4. Mendekatimu

39.4K 4.6K 592
                                    

•Author Pov

"Blacky... Guk.. guk.." ucap Kevan seraya menggoyang-goyangkan paha ayam di tangannya ke hadapan Gilang. Yang merasa terpanggil pun menoleh dengan binar-binar kilat dimatanya.

"Auuuuuuuuuuu.. u.. u.. a.. a.."

"Kok malah jadi kayak monyet ye.." ucap Kevan yang hanya di respon Gilang dengan cengiran. Ia menyuapkan paha ayam di tangannya ke mulut Gilang karena geli melihat kelakuan sahabatnya yang sudah seperti orang gila yang lepas dari pengawasan.

"Anjir lu Lang.. beneran kek manusia stress.."

"Hebat kan acting aing.." ucap Gilang sambil menyengir kuda membuat tangan Kevan gemas untuk menabok palanya. "Lu tadi acting Lang? Anjir serius acting nya natural sumpah.. lu ada bakat jadi orang stress.."

"Kevan sialan anjir!" Umpat Gilang sambil menggetok pala Kevan menggunakan tulang ayam. Kevan hanya cemberut kesal karena pala nya di tabok seenaknya dengan tulang ayam bekas jigong Gilang.

"Anjir bau pamatuk (paruh) lu Lang!" Ucap Kevan kesal sambil menoyor indah dahi mulus Gilang, yang di toyor pun cemberut tak terima. "Pamatuk, lu kira gue burung njir!"

"Kan lu emang jenis burung? Burung Gilang?"

"Itu elang anjir!" Gilang yang merasa namanya ternistakan pun menarik urat lehernya untuk nge gas.

"Sewot amat sih mbak.. pms ye?"

"Gak uts gue!"

"Ujian dong.."

"Berisik lu kutil.." ucap Gilang tak ingin berdebat lagi. Kevan pun menuruti, cowok dengan rahang kokoh itu hanya terkekeh geli dan menatap lurus kearah depan.

"Eh Van, lu masih kejar-kejar si Keylo?" Ucap Gilang membuka topik pembicaraan baru. Kevan menoleh spontan dan menatap Gilang polos. "Hah?" Ucap Kevan pura-pura tuli.

"Gue sumpahin budek beneran mau?" Kevan menggelengkan kepalanya cepat. Ia menyengir lebar sambil sesekali terkikik geli. Ya Kevan emang receh.

"Jangan lah.. iya gue masih kejar dia.." ucap Kevan terus terang. Tidak ada salahnya berjujur ria dengan sahabat yang telah mengetahui seluk beluk lekuk lurus otongnya. Eh, hidupnya maksudnya.

"Sampe kapan njir? Kalian ini LDR loh.."

"Kok LDR? Kan sekota?" Tanya Kevan heran. Gilang menggelengkan kepalanya prihatin dan memandang lurus kearah depan.

"LDR rasa cuy.. lu nya cinta, dianya kagak.."

Kevan seperti tertohok indah di bagian hatinya. Ada sedikit denyutan-denyutan manja yang mengerilya menaungi kepalanya. Kevan mendadak migrain gan! Pusing, memikirkan masa depannya yang tak lurus seperti keinginannya.

Gilang yang seakan mengerti arti dari kebisuan sahabatnya itu hanya bisa merangkul pundaknya. Memberikan ketabahan serta hinaan di setiap detiknya. Sesekali Gilang tertawa lepas, meledek nasib temannya yang belok dan jomblo sampai sekarang ini. Gilang tidak jijik sedikitpun pada Kevan. Meskipun ia sempat kaget sampai keselek cimol mang encas gara-gara pengakuan to the point tanpa babibu dari Kevan.

"Sabar bro.. kalo lu ngerasa gak sanggup buat hidup, kasih tau gue.. biar gue sediain tali tambang.." begitu cara Gilang menghibur sohibnya Kevan. Kevan hanya cemberut kesal mendengar kata-kata motivasi menjatuhkan dari Gilang.

"Atau lu pindah haluan aja jadi pihak tercolok Van.. si Keylo ikut paskibra, dia juga kapten futsal.. mana mau dia jadi pihak tercolok.. lagian aneh-aneh aja lu.. mau jadiin cowok macho tampang cool kayak si Keylo uke, mending lu pacarin banci pinggiran jalan noh.. udah pasti lu yang jadi pencoloknya.."

MY STUPID ENEMY ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang