Dulu Kevan sempat berpikir. Kenapa seseorang bisa jatuh cinta? Apa gunanya memiliki perasaan seperti itu? Perasaan itu cuma akan membuat yang merasakannya jatuh ke dalam kebodohan.
Kebodohan karena menyukai seseorang terlalu dalam.
Seperti yang dirasakan ibunya.
Kevan tumbuh dengan ceria, hanya segelintir orang yang tau luka hidupnya saat ini. Alasan Kevan pindah ke kosan, karena ibunya meninggal beberapa hari setelah Kevan di terima di SMA favoritnya.
Yang Kevan rasakan? Tentu saja sedih!
Bagi beberapa orang, ibu adalah aset kebahagiaan terpenting! Itu juga yang membuat Kevan sempat putus asa dalam hidupnya, apalagi saat menelan kenyataan ketika ayahnya menikah lagi setelah beberapa bulan kepergian ibunya.
Kevan seperti mendapatkan sebuah cambukan keras!
Dulu, saat Kevan tinggal dengan ayahnya. Kevan sesekali mencuri pandang ke arah kamar ayahnya. Hanya untuk memastikan, apa ayahnya pernah menangis seperti yang ibunya lakukan setiap kali di tinggal pergi?
Tapi itu tidak pernah terjadi.
Kevan tidak pernah melihat raut sedih di wajah ayahnya. Saat Kevan menanyakannya langsung kepada ayahnya, ayahnya hanya berkata :
'cinta itu sebuah kebutuhan dalam hidup, jika kamu kehilangannya.. cobalah untuk mencari cinta yang baru.'
Itu berbanding terbalik dengan yang selalu ibunya ucapkan. Beliau tidak pernah mengkhianati ayahnya meskipun ia sanggup. Dan dari sana Kevan mulai menyadari satu hal.
Tidak selamanya cinta memberikan kebahagiaan untuk orang yang mengalaminya.
Kevan muak dengan perasaan itu. Perasaan yang seringkali orang sebut dengan kata cinta. Cinta yang memberikan kehidupan, cinta yang memberikan kebahagiaan, cinta yang memberikan kasih sayang. Kevan muak mendengarkannya.
Sampai Kevan berjanji pada dirinya sendiri. Dia tidak akan pernah jatuh cinta pada siapapun.
Tapi saat bertemu dengannya lagi.
Kevan seperti di paksa menjilat ludahnya sendiri.
Janji yang ia pegang selama beberapa tahun lamanya, telah hancur hanya karena cowok tengil yang selalu membuat ulah.
Memporak-porandakan kehidupannya yang adem ayem.
Membuat emosinya naik turun seketika.
Tapi anehnya, Kevan menyukainya.
Dia merasa ditarik dari ruang gelap yang ia ciptakan sendiri di celah hatinya.
Perasaan sepi yang setiap hari membuntutinya seperti bayangan, kini perlahan menghilang.. berganti dengan suasana hangat yang mencoba mengusik, menciptakan atmosfir nya sendiri.
Kevan awalnya tidak menyadari.
Saat senyumnya tercipta kembali hanya karena melihat kebahagiaan seseorang.
Tapi perlahan, dia mulai mengerti.
Bahwa hatinya telah jatuh tanpa ia sadari.
***
Suara langkah kaki terdengar ramai, berlari mendekatinya. Tubuhnya yang lemas, terkulai naas di jalanan tanpa sanggup ia gerakan.
Kevan mencoba membuka matanya, meskipun rasa perih menciderai seluruh badannya saat ini.
"Van! Bangun!" Hanya kata itu yang Kevan dengar saat matanya tak lagi mampu terbuka. Mulutnya pun nampak sulit untuk membalas, bahkan untuk mengatakan 'dia baik-baik saja' pun terasa sangat sulit sekarang.
"Kevan gue mohon bangun.." air mata menetes dari pelupuk matanya. Kevan tersenyum tipis ia merasa perasaannya menghangat seketika.
"Goblok! Tolol! Kevan tolol! Bangun anjir!" Keylo berteriak frustasi, ia memeluk kuat-kuat tubuh yang terkulai lemah berlumur darah itu. Tangisnya terisak perih, ia menarik tangan Kevan dan menggenggamnya erat. "Goblok bangun! Lu tiduran disini, gak punya kasur hah?!"
Keylo tetaplah Keylo, sepanik apapun dia saat ini, ucapan tajamnya selalu menusuk membengkakkan telinga. Mungkin semua orang punya cara tersendiri untuk menenangkan emosinya, termasuk Keylo. Ia terus berteriak keras, berharap Kevan masih mempunyai kesadaran untuk membalas ucapannya.
"Kevan bangun.."
"Key, sebaiknya.. kita bawa ke rumah sakit aja dulu.." Andra memberi saran, Keylo mengangguk cepat. Ia mengalungkan tangan kiri Kevan ke pundaknya dan berdiri. "Bantuin gue Dra.." ucapnya yang langsung mendapat anggukan kepala dari Andra.
***
Setelah kejadian beberapa hari itu Keylo semakin rutin bolos dari sekolah, hanya untuk menjenguk Kevan dan menidurkan kepalanya di sisi ranjang rumah sakit Kevan.
Guru-guru yang awalnya beroceh pun mulai menghembuskan nafasnya maklum. Mereka faham betul, perasaan Keylo saat ini. Apalagi ketika mengetahui Kevan dipukuli karena ulahnya, rasa bersalah mulai menggerogoti pikirannya saat ini.
"Van, kok lu bego banget sih?" Keylo berkata lirih, sudah hampir 30 menit Keylo menangisi kesalahannya, sudah selama itu juga Keylo memandangi wajah Kevan.
Wajah tampan dengan tatapan tegas yang akhir-akhir ini memikatnya. Keylo merindukannya, ia rindu Kevannya!
"Van, kalo lu bangun gue janji bakal kasih lu jatah tiap hari.." ucap Keylo diiringi kekehan geli. Ia tau perkataannya itu bodoh, jika Kevan sedang tidak dalam keadaan sakit pasti dia langsung bangun dengan tatapan penuh binar menatapnya. Tapi sayangnya, Kevan sedang terkulai lemah di sana. Bahkan saat melihat perban yang melingkar di kepalanya, Keylo khawatir Kevan masih mengingatnya.
"Van, lu jangan amnesia ya! Tar lu lupa lagi nyediain pelumas pas maen di kasur kayak kemarin-kemarin.. lu gak tau apa pantat gue perih pas itu, udah tau detol (gede kont*l) masih aja maksain nusbol! Dasar lu gak berperikebo'olan!" Ucap Keylo kesal, ia mencubit pelan hidung mancung Kevan.
Entah kenapa ia menyukainya. Salah satunya alasan Keylo terus mengganggu Kevan adalah karena ia iri. Cowok itu terlalu sempurna bahkan untuk dimiliki orang sepertinya. Tubuh Kevan tegap dengan tinggi hampir di atas rata-rata cowok SMA. Badannya berisi dan berotot. Kulitnya putih tapi tidak terlihat pucat, alisnya tebal, hidungnya bangir dan bibirnya nampak indah dengan warna pink alami. Jika di pandang dari dekat, Keylo merasa wajah Kevan seperti lukisan yang di poles indah.
"Gue masih bingung, kenapa orang kayak lu bisa suka ke gue Van? Tuhan itu adil ya, andai cowok kayak lu di takdirin jadi playboy plus penjahat kelamin.. udah pasti populasi cewek polos di dunia ini bakalan langka.." Keylo tersenyum lirih, ia mengusap rambut Kevan pelan. "Tapi untungnya lu di takdirin homo, setidaknya pantat gue udah berjasa nyelamatin kesucian seluruh perawan di dunia.."
Keylo terkekeh geli mendengar ucapannya sendiri. Demi apapun dia sangat merindukan Kevan, jika saja Kevan bangun Keylo pasti akan memeluk tubuhnya erat-erat, tapi setelah Keylo puas menabok kepalanya.
"Van, I love you.."
"I love you more Key.."
_____________Zzz_____________
Saya double update karena kuota saya lagi mencapai puncak gunung Himalaya. Tar kalo bisa nyopet WiFi tetangga saya update lagi dah. Sambil mau namatin ini cerita.
Vote berarti lanjut, komen berarti double up hehe jadi tolong budidayakan vote and komen biar jari saya gasspol namatin this story.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY STUPID ENEMY ✓
Humor#1 in lawak (22/05/2020) #2 in pelangi (21/09/2019) ______________________________________ 13 Januari 2019 - 10 September 2019 ______________________________________ WARNING!! it's yaoi area. Homophobic? Jangan membaca. Cerita ini saya buat hanya un...