"dek dengerin kakak dulu, kakak bisa jelasin semuanya,"
"Kay pliss berhenti, jangan lari. Dengerin penjelasan aku sama Nara!"
"KAYRA AWAS!!!"
tinnnnnnn, Brakkk.........,,,,........""
........🍁..........
Tut..tut...tut....
Suara monitor lagi-lagi menyelamatkan ku dari mimpi mengerikan itu."Argh... Mimpi itu lagi," erangku pelan sambil menghapus jejak air mata yang selalu keluar setiap aku memimpikan kejadian itu.
Pagi ku masih sama, bangun dengan pipi basah oleh air mata, peluh yang membanjiri kening dan genggaman erat ku pada telapak lemas yang selalu terasa dingin.
"Pagi kak, heheh maaf ya aku megangnya kekencengan, gak sakit kan kak?" Oceh ku pada tubuh yang selalu tertidur di kasur rumah sakit selama 3 bulan silam.
"Aku kok mimpiin itu terus sih kak? Padahal mimpi itu membawa seribu penyesalan dalam hidup aku, karna setiap aku bangun semua itu bukan lagi mimpi tapi nyata dengan liat kak nara yang tidur disini."
"Seperti hari-hari sebelumnya, aku mau kak Nara janji satu hal yang sama ke aku, kak Nara harus bangun hari ini ya, janji kan kak sama aku? Aku percaya kak Nara pasti nepatin janji."
Drtt..drttt...drttt
Obrolanku denga kak Nara terhenti saat ponsel ku yang aku letakkan diatas nakas bergetar tanda panggilan masuk, seperti biasa juga, itu pasti telpon dari Mami.
"Halo dek..."
"Iya Mi.."
"Mami kira kamu belum bangu dek, yaudah kamu siap siap kesekolah gih,"
"Iya Mi,"
"Ada perubahan dek? Bayinya gimana?"
"Sama aja Mi..."
Terdengar hembusan nafas berat mami diseberang sana.
"Mami semangat kerja ya, kay bakal jaga kak Nara disini, oiya sekarang mulai masuk musim dingin kan disana? Mami jangan lupa pake jaket yang tebel okeh.. dah Mami, love you.."
"Iya adek, dek tapi hari ini pliss kamu pulang ya.. istirahat dirumah jangan di rumah sakit terus..."
"Liat nanti aja ya Mi, aku tutup dulu telponnya Mi, dah.."
Akupun segera beranjak dari tempatku dan menuju ke kamar mandi yang ada diruangan itu.
Tak lama setelah aku selesai mandi terdengan bunyi pintu kamar yang dibuka dengan pelan, dan tanpa menoleh pun aku tahu itu pasti tante Mila yang datang."Oy kay, ini tante Mila bawain baju seragam lo sama sarapan juga, nanti berangkat bareng gua aja, gue tunggu di bawah ya."
Ternyata bukan suara tante Mila yang akan kudengar, tapi suara bariton yang terkesan tengil itu yang muncul.
"Kenapa tante Mila gak kesini sendiri Van?" Ucapku pada Rivan yang masih setia memegangi gagang pintu.
"Kendra mau dianter ke sekolah sama tante Mila."
KAMU SEDANG MEMBACA
Ser Feliz
Teen FictionCerita ini mungkin sudah sering ditulis oleh banyak orang, dan mungkin terlihat sangan klise untuk diceritakan kembali. Tapi dicerita ini aku berusaha untuk menyampaikan apa yang terfikirkan dan menceritakan apa yang memang sudah aku rasakan. Apa in...