12. A deep feeling of disillusionment.

23.2K 2.8K 163
                                    

"arggggghhh!!" Teriak Gilang frustasi. Ia mengacak-acak rambutnya kesal. Sudah hampir satu jam Gilang menunggu Randy membawa mie ayam pesanannya. Tapi cowok itu belum kunjung datang.

"Laper gue.." keluh Gilang spontan. Ia mengubah posisinya yang awalnya selonjoran menjadi tengkurep di rumput taman. Sambil mendengus kesal Gilang mengumpat, ia bersumpah akan menabok kepala Randy jika temannya itu tidak kunjung datang sambil membawa semangkok mie ayam.

"Randy nyebelin njir! Nyebelin sumpah nyebelin, nyebelin nyebelin nyebel-akh anjir sakit!" Gilang berdiri refleks saat seseorang menendang tubuhnya. Ia melotot tajam sambil menyiapkan beribu umpatan untuk si pelaku.

Pelaku yang nampak nyungsruk itu pun tak kalah kesal. Ia menoleh refleks ke arah Gilang sambil menatap wajahnya sinis.

"Lu?" Gilang mengerutkan keningnya heran. Ia menunjuk wajah Andra dengan telunjuk bekas ngupil miliknya.

Andra yang merasa kesal pun menepis kasar telunjuk Gilang. Ia menatap wajah cowok di hadapannya dingin. "Lu kalo mati suri milih tempat yang elite dikit, jangan di jalanan.. ngalangin jalan orang lu!" Ucap Andra tajam. Gilang cemberut seketika. Ia merasa tersinggung!

"Weh anjir! Enak aja lu bilang gue mati suri, lu yang jalan gak liat-liat! Punya mata gak sih lu!"

"Gue punya mata, lu aja yang gak punya otak!"

Gilang mendengus kasar. Ia jengkel dengan Andra. Cowok itu memang terlihat manis dan ramah. Tapi aslinya? Galak dan kata-katanya pedes! Gilang bisa darah tinggi dibuatnya!

"Kata-kata lu itu bisa lu jaga gak?" Ucap Gilang kesal. Baru kali ini ia menemukan makhluk seperti Andra. Biasanya semenjengkelkan apapun orang yang Gilang temui. Cowok itu tidak pernah merasa setersinggung ini. Gilang kan selow orangnya!

"Sorry, kalo fakta yang gue omongin buat lu shock.. lu pasti kaget ya, ternyata lu sebego itu?" Ucapan Andra semakin membuat Gilang panas dingin menahan emosi. Ia mengepalkan tangannya erat dan melotot tajam kearah Andra.

Sementara Andra hanya menatap datar kearah Gilang. Cowok bermata sipit itu tersenyum miring dan melangkahkan kakinya pergi meninggalkan Gilang.

"Oy! Mau kemana lu!" Ucap Gilang tak terima karena di tinggalkan pas lagi baper-bapernya. Ia mengejar langkah Andra dan berhenti tepat di hadapannya.

"Gue gak terima lu katain bego!" Ucap Gilang protes. Andra tertawa geli, ia menggelengkan kepalanya pelan. "Ada ya orang gila kayak lu.."

"Gue gak gila! Gue waras!"

"Lu gila di mata gue, lu aneh!"

Gilang menghembuskan nafasnya kasar. Ia tersenyum hambar dan menarik kerah baju Andra refleks. Andra yang kaget pun hanya bisa melotot. Ia mencoba mendorong dada Gilang sekuat tenaga.

"Mau lu apa hah!" Teriak Andra kesal. Gilang semakin mengeratkan pegangannya, membuat Andra merasa sesak karena tercekik.

"Mau gue lu jaga omongan lu!"

Andra mendecih. Cowok itu malah menyeringai menantang Gilang. "Kalo gue gak mau, lu mau apa?"

Gilang tersenyum tipis. Ia mengepalkan sebelah tangannya dan bersiap memukul Andra. Randy yang baru saja datang sambil membawa dua mangkuk mie ayam pun berteriak refleks. Ia meletakkan mangkuk di tangannya dan bergegas memisahkan Gilang dan Andra.

"Woy!"

Gilang mendengus kesal saat Randy datang dan mendorong tubuhnya. Ia menatap wajah Randy tajam dan berkata ketus. "Paan sih lu? Mau jadi pahlawan?"

"Gak gitu Lang.. disini banyak orang, lu jangan berantem!"

"Lu omongin itu ke dia! Dia yang buat gue emosi!" Ucap Gilang sembari menunjuk wajah Andra dengan telunjuknya. Ia mendengus kesal, dan melangkahkan kakinya pergi meninggalkan Randy dan Andra.

MY STUPID ENEMY ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang