10th

31 2 0
                                    

Pagi hari yang indah ini, Jane terbangun terlebih dahulu daripada Aaron. Jane memperhatikan dengan seksama wajah Aaron yang masih masih terlelap dalam tidurnya, secara perlahan Jane semakin mendekatkan tubuhnya pada Aaron. Mengusap wajah Aaron dengan lembut, Jane berusaha untuk tidak membangunkannya, namun Aaron menangkap pergelangan Jane dengan pelan, hingga akhirnya menariknya perlahan semakin mendekat padanya, jarak mereka kini hanya sejengkal, cukup dekat bukan?


"Jane, kau sudah bangun ? " tanya Aaron dengan suaranya yang berat dan serak khas seseorang yang baru saja terbangun dari lelapnya.

"I-iya, aku baru saja bangun, Good morning sunshine.." jawab Jane sedikit terbata-bata.

"Hey itu kalimatku, kau mengambilnya, tanpa seizinku" Aaron menjawab Jane dengan tawa lembutnya, "Good morning too my sunshine" lanjutnya sambil mencubit pelan pipi Jane.


🌻🌻🌻🌻🌻🌻


Setelah mereka membersihkan diri mereka masing-masing. Jane dengan riang berjalan menuju dapur rumah Aaron, membuatkan sebuah makan pagi yang begitu simple, beberapa roti bakar, 2 gelas susu, dan 3 macam selai untuk roti bakar tersebut, Jane tak lupa menyiapkan beberapa buah-buahan yang tersedia di rumah Aaron. Dengan sigap Jane meletakan makanan tersebut diatas sebuah Folding Garden Table Set yang letakkan Aaron di sebuah taman dibelakang rumahnya.

Jane menunggu kekasihnya, ia menunggu Aaron disebuah bangku di taman tersebut. Jane melirik jam tangannya, ya tepat 15 menit Jane menunggu Aaron. Jane melirik kearah pintu dapur tersebut, tak ada tanda-tanda jika ada seseorang yang akan keluar dari sana. Jane bangkit dari bangku itu, ketika ia akan melangkahkan kakinya, sosok yang ia tunggu pun datang.

"Maaf, kau sudah lama menunggu diriku ya? tadi setelah aku mandi, aku mencarimu di kamarku, aku kira kau sudah kembali kerumahmu" Aaron sedikit gurauan, ia tak ingin Jane marah padanya, Aaron sadar telah membuat kesalahan yaitu membuat Jane menunggu dirinya cukup lama.

"Ada-ada saja kau, aku tidak mungkin diriku meninggalkan rumahmu tanpa berpamitan dahulu dengan dirimu" Jane menjawab Aaron dengan menggelengkan kepalanya, kemudian ia berjalan menuju kekasihnya, ia menarik jari jemari Aaron dengan lembut, dan menaruh kepalanya di bahu Aaron, mengajak Aaron untuk segera duduk, dan memakan apa yang telah ia siapkan sedari tadi.


Mereka pun menyantap makanan tersebut, dengan beberapa topik perbincangan yang membuat mereka hanyut didalam percakapan tersebut, ditengah-tengah mereka menyantap makanan tersebut, Aaron mengambil ponselnya dari saku celananya,

"Jane, bisakah dirimu berpose cantik untuk diriku?"tanya Aaron dengan sedikit menggoda

"hahaha, tentu saja, aku hanya akan berpose cantik untuk dirimu, babe." Jane menjawab dirinya dengan godaan kecilnya. Sementara Aaron tertawa mendengar panggilan Jane terhadap dirinya, namun dia tak mau memperpanjangnya agar Jane tidak akan mengubah panggilan untuk dirinya, Aaron hanya menjawabnya dengan singkat dan jelas,

"Aku menyukai panggilanmu nona", mendengar perkataan Aaron, Jane mengangguk pelan sambil menatapnya.

Kemudian, Aaron membuka layar telfon genggamnya, membuka kameranya, dan ia memulai untuk memfoto gadis cantik miliknya, beberapa kali ia mengambil foto itu, Jane berpose layaknya seperti sedang berhadapan dengan seorang fotografer, ya memang itu sudah menjadi passionnya, dibidang modeling.

🌻🌻🌻🌻🌻🌻
Read this scene with -Alive Gabrielle Aplin's song-

Jane termenung dalam lamunannya, Jane saat ini sedang berada di kamar milik Aaron, sedang memperhatikan rumahnya melalui jendela kamar kekasihnya, dan dia mengingat apa yang telah dikatakan kakak kesayanganya "Aku tak suka jika kau masih menemui dirinya", dan hari ini Jane telah melanggarnya, bahkan sejak semalam ia menginap dirumah kekasihnya. Jane sungguh terjebak dengan dua orang yang sungguh ia sayangi.

Kakaknya, ya Jane sungguh menyayangi kakaknya namun tak bisa dipungkiri pula jika dia pun menyayangi Aaron. Jane sangat mengagumi Aaron, meskipun ia baru mengenalinya, Jane tak pernah menyangka bahwa sesungguhnya dia sudah lama kenal dengan Aaron, bahkan sejak ia masih kanak-kanak.

Tiba-tiba saja lamunannya di pecahkan oleh Aaron.

"Jane, kau sedang melamun ya? Apa ada sesuatu yang sedang mengganggu pikiranmu? Ceritakan padaku. Aku tidak ingin kau menanggung gelisahmu hanya seorang diri, kau harus membaginya denganku." Tiba-tiba saja Aaron berkata dengan panjang lebar.
"Tidak, tidak aku hanya berfikir, kapan ibu dan ayahku akan pulang, aku rindu" Ucap Jane, ia berbohong menutupi apa yang sedang ia pikirkan, Jane sungguh takut jika Aaron membenci kakaknya apabila ia memberitahu Aaron jika kakaknya melarang dirinya menjalin hubungan dengan Aaron.

Mendengar jawaban Jane, Aaron dengan sigap memeluk Jane dari belakang tubuhnya, jemari tangannya menggenggam tangan Jane di samping tubuhnya. Genggamannya begitu erat namun begitu menenangkan bagi Jane. Jane menutup kedua matanya, merasakan ketenangan begitu terasa, nyaman.

"Tenang Jane, kedua orangtuamu pasti akan kembali kesini, mungkin ia sedang sibuk" Aaron berbisik padanya, mengatakan hal tersebut dengan lembut, deru nafas Aaron begitu terasa di telinga Jane, Jane pun mengangguk pelan. Kemudian Jane membalikkan tubuhnya pada Aaron, dan memeluk Aaron. Tanpa terasa air matanya menetes, dan hal itu disadari oleh Aaron, Aaron pun mengelus rambut Jane, helai demi helai Aaron mengelus rambut Jane.

"Menangislah jika memang hal itu yang membantu dirimu supaya kau lega." "Tetapi aku mohon padamu Jane, jangan cemaskan hal ini terlalu lama, aku tak ingin melihatmu sedih seperti ini."

Sesungguhnya Jane menangis karna dua hal, pertama karena mengingat larangan yang telah kakaknya katakan, dan yang kedua Jane memang sedang merindukan kedua orangtuanya, entah kedua orangtuanya begitu sibuk sehingga tak mengabari Jane dan kakaknya atau karena ada alasan lain, Jane tak mengetahuinya.

Cukup lama Jane menangis sendu didalam pelukan Aaron, Aaron pun tidak melepaskan pelukannya. Aaron terus mengelus punggung Jane dengan sentuhan yang begitu lembut, Aaron tahu bahwa dirinya memang menyayangi Jane sepenuh hatinya.

"Aaron aku sangat berterimakasih karena dirimu telah hadir dalam kehidupanku" Jane menghapus air matanya, dan mendongakkan kepalanya menghadap Aaron, menatapnya dengan begitu sendu.
Aaron mengelus pipinya, mengecupnya perlahan. "Aku juga berterimakasih padamu Jane, kau sudah memberikan kebahagian kepadaku, dari pertama kali aku melihatmu, hingga detik ini."

Jane memahami dirinya begitu jatuh cinta pada pria yang sedang berada di hadapannya itu, namun ia tidak tahu apakah ini akan menjadi boomerang bagi dirinya atau tidak. Memang hal tersebut tidak bisa dipahami bagi siapapun, tidak ada yang mengetahui bagaimana perjalanan kisahnya. Hal yang Jane tahu hanyalah dia mencintai pria ini, Aaron, pria yang membuat dirinya mampu mengambil sebuah resiko terbesar dalam hidupnya.

🌻🌻🌻🌻🌻🌻

Jane kini sedang bersiap-siap untuk kembali ke rumahnya, ia sudah mengenakan pakaian rapi, Jane bergegas menemui Aaron. Aaron pun sudah menggunakan pakaian yang begitu rapi, dan terlihat begitu tampan. Jane berjalan mendekatinya dan berdiri menghadap Aaron, kemudian menjulurkan tangannya kebagian rambut Aaron, Jane menata rambut Aaron secara perlahan.
"Aku suka rambutmu seperti ini, berjambul hahaha." Jane terkekeh pelan, mengedipkan matanya, menggoda Aaron. Aaron pun tertawa melihat tingkah kekasihnya itu.

"Jane, aku ada hadiah kecil untuk dirimu, sekarang coba tutup kedua matamu." Aaron memerintah Jane dengan lembut dan menaruh kedua lengannya dipundak Jane, jane pun menuruti permintaan Aaron. Aaron berjalan semakin mendekati Jane, semakin menipiskan jarak diantara mereka, Aaron mengecup bibir tipis Jane, menciumnya semakin dalam. Begitu pula dengan Jane, membalas ciuman dari Kekasihnya semakin dalam. Ciuman mereka semakin memanas, hingga tak sadar Aaron semakin menekan tubuh Jane ke dinding kamarnya, mencium nya tanpa melepas bibirnya sedetikpun, dan pada akhirnya mereka memberhentikan ciuman mereka, mereka hampir saja kehabisan nafas satu sama lain, karena "hadiah kecil Aaron"

🌻🌻🌻🌻🌻🌻

Light Up The DarkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang