9. meet

2.2K 281 83
                                    


Markjin ketemu but___________

_______________


Jinyoung, seperti biasa pulang bekerja , sibuk didapur membuat olahan untuk mengenyangkan perut sang anak, aktifitas biasa tanpa mengeluh dan lelah, ini hidup yg harus di jalani sekalipun kedua orang tua menyarankan untuk pindah ke seoul dan bekerja diperusahaan keluarga jinyoung menolak, dia mengatakan disini lah hidupnya ditempat ini jinyoung memulai semua dari nol dan tidak mungkin meninggalkan begitu saja . Ditambah ditempat ini jinyoung merasa tenang berhasil bangkit dari masalah yg bisa di bilang pelik

Tangan sibuk memotong sayur disaat satu panci berisi air diatas kompor untuk di panaskan, menu makan kali ini sup lobak beserta baso dan iga sapi jg kimchi kiriman sang ibu dan ikan yg digoreng , tidak lupa dua macam sayur yg di tumis, jinyoung tahu sang anak makan banyak karena masa pertumbuhan, ah bahkan hyunjin tumbuh dengan baik tubuhnya saja tinggi sekali .

Kadang berfikir mirip siapa, padahal jelas sang ayah tidak begitu tinggi. 

Ah jadi teringat

Jinyoung berdecak, menggelengkan kepala setelah tadi memukulnya pelan, seakan salah jika terus memikirkan .

Mungkin dia telah bahagia, kiranya itu yg jinyoung fikirkan, ini pilihan yg jinyoung ambil sekalipun di hati masih terukir dengan jelas namanya , meninggalkan ayah sang anak tanpa kata wajar jika saat ini mark bahagia dengan yg lain .

Jinyoung mengikhlaskan sekalipun dihati merasa sakit.

Namja tampan, tampan sekali jika harus dikatakan, ayah hyunjin seorang yg paling tampan bukan hanya dimata jinyoung tapi jg dimata yg lain, jinyoung harusnya bersyukur berhasil mendapatkan namja yg menjadi incaran semua orang tapi jinyoung malah meninggalkannya begitu saja. Ah bodoh____ berkali kali jinyoung bergumam dan merutuki diri sendiri tapi sekali lagi jinyoung pun pergi karena tidak ingin menghancurkannya. 

Biarlah dirinya saja yg hancur dan rusak tidak dengan orang yg sangat di cintai , mark harus bahagia sekalipun bukan dengannya, kiranya itu yg jinyoung pikirkan dulu jg sampai detik ini . 

Pemikiran egois yg akhirnya akan menyakiti diri sendiri. 

Bodoh

Dan  setelah memikirkan sesuatu yg sesungguhnya tidak ingin jinyoung ingat  pekikan keluar dari bilah bibir tipisnya, tidak sengaja jari telunjuk teriris, astaga____terlalu memikirkan seseorang yg hadir di hati dulu sehingga melamun dan tidak menyadari bukan sayur yg di iris melainkan jadi sendiri. 

Jinyoung meringis, mencuci tangan yg luka, lantas mengambil tisu untuk menutupi darah yg terus keluar mungkin luka sedikit dalam, jinyoung berbalik hendak mengambil obat, tapi suara ketukan pintu menghentikannya,  memilih kembali menggambil tisu dan tisu yg kotor karena darah di buang ketempat sampah terdekat, berjalan sedikit tergesa ke arah pintu.

Dan saat pintu terbuka jinyoung hanya bisa diam dengan nafas tertahan begitupun tubuh yg nyaris mematung.
Ada rasa bergejolak di dada sebuah rasa yg Telah lama hilang kembali memenuhi hati, tubuh sedikit limbung jika saja tangan tidak cepat berpegang tembok .

Ya tuhan ___

katakan jika ini hanya mimpi

"Park jinyoung "

Dan suara tegas yg sama seperti dulu dengan tatapan tajam meyakinkan jika ini memang lah nyata, namja 18 tahun yg dia tinggalkan saat ini berdiri tepat di hadapan, meruntuhkan perasaan membeku yg selama ini mengisi hati .

Ia kembali dan menemukannya

__________

Seperti biasa lembayung disore hari menjadi background Jg tempat yg sama tepi sungai tempat spesial hyunjin dan sang sahabat jeongin duduk berdua setelah 1 minggu hyunjin pergi ke amerika bertemu sang ayah yg sudah diketahui bukan hal yg baik seperti yg ia harapkan .

who my dad ??Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang