Aku hanya takut hampa akan sebuah kehadiran
-Kayra-Setelah masuk ke kamar rawat kak Nara, langsung saja aku menuju lemari kecil tempatku menyimpan baju cadangan, aku langsung masuk kamar mandi untuk membersihkan badan.
Setelah aku keluar dari kamar mandi, aku melihat kak Kinan dan Rivan sedang duduk bersebelahan di sofa ruangan ini, kak Kinan yang sedang bermain ponsel sambil memangku camilan kering, dan Rivan yang masih memasang muka masam sambil tak pernah melepas matanya untuk mengikuti setiap pergerakan ku.
"Gue masih nunggu cerita lo," ucap Rivan sambil melihatku yang tengah menggantung seragam sekolahku.
"Ihh tunggu dulu kenapa sih, aku mau sholat ashar dulu." Karna sekarang sudah masuk waktu solat ashar, langsung saja alasan itu yang kugunakan untuk mengulur waktu.
"Ayo sama aku juga Kay," ucap kak Kinan sambil berdiri hendak ke kamar mandi.
"Tungguin gue, kita berjamaah disini." Ucap Rivan masih dengan nada tak bersahabatnya. Ia lebih dulu masuk kamar mandi, meninggalkan aku dengan kak Kinan yang terkikik geli melihat tingkahnya.
Setelah sholat ashar berjamaah, aku tidak langsung bercerita pada Rivan, aku malah menghabiskan waktu berbicara pada kak Kinan, masa bodoh dengan Rivan yang kini kemanyunan bibirnya sudah sampai lima meter. Aku akan cerita jika Rivan sudah bisa meredam egonya sendiri, karena menurutku malas saja gitu, kalau kita cerita sama orang yang lagi bad mood, dan kurasa kak Kinan juga sependapat dengan ku karena dia juga ikut melancarkan aksiku.
"Kakak tadi sampe rumah jam berapa?" Tanyaku pada kak Kinan.
Kita sekarang lagi bersantai di sofa sambil memakan camilan. Rivan duduk di bangku dekat kak Nara sambil bermain ponselnya.Sekesal-kesalnya Rivan dan sekepo-keponya Rivan, dia nggak akan pernah menyela perbincanganku dengan kak Kinan, karena dia tau aku dan kak Kinan pasti rindu saat bisa mengobrol bareng seperti sekarang, maka dari itu Rivan dari tadi hanya diam saja tanpa menyela.
"Jam delapan sih sampe rumah, kalian udah berangkat sekolah." Jawab kak Kinan.
"Dijemput siapa kak?"
"Bang grab, soalnya Mama sama Papa nggak bisa jemput." Jawab kak Kinan
"Udah menetap di sini aja apa masih harus bolak-balik Jogja kak?"
"Kayaknya udah di sini aja, tapi sesekali bakal ke Jogja nengokin eyang," jawab Kak Kinan.
Kak Kinan ini bersekolah di Jogja, ia mengambil kelas akselerasi dengan jurusan kesenian, sebenarnya masa sekolah dia sudah usai dari setahun yang lalu, tapi dia menetap di sana karena dia juga sedang mengikuti pelatihan-pelatihan untuk lebih mengembangkan bakatnya. Dan rencananya tahun depan dia akan berkuliah di Jakarta masih dengan kesenian.
"Kuliah jadi dimana kak?" Tanyaku lagi, aku masih banyak ingin tahu tentang kak Kinan, maklum sudah lama tidak bertemu, terakhir ketemu saat aku sadar dari koma tapi saat itu aku masih belum bisa apa-apa.
"Emm gatau juga sih Kay, kata dia tuh, suruh satu kampus aja." Jawab kak Kinan sambil menunjuk Rivan.
"Kay doa in semoga bisa satu kampus, biar si Rivan nggak was-was lagi." Ucapku sambil terkikik geli.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ser Feliz
Teen FictionCerita ini mungkin sudah sering ditulis oleh banyak orang, dan mungkin terlihat sangan klise untuk diceritakan kembali. Tapi dicerita ini aku berusaha untuk menyampaikan apa yang terfikirkan dan menceritakan apa yang memang sudah aku rasakan. Apa in...