4. Supermarket

314 33 10
                                    

Happy Reading!

Enjoyy!

👣

"Ha?"

"Udah sana bentar doang"Dela mendorong pelan bahu anak tunggalnya agar segera ke supermarket

"Ih ma, emang kekurangan apa coba?, kenapa gak suruh bi ratna juga"Gerutu Destiny

Dela melotot, "heh, kalau anak disuruh orang tua itu harus nurut, mau mama kutuk?"Ancam Dela dengan wajah lucu

"Mama ah ga asik banget"Dengus Destiny lalu pergi setelah mengambil uang yang disodorkan mamanya

"Skalian aja gue jadi bibi dirumah"Destiny menggerutu sambil menendang kerikil kecil di trotoar jalan.

"Malah jauh lagi"Keluhnya lagi

Kalau begini lebih baik dia dikutuk saja daripada berjalan sendirian di hari sabtu siang yang panas ini.

Destiny mengelap keringatnya setelah melihat supermarket, gadis itu berjalan menuju tempat itu

Kalau begini mending bawa mobil atau sepeda aish!

Dengan wajah kesal ia memasuki supermarket.

Mengambil apa saja yang disuruh mamanya.

"Makanan kucing udah,susu ibu hamil udah, rot--haa?!"Destiny terlonjak kaget

Baru sadar kalau ada Susu hamil dalam checklistnya, "jadi ini maksud mama?"

Ternyata tujuan Dela menyuruhnya untuk belanja, karena susu hamil ibunya

"Dasar mama, ngapain di sembunyiin alay banget"Gumam Destiny sambil tersenyum, senang sekali kalau dapat adik

Semoga laki deh, biar bisa disiksa haha

Setelah memastikan sudah tidak ada lagi yang perlu dibeli Destiny berjalan menuju Kasir

Mbak kasir dengan wajah jutek menscan barangnya lalu menyebutkan harga yang harus dibayar.

Destiny meraba saku celana pendeknya, tunggu mana uangnya?

"Bentar ya mbak"Destiny meraba raba terus saku celananya

Gawat, uangnya pasti jatuh dijalan tadi

"Em, mbak say--"

"Nih, sekalian sama itu juga"sebuah tangan kekar terulur disertai dengan suara beratnya

Destiny mengernyit, dia menoleh dan terkejut saat mengetahui siapa orang itu, Alridho

Si mbak kasir terlihat salah tingkah

"Ini, terima kasih, em boleh minta nomor telepon gak? "Dasar mbak ganjen batin Destiny

Destiny berjalan duluan setelah mengambil barang bawaannya

"Sorry mbak, gapunya hape"mbak kasir terperangah

Masa gapunya sih?!

Cowok seganteng itu?

Destiny melirik sinis mbak kasir ganjen itu,"dih"Destiny berdecih

Setelah melihat Alridho keluar Destiny buru-buru menghampiri cowok itu

"Em Al,makasih nanti gue ganti uangnya"Ucap Destiny canggung

Alridho menatap Destiny,"gapapa"

Destiny menggaruk dahinya"Mau pulang?"Alridho mengangguk

"Oh yaudah,makasih yaa"Destiny tersenyum tipis

Alridho hanya diam sambil menatap gadis itu

Destiny jadi salah tingkah ditatap seperti itu, bukan Destiny banget!

"K-kenapa? "

Alridho menggeleng

Destiny memilin bibirnya"yaudah gue duluan"Baru saja akan pergi--

"Gue anter,mau?"Destiny menoleh cepat

"Haa?"

"Gak budek kan?"

Destiny meringis, "gue bi--"

"Ayo naik"

Destiny dengan ragu menaiki motor besar Alridho

"Pegang bahu gue"Melihat Destiny kesusahan Alridho tersenyum tipis

Setelah berhasil, mereka pun pergi meninggalkan supermarket

"Rumah Lo dimana?"Tanya Alridho

"Terus aja,nanti masuk ke perumahan deket situ"

Setelah sampai, Alridho memberhentikan motornya, Destiny pun segera Turun.

"Makasih yaa"Ucap Destiny, Alridho mengangguk

"Gue pergi dulu"Destiny mengangguk

Alridho pun pergi, Destiny menatap kepergian Alridho dengan sedikit senyuman, jantungnya kembali berdetak kencang

"Kenapa kek seneng banget yaa?"Gumam Destiny sambil memegang dadanya, kembali merasakan detakan hangat itu lagi.

"Ah bisa gila gue"

👣

"Destiny, ada Irene sama Renaa"Dela berteriak memanggil Anaknya

"Disuruh masuk aja ngapa ma"Anak itu balas berteriak

"Gasopan banget sih, Turun gak?!"huh dasar badak betina

"Iya-iya otewe"dengan malas Destiny berjalan keluar menuju sohib absurdnya

"Ngapain kesini?"

"Jahat vanget sih des"cibir Irene, diangguki Renata

Destiny mendengus. "Hari sabtu loh ini, kek gaada kerjaan Lo bedua"ucap Destiny sambil rebahan di sofa

"Ya, gabut jadi kesini"

"Selain bank rumah gue jadi tempat pelarian?"Dengus Destiny

Irene Dan Renata tertawa, sampai ponsel Renata berbunyi

Setelah mengangkat telepon Renata berkata ia pergi dulu,ada urusan

"Perasaan sih Rena urusan mulu"ucap Irene, Destiny mengangkat bahu, bodoamatlah

"Jadi kita ngapain yaa?"Ucap Irene

Destiny tidak menjawab

"Des? "

"Oyy! "

"destiny?!, Lo tidurr?! "

Irene ingin menangis saja, kedua temannya begitu menyebalkan

👣

Makasih dah bacaaa:*

Destiny AGATHA CorneliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang