Felix nyaris tidak tidur tadi malam, foto-foto berdarah itu tak bisa menghilang dari bayangannya. Ia meletakkan file tentang background kehidupan pasien di meja samping tempat tidurnya, tetapi ia sama sekali belum menyentuhnya. Felix tidak tahu apapun tentang pasiennya selain nama sosok itu.
Felix sendiri sebenarnya jarang membaca file kehidupan pasien kecuali benar-benar mendesak. Ia lebih suka mengenal pasiennya sendiri, memiliki pengalaman bersama mereka. Hari ini ia menyesal tidak tahu apa-apa tentang pasien yang akan ditemuinya disamping fakta bahwa sosok itu adalah pembunuh.
Masih ada setengah jam sebelum sesi yang menghantui kepalanya itu dimulai. Felix mencoba mengalihkannya kegugupannya dengan kopi, tapi itu hanya membuat jantungnya berdebar semakin cepat. Ia dapat merasakan tatapan dingin Changbin yang seolah memaksanya untuk mengungkapkan semua kegalauan yang melingkupi kepalanya.
"How do you deal with this every damn day?" Tanya Felix tiba-tiba, tetapi rekan kerja merangkap sahabatnya itu tidak tampak terkejut dengan pertanyaannya.
"Profesionalisme," jawab Changbin dengan nada datarnya yang menyebalkan. Serius...apa ini saran terbaik yang bisa dia berikan?
"Serius? Itu jawabanmu? Aku belum pernah berurusan dengan penjahat sebelumnya dan jelas aku akan mengapresiasi sedikit nasehat."
"Aku tidak cukup pintar dalam hal-hal seperti ini, telepon Jisung mungkin dia bisa memberimu satu."
"Tidak akan, kau sendiri tahu meminta saran Jisung dalam hal seperti ini berarti aku menandatangani surat pengunduran diriku sendiri," kata Felix, mencoba membayangkan bagaimana Jisung akan memberinya ceramah '1001 cara menghadapi pembunuh oleh Han Jisung'. Tapi Jesus tahu, Jisung hanya akan berteriak di telinganya lalu menjemput Felix dan tidak akan membiarkannya menginjakkan kaki di klinik ini lagi.
"Bagaimana kau bisa berhadapan dengan pasienmu secara normal? Apa yang membuatmu bisa melakukan pekerjaanmu dengan baik?" Tanya Changbin, Felix bisa merasakan kepedulian yang nyata dalam suara sosok yang lebih tua itu.
"Aku ingin membantu mereka menemukan jalan agar berdamai dengan diri mereka sendiri tapi aku tidak akan mungkin bisa membantu pasien itu dengan cara yang sama, karena dia ..."
"Seorang pembunuh, aku tahu, tapi pasti ada suatu alasan mengapa dia ada disini. Kau bahkan belum membaca profilnya, bagaimana kau tahu kondisi seperti apa yang mungkin dia miliki? Cobalah untuk tetap bersikap senetral mungkin. Anggap dia sebagai pasien lainnya. Mungkin akan sulit dalam pertemuan pertama dan kedua, tapi setelah itu aku yakin kau akan bisa mengendalikan dirimu," jelas Changbin.
Felix hanya bisa menatapnya dengan rahang terbuka sebelum bicara, "itu mungkin waktu terlama aku mendengarmu bicara."
Itu membuat Felix mendapat pelototan dari yang lebih tua, yang entah kenapa membuat perasaannya sedikit lebih ringan. Alarm ponsel Felix menyala dan menariknya kembali ke kenyataan. Sudah waktunya untuk memulai sesi bersama Hwang Hyunjin dan ia merasakan kegelisahan kembali memenuhi tubuhnya tapi seperti yang disarankan Changbin, ia mencoba untuk tetap netral. Ia memasang wajah datarnya ketika memasuki ruangan.
*
*
*Ruangan ini adalah ruangan untuk sesi khusus yang hanya digunakan oleh departemen kriminal klinik mereka. Felix tidak pernah memasuki ruangan ini sebelumnya, tetapi selain keberadaan dua penjaga keamanan di depan pintu tidak ada yang membedakan ruangan ini dengan ruangan lain di klinik mereka.
Dindingnya berwarna kelabu dan kosong, lantai linoleum usang, sebuah meja kayu dan dua buah kursi. Satu kursi kosong sementara kursi lainnya telah diisi oleh pasien.
KAMU SEDANG MEMBACA
shady || hyunlix ✓
Fiksi PenggemarLee Felix bersyukur dengan kehidupannya sebagai seorang psikolog. Hidupnya sederhana dan tenang hingga ia harus menghadapi Hyunjin, pasien barunya. Seorang psikopat yang menghabisi nyawa sebuah keluarga tanpa berpikir dua kali. Warning : ⚠️ Blood sc...