Rion pov
Harus Rion akui tentang kebenaran mitos yang sudah sering beredar, bahwa manusia itu punya kembaran setidaknya ada tujuh yang sama. Mungkin dulu omongan itu hanya sebuah omong kosong tanpa bukti yang akurat, dirinya dulu juga sering dibilang mirip si A, si B dan tak jarang disebut mirip beberapa artis indonesia maupun luar negri, padahal menurut dia, dirinya sangat jauh berbeda dengan figur-figur tersebut.
Tapi hari ini, gadis itu sudah berhasil mematahkan keyakinan dirinya tentang Mitos satu itu, tak lain gadis itu adalah Kayra, yang sejak pertama sudah membuat banyak list tanya dalam benak Rion.
Senyum Kayra, suara tawa Kayra semuanya sangat mirip dengan dia sosok masa lalunya, yaitu Nindy. Sangat jelas sekali kalau Rion amat tersiksa atas kemiripan itu, bagaimana tak menyiksa jika Rion saja berusaha mati-matian untuk melupakan Nindy tapi Kayra berhasil menghadirkan sosok itu kembali. Dan sorot mata Kayra saat bahagia sangat mirip denga Bundanya, Rion bingung bagaimana bisa didalam diri satu gadis itu bisa muncul dua orang yang sangat ia sayangi.
Rion sangat sadar kalau itu memang bukan kesalahan Kayra, bahkan memang tidak ada yang salah disini, dia hanya bingung dan kesal sendiri entah karena apa. Tadi saat dirinya berada di kelas, Rion akui bahwa ia tidak bisa mengalihkan pandangan dari Kayra, cara dia berinteraksi, cara dia menyimak, cara dia tertawa dengan teman-temannya, semua itu tak luput dari amatannya, dan yang paling membuat dadanya terasa sesak adalah saat ia mendengar tawa renyah keluar dari mulut Kayra saat berbicara dengan Alfa tadi, untuk itu ia memutuskan untuk keluar kelas, dan disinilah dia sekarang, di roof top sekolah.
Tawa Kayra dan semua tingkah laku Kayra sama dengab Nindy, tapi jumlah orang yang berada disekitar Kayra sangat jauh berbeda dengan Nindy. Kayra yang punya banyak sekali orang perduli yang mengelilinginya, mampu bersosialisasi dengan sikap mudah bergaulnya, sangat berbeda dengan Nindy yang tidak punya seorang temanpun disekolah, pribadi yang introvet, yang lebih suka menghabiskan sisa waktunya untuk berlama-lama duduk dibawah pohon belakang sekolah.
Rion pasti masih saja terus memikirkan perbandingan-perbandingan antara Kayra dan Nindy, jika saja ponsel disakunya tidak bergetar. Satu pesan Wattsapp baru dari nomor Gara, ya kemarin Gara memaksanya untuk bertukar nomor. Teringat Gara, sebenarnya Rion juga bingung dengan cowok itu, sesudah dia mengancamnya tentang Kayra, tak lama kemudian Gara kembali dengan aura biasa saja seolah tak terjadi apa-apa.
Gara:
Dimana lo? Cabut kantin buru.Setelah membaca pesan itu, ia kembali memasukkan ponselnya kedalam saku, menatap lurus kedepan sejenak dan menghembuskan nafas berat, kemudian langkah Rion kini berarah menuju kantin sekolah untuk sekedar berkumpul dengan teman barunya.
Rion ternyata salah jika dirinya berpikir pemikiran tentang Kayra hari ini setidaknya akan berakhir, tidak setalah dirinya melihat gadis itu lagi mendatangi meja nya dengan langkah ringan dan tersenyum akrab pada semua orang yang sekedar menyapanya. Kayra terlihat sangat mudah berinteraksi dengan semua orang, apalagi setelah melihat interaksi antara dirinua dengan Asep dan Alfa. Seperti ada satu tinjuan yang menghantam dada Rion melihat semua itu, dan tanpa sadar hati Rion menggumamkan kata "andai Nindy dulu kaya gitu."
.........🍁.........
Di dalam mobil Gara masih terasa ketegangan yang terjadi, bahasan tentang Viky yang tiba-tiba adalah alasan semua itu, aku tidak tahu respon seperti apa yang harus kuberikan pada Gara, pada sebagian besar cerita Viky yang sudah Gara ceritakam tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ser Feliz
Teen FictionCerita ini mungkin sudah sering ditulis oleh banyak orang, dan mungkin terlihat sangan klise untuk diceritakan kembali. Tapi dicerita ini aku berusaha untuk menyampaikan apa yang terfikirkan dan menceritakan apa yang memang sudah aku rasakan. Apa in...