0.5

3.7K 821 79
                                    

Mereka hanya saling berhadapan selama dua menit dalam keheningan ketika Hyunjin akhirnya buka suara, "jadi akhirnya kau menyerah dan membaca file itu?"

Sebenarnya Felix melempar file itu keatas meja, sebuah permintaan hening dari Felix agar Hyunjin menjelaskan dirinya sendiri. Tapi tentu saja Hwang Hyunjin tidak akan membuat hidupnya lebih mudah, yang lebih muda menjawab permintaan Felix dengan pertanyaan yang lain.

"Ya, aku membacanya dan file ini sama sekali tidak menjelaskan apapun. Tidak ada latar belakang yang tragis tidak ada tanda gangguan jiwa, sama sekali tidak ada motif untuk melakukan pembunuhan!" Jawab Felix, ia tidak bisa menyembunyikan kemarahan dari suaranya.

Hyunjin tersenyum ketika dia bersandar di kursinya, jelas sangat puas dengan reaksi si psikolog. "Exactly. Sudah kukatakan file itu akan sangat membantu pekerjaanmu."

"Sarkasme tidak akan membantumu di pengadilan," desis Felix, ia bahkan tidak lagi berusaha memasang topeng profesional didepan bajingan sinting ini. Tapi sikap Felix hanya membuat senyum Hyunjin semakin cerah. He had Felix exactly where he wanted. "Kau terdengar seperti pengacaraku."

"Jadi kau membunuh sebuah keluarga karena bosan atau apa?"

"Aku membunuh mereka karena well... bagiku membunuh itu menyenangkan. Cara mereka memohon agar aku mengampuni nyawa mereka dan bagaimana harapan perlahan memudar dari mata mereka itu benar-benar memuaskan. Tentu saja kau tidak akan mengerti," jelas Hyunjin, seolah ia sedang membicarakan cuaca dan bukannya motif mengapa ia menghabisi nyawa manusia. Seolah membunuh manusia senormal hari hujan di Seoul.

"Seseorang tidak akan membiarkan pembunuh masuk ke rumah mereka begitu saja, begitu juga orang asing. Jadi bagaimana kau bisa memasuki rumah mereka begitu saja? Tidak ada tanda-tanda pencurian atau penerobosan rumah, jadi kau tidak mungkin memasuki rumah mereka secara paksa. Bagaimana kau membuat mereka mengizinkanmu masuk?" Tanya Felix, ia sepenuhnya sadar bahwa kali ini Hyunjin akan menjawab pertanyaannya. Mereka sudah bermain kucing dan tikus terlalu lama, sekarang saatnya memunculkan beberapa fakta.

"Aku mengatakan pada mereka bahwa aku kehilangan anjingku yang sepertinya lari ke halaman belakang mereka. Aku bahkan membawa kalung anjing serta talinya. Mereka membiarkanku masuk begitu saja, karena siapa yang akan menolak menolong pemuda tidak berdosa yang sedang mencari anjingnya?" Hyunjin tersenyum, rasa bangga tergambar jelas dari suaranya.

Felix tidak bisa tidak setuju dengan kata-kata Hyunjin. Sebagian besar orang akan membiarkan Hyunjin memasuki rumah mereka begitu saja dengan senyum menawan itu ditambah sosok didepannya ini adalah aktor yang luar biasa.

Hyunjin menyembunyikan kebrutalannya dibalik topeng senyum yang ia kenakan selama bertahun-tahun dan Felix entah bagaimana caranya harus bisa memasuki dasar pikiran gila Hwang Hyunjin, meskipun ia tahu itu akan sangat sulit.

"Kedengarannya terorganisir."

"Itu spesialisasiku, Felix."

"Psikolog Lee untukmu," balas Felix, kesal dengan ketidaksopanan sosok yang lebih muda. Felix tahu itu hanya salah satu strategi Hyunjin untuk membuatnya gila dan itu berhasil.

"Nah, aku lebih suka Felix," kata Hyunjin santai lagi-lagi dengan senyum diwajahnya.

Senyum itu mengejutkan Felix karena dua alasan berbeda. Ia tahu senyum itu palsu tapi ia tidak bisa tidak jatuh pada senyum itu. Sangat mudah untuk terperangkap dalam mantra Hyunjin tidak peduli seberapa berpengalamannya Felix.

Hanya sepasang mata dingin Hyunjin yang memberi tahu Felix bahwa ia sedang berhadapan dengan seorang pembunuh dan itu adalah pengingat yang cukup kuat agar ia tidak menurunkan kewaspadaannya. Bocah ini tahu caranya bermain-main dengan pikiran manusia.

"Apakah kau akan melakukan hal itu lagi?" Tanya Felix, mencoba kembali kedalam topik.

"Melakukan apa? Memanggilmu dengan nama depanmu atau membunuh sebuah keluarga? Kau harus lebih spesifik," tanya Hyunjin, membungkuk ke depan, meminimalkan jarak di antara mereka. Itu adalah sesuatu yang disukai Hyunjin, memasuki ruang pribadi Felix karena hal itu membuat si psikolog gugup.

"Membunuh."

"Tentu aku akan melakukannya lagi," kata Hyunjin datar dan Felix tidak terkejut akan hal itu.

"Mengapa?"

"Seperti yang kukatakan sebelumnya, membunuh itu menyenangkan."

"Apa membunuh manusia membuatmu seperti memegang kendali?"

Mereka akhirnya membuat beberapa kemajuan. Felix membuat beberapa catatan. Hyunjin melirik sekilas pada buku catatan itu sebelum mengarahkan perhatiannya kembali ke Felix.

"Tentu saja, semua orang akan merasa memegang kendali jika kehidupan orang lain berada di tangan mereka."

"Jadi kau melakukan ini karena kau senang bermain Tuhan dengan hidup orang lain?"

"Kurang lebih seperti itu. Kau harus mencobanya sendiri, rasanya sangat memuaskan," usul yang lebih muda dengan seringai di bibirnya. Seringai itu membuat Felix semakin kesal, karena seringai itu sedikit menghilangkan kesan muda dari wajah Hyunjin membuatnya benar-benar terlihat seperti pria dan membuat Felix untuk kesekian kalinya mengakui betapa atraktifnya sosok psikopat ini. Bukan berarti Felix tertarik padanya, hanya saja Hyunjin was dangerously handsome in more way than one.

"Aku tidak akan melakukannya," kata felix.

"Membosankan."

"Apakah kau menyesal atas apa yang kau lakukan?" Itu adalah pertandingan terakhir dan apapun jawaban yang diberikan Hyunjin akan membuat Felix semakin yakin atas gambaran diagnosis yang terbentuk di otaknya.

"Tidak sama sekali!"

Sekarang Felix tahu mengapa direktur memilihnya untuk menangani Hyunjin. Ia telah menulis disertasi tentang kondisi Hyunjin. Sebuah disertasi yang membuat Felix  mendapatkan gelar doktoralnya. Ia sendiri sudah lupa judul disertasinya itu, tapi ia menulis mengenai psikopat dan mengapa sebagian besar orang terpesona pada mereka. Itu adalah satu-satunya tulisan Felix dalam psikologi kriminal karena ia selalu tertarik dengan psikopat dan Hwang Hyunjin adalah salah satunya.

Felix berhadapan dengan seorang psikopat.





TBC

Tau ga, aku udah kepikiran endingnya... Tapi masa yg ada di otakku sad ending semua😭😭

shady || hyunlix ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang