu sedang menangis sambil berdoa."
"Tante tidak tega melihatnya, tapi tante memutuskan buat pergi dari sana selesai sholat tanpa memperdulikan Papa kamu. Siangnya tante mengajak Ken main ketaman rumah sakit, dan tiba-tiba saja Papa kamu datang dan duduk disamping tante. Kamu tahu apa yang dibicarakan Papa kamu sama tante?" Aku hanya menjawab dengan menggeleng untuk pertanyaan itu.
"Dia bilang, kenapa ini semua nggak terjadi sama dia? Kenapa harus anak-anaknya? Dan dia juga bilang dia tidak akan memaafkan dirinya dan tidak akan menikah lagi, karena dia merasa dia adalah lelaki yang gagal." Aku terkejut mendengar penjelasan tante Mila, aku baru tahu cerita tentang Papa. Setelah aku terbangun dari kecelakaan itu tidak ada seorangpun yang membicarakan tentang Papa.
"Karena penjelasan dari Papamu itu, tante jadi berfikir, mengapa semua kesalahan dilimpahkan ke Papa kamu saja? Dari situ Tante percaya bahwa Papa kamu juga punya alasan dan pembelaan tentang mengapa dia selingkuh. Akhirnya tante memutuskan untuk berbicara dengan Papa kamu dimasjid itu lagi, tante menanyakan apa alasan dia berselingkuh dari Mami kamu yang merupakan adik tante."
"Papa kamu bilang, dia selingkuh karena Galuh lebih selalu ada untuk dia sedangkan Mami kamu sering meninggalkan dia dan anak-anaknya untuk urusan pekerjaan, Mami kamu terlalu keras kepala dan tidak bisa diatur, setiap Mami kamu pulang dari luar kota Mami kamu tidak pernah memperhatikan Papa kamu, dia lebih menghabiskan waktunya untuk kamu sama Nara, dan satu lagi, Papa kamu pernah membaca catatan Mami kamu yang isinya dia yang dipaksa menikah dengan Papa kamu." Seketika aku terkejut mendengar penjelasan tante Mila itu.
"Nah dari situ tante berfikir tentang semua yang terjadi pada keluarga kamu. Semuanya punya letak kesalahan masing-masing, dan semuanya punya letak kebenarannya masing-masing. Tidak ada yang sepenuhnya salah dan tidak ada yang sepenuhnya benar. Kamu paham maksud tante?" Air mataku sudah tidak dapata dibendung lagi setelah mendengar semua itu, aku hanya mengangguk pasrah untuk menjawab pertanyaan tante Mila.
Kemudian tante Mila menarikku kedalam pelukannya. Sangat hangat dan nyaman seolah aku bisa mengeluarkan semua beban dan keganjalan yang selama ini aku bawa sendiri. Aku ingin Mami yang memelukku saat ini dan menjelaskan semua ini, tapi keadaan seolah tak berpihak padaku. Tapi aku bersyukur masih ada tante Mila yang selalu menjagaku disini yang selalu memberiku kasih sayang seorang ibu yang belakangan ini sudah tidak lagi aku dapatkan secara langsung.
"Memangnya apa yang harus dan tidak seharusnya terjadi di dunia ini Kay? Semua itu tidak ada, karena apa yang terjadi saat ini dan apa yang akan terjadi nanti, semua sudah ditakdirkan dan dirancangkan. Kamu ataupun Papa kamu dan semuanya hanya menjadi perantara untuk semua tetap terjadi. Jadi tante mohon berhenti nyalahin diri kamu sendiri ya? Percayalah Kay, semua yang terjadi akan tetap terjadi meskipun kamu berdiam diri, dan semua yang terjadi adalah hal terbaik untuk kita dalam melalui kisah hidup ini."
Tante Mila melepasakn pelukannya, dia menatap ku dan menghapus air matanya dan air mataku.
"Jadi mulai sekarang bisakah kamu menerima semua ini?" Tanyanya padaku. Aku hanya menganggukkan kepala sebagai jawaban atas pertanyaannya, kemudia ku peluk lagi tante Mila."Kamu nggak lupa kan sama janji kamu buat nemenin Ken sama Bella liat Frozen?" Tanya tante Mila setelah aku melepaskan pelukan.
Aku hanya menjawab dengan cengiran, karena mimpi tadi aku sampai lupa tentang Ken da Bella.
"Sudah cepat mandi dan turun ya, kita makan malam bersama, pasti Rivan dan yang lain sudah menunggu dari tadi."
"Iya Te," setelah itu tante mila berdiri untuk pergi meninggalkan aku, tapi sebelum itu, aku menahan tangannya sampai membuat dia menoleh padaku.
"Terimakasih ya, Kayra udah lebih tenang karena tante. Terimakasih juga sudah mau menyayangi Kayra." Ucapku sambil tersenyum tulus pada tante Mila.
"Sama-sama sayang, apapun akan tante lakukan buat kamu dan Nara, tetap tersenyum seperti ini ya." Pintanya tulus padaku, dan lagi-lagi aku hanya menjawab dengan anggukan kepala.
Tanpa Keduanya sadari, di balik pintu ada Dino suami Mila dan Rivan yang menyaksikan, mereka berdua tersenyum lega melihat Kayra sudah kembali lebih tenang.
📌................
See you on next chapter
KAMU SEDANG MEMBACA
Ser Feliz
Teen FictionCerita ini mungkin sudah sering ditulis oleh banyak orang, dan mungkin terlihat sangan klise untuk diceritakan kembali. Tapi dicerita ini aku berusaha untuk menyampaikan apa yang terfikirkan dan menceritakan apa yang memang sudah aku rasakan. Apa in...