Up up ___ braaaah...
_________
Sebuah gedung bertingkat nan mewah tempat hyunjin dan jaebum berada saat ini, namja tinggi dengan wajah oriental bule berlalu lalang berbincang dengan menggunakan bahasa yg jelas tidak di mengerti pemuda berumur 18 tahun ini .
Tempat asing, bahasa asing dan suasana yg jelas berbeda dengan korea selatan hyunjin layaknya orang bodoh dari awal menginjakan kaki di LA yg hyunjin lakukan menyusuri seluruh tempat yg dia lihat sungguh demi tuhan berbeda dan sesungguhnya hyunjin mengecil dalam situasi seperti saat ini , jujur takut tapi niat dihati meyakinkan jika semua ini harus dilakukan , demi menyatukan kedua orang tua serta meminta pertanggung jawaban sang ayah hyunjin rela melakukan apapun, berjauhan dengan sang ibu serta jeongin untuk satu minggu kedepan
Dan perlu di beritahukan jika hyunjin izin kepada sang ibu untuk menginap diseoul menemani min hoo yg mulai tinggal diapartemen tidak lagi bersama orang tua dengan alasan telah dewasa , dan dengan gampangnya jinyoung membolehkan , karena merasa senang sang anak membuka diri dan mendekatkan diri kepada keluarganya.
"Hyunjin, hei ___"
Tubuh hyunjin digerakan terlihat tersentak jaebum dengan raut kesal lantaran hyunjin yg diam saja aaat beberapa kali di panggil, jaebum mengerutkan kening seakan mengerti perasaan pemuda dihadapannya mungkin sedikit tidak percaya dimana dia saat ini berada, bahkan rasa ingin memarahi mendadak hilang
"ap___apa ___apa samchon " bicara terbata dengan wajah kaku entah sulit dideskripsikan tapi jaebum terlanjur mengerti bocah didepannya ini mungkin ketakutan meliaht situasi .
"aku memanggilmu berkali- kali "
"Ah mianhae___ "
Menggaruk tengkuk yg tidak gatal, gestur canggung tapi tetap tersenyum tipis seolah menyamarkan keadan yg dirasa saat ini
Dan jaebum menghela nafas panjang, sebelum akhirnya membalik tubuh hyunjin agar menghadapnya lantas memegang kedua bahu tegap bocah berumur 18 tahun ini
"Bawa ini ____"
Memberikan sebuah kartu dengan tulisan berwarna gold, hyunjin menerima sekalipun dengan perasaan bertanya tanya 'ini apa ?'
"Kau bisa menunjukan kartu ini kepada siapapun didalam gedung ini dan mereka akan menunjukan tempat yg akan kau tuju "
"Tunggu dulu___ samchon tidak ikut denganku ?"
Wajah kentara panik, apa-apaan jaebum membiarkan nya sendiri bahkan untuk berdiri tegap ditempat ini saja hyunjin tidak berani dan sekarang malah menyuruhnya sendiri , tega sekali , bagaimana jika orang bertanya siapa dia? Hyunjin bahkan Tidak mengerti bahasnya . Dan bagaimana juga jika diusir mengingat hyunjin orang baru yg tentu tidak mereka kenal .
"Aku akan menunggumu di sana "
Menunjuk sofa yg berada disudut ruangan , demi tuhan tempat hyunjin saat ini luas sekali dengan berbagai lukisan yg terlihat mewah serta pintu kaca yg memperlihatkan keadaan diluar gedung, dalam benak tentu bertanya tanya ini tempat apa , kenapa ada diaini ? jaebum tidak menipunya kan ? Entah banyak lagi yg hyunjin fikirkan tapi sekali lagi mencoba positif sekalipun yg berputar dikepala tetap sesuatu yg negatif
"Jangan takut bocah, semua ini milikmu"
Kernyitan tanda tidak mengerti, dan jaebum malah terkekeh melihatnya mengusak rambut hitam hyunjin yg mirip sekali jinyoung hanya saja memiliki mata amber dan tatapan tajam seperti mark , sungguh benar kombinasi yg apik , hyunjin tampan dan gagah bahkan jaebum saja tidak percaya jika bocah yg beberapa minggu yg lalu memukulnya ini anak teman semasa sekolah dulu .
KAMU SEDANG MEMBACA
who my dad ??
Fanfictionmencari sang ayah demi kebahagiaan sang ibu hyunjin sadar betul kehadirannya hanya menghancurkan hidup sang ibu . *markjin *hyunjeong *2jae *boyxboy *mpreg