15th

37 1 0
                                    



"Aaaaaaaa Tidakk, plis jangan..sakittttt!!!!!"

Jane berteriak, menangis dan tubuhnya bergetar begitu hebat, dan seketika itu juga Jane terbangun dari tidurnya, ia melihat ke sekitar kamarnya, Jane begitu lega ketika menyadari bahwa dirinya berada di kamar tidurnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jane berteriak, menangis dan tubuhnya bergetar begitu hebat, dan seketika itu juga Jane terbangun dari tidurnya, ia melihat ke sekitar kamarnya, Jane begitu lega ketika menyadari bahwa dirinya berada di kamar tidurnya. Jane melirik kearah sebelah kirinya, ternyata semalam Darrel tak tidur disatu ranjang dengannya, Darrel masih berada di sampingnya namun berada di sofa bed dan masih tertidur dengan pulas, Darrel menepati janjinya untuk menjaga Jane semalaman.

Jane beranjak dari ranjangnya, kemudian Jane mendudukkan dirinya dengan posisi bertumpu pada lututnya, memeluk tubuh Darrel dan berbisik padanya, "Terimakasih sudah menepati janji mu, untuk menjaga ku". Jane mengusap perlahan rambut Darrel, mendaratkan kecupan pelan pada keningnya. Jane sangat bersyukur masih memiliki Darrel.

Kringggg..Kringgg..
Tiba-tiba saja ponsel Jane berbunyi, Jane mengambil ponselnya dari saku celananya, karena suara nada dering yang begitu keras membuat Darrel terbangun dari tidurnya, dan menyadari Jane telah disampingnya. Jane pun bangkit berdiri, sembari melihat siapakah yang menelpon dirinya pagi-pagi. Namun Jane justru me-reject telfon tersebut.

"Selamat pagi" Jane terkejut dengan sapaan yang terlontar dari Darrel.
"Oh hi, kau sudah bangun, aku akan buatkan sarapan untuk kita ya." Mendengar ucapan Jane, Darrel menahan bahu Jane,
"Tak usah Jane, kau masih butuh istirahat, aku tak mau merepotkan dirimu.",
"Tidak Darrel, ini adalah ucapan terimakasihku padamu."

Mereka pun turun bersama, menuju ruang tamu. Jane meminta Darrel untuk menunggu sarapan paginya di ruang tamu saja. Ketika Jane sudah selesai membuat sarapan pagi dan akan membawakannya untuk Darrel, tiba-tiba saja bel rumah Jane berbunyi, Jane pun berlari menuju pintu rumahnya, melihat melalui jendela rumahnya. Siapa sangka ternyata kedua orangtuanya telah kembali dari tugas pekerjaannya.

"Astaga!! Ayah ibu rupanya kalian telah kembaliii, aku rindu sekali." Jane memeluk ibunya
"Halo nak, kami pun rindu padamu" ibu Jane membalas pelukan Jane begitu erat, namun wajah ibu Jane begitu terkejut melihat kacaunya diri Jane.
"Ada apa denganmu sayang?"
"Nanti akan aku ceritakan bu." Jane tersenyum pada ibunya.

Ayah Jane melihat kearah Darrel, dan tersenyum padanya.
"Oh Jane, jadi ini pria yang telah memikat hatimu, ini ya? Kakakmu telah cerita pada kami melalui telfon beberapa bulan lalu."
Jane sontak kaget dengan pernyataan ayahnya, Jane berfikir pasti sebenarnya maksud kakaknya ialah Aaron, namun tidak mungkin Jane mengatakan tidak pada ayahnya, karena Jane tahu pasti akan menyakiti perasaan Darrel.
Maka dari itu Jane hanya tersenyum menatap ayahnya, dan kemudian merangkul pinggul Darrel, yang tak langsung memberikan jawaban "ya" pada ayahnya.

Jane bertindak seperti itu bukan karna terpaksa, tetapi karna Jane juga merasa bahwa mungkin saja pilihannya benar, dan mungkin saja Darrel memang tulus padanya.

Ayah ibu Jane pun mengobrol banyak hal, sembari Jane membuatkan roti panggang juga untuk ayah dan ibunya, serta kakak tersayangnya. Mereka pun sarapan bersama di ruang makan. Mereka mengobrol banyak hal, Darrel menceritakan kepada ayah ibu Jane bahwa dirinya adalah sahabat karib dari Dalton, begitu senang kedua orangtua Jane karena mereka merasa bahwa Jane dan Darrel terlihat sangat serasi.

Light Up The DarkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang