Niatnya up nanti
Tapi banyak yg suka, ya sudah saia up___________
Mata jeongin terbuka lebar, mulut sedikit terbuka sebuah gestur terkejut tidak menyangka akan penuturan sahabatnya ini , bagaimana bisa hal itu terjadi, bahkan jeongin berfikir mungkin jinyoung anak yatim piatu sehingga tidak memiliki keluarga tidak menyangka jika cerita yg sebenarnya jinyoung kabur karena hamil dan tidak ingin mempermalu keluarga , ya tuhan bahkan di umur 15 tahun ? Bayangkan 15 tahun jeongin sendiri diumur sekecil itu jelas tidak bisa melakukan apapun sendiri
Jeongin yg saat ini berumur 17 tahun, jika harus hidup sendiri jeongin pastikan tidak bisa dan tidak sanggup terlebih saat itu jinyoung hamil, jeongin tidak bisa membayangkan seberapa kuat dan tegarnya jinyoung saat itu
"Mama bekerja, dari pagi sampai malam dari aku kecil bahkan mungkin dari aku bayi, membesarkan ku hanya agar aku tercukupi dari kecukupan gizi dan kecukupanku lainnya, aku tidak bisa membayangkan lelah dan capeknya mama karena aku,______ masa mudanya hilang karena aku____, dan kebahagiannya hilang karena kehadiran ku"
Isakan hyunjin kembali terdengar mengingat masalahnya kali ini hanya membuat dada semakin berdenyut sakit , tidak menduga jika selama ini sang mama tersiksa karena kehadirannya . Seenggaknya itulah yg hyunjin fikirkan saat ini .
"Teman teman disekolah selalu mengatakan aku anak haram, anak pembawa sial, dan semua itu benar ayen_ ah, aku anak haram dan pembawa sial "
Sakit jujur saja jeongin pun merasa tidak terima akan ucapan hyunjin tentang dirinya sendiri
Jeongin yg dari awal diam pada akhirnya ikut menitikan air mata karena demi apa kalimat terakhir yg hyunjin ucapkan menusuk ulu hati, baginya kesakitan hyunjin adalah kesakitannya , karena fakta saat ini perasaan jeonginpun terasa sakit dada terasa nyeri.
Tidak
Kepala menggeleng pelan, isakan lolos, mata buram karena air mata tubuh nyaris bergetar , jeongin mengigit bibir bawah ingin mengatakan tidak benar tapi tertahan karena dada yg terasa sesak seakan ada benda yg membelenggu dibagian dada .
"Aku anak pembawa sial ayen_ah merenggut masa muda mama, merenggut kebahagiaan mama dan harus terpisah dari keluarga yg menyayanginya, semua ____semua karena aku "
Jeongin menangis tanpa suara sulit untuk menolak semua kalimat yg hyunjin ucapkan perasaan terasa tertohok sakit sekali sekalipun ada rasa ingin menyangkalnya
.
"apa yg harus aku lakukan ayen_ah ? Apa aku harus pergi dari hidup mama agar mama kembali dengan keluarganya dan bahagia tanpa harus terbebani dengan adanya aku ?"
Kembali jeongin mendelik terkejut, mata jelas buram karena air mata kepala menggeleng cepat bahkan menarik tubuh hyunjin agar menghadapnya, wajah merah dengan air mata memenuhi pipi apa bedanya dengan hyunjin saat ini mereka menangis bersama bahkan perasaan mereka pun sama mungkin lebih untuk hyunjin .
"Andweyeo ____ jebal andweyeo "
Air mata meluncur dengan deras kepala terus menggeleng, tatapan memohon terus ditunjukan seiring air mata yg seolah meluncur tanpa permisi jg tanpa henti, kenapa jadi seperti ini ? Tidak ____tidak akan membiarkan hyunjin menanggung masalah yg jelas bukan kesalahannya. Hyunjin pergi sama saja kembali mengulang luka lama , pergi dari orang tersayang hanya karena tidak ingin menjadi beban, dan ingin jinyoung bahagia jelas pemikiran hyunjin salah besar jeongin yakin perginya hyunjin malah itu yg menyakitkan jinyoung.
" kau bukan anak pembawa sial kau bukan anak haram, jinni_ah , kau anak park jinyoung orang yg sangat menyayangimu____ dan orang yg aku sayangi "
KAMU SEDANG MEMBACA
who my dad ??
Fanfictionmencari sang ayah demi kebahagiaan sang ibu hyunjin sadar betul kehadirannya hanya menghancurkan hidup sang ibu . *markjin *hyunjeong *2jae *boyxboy *mpreg