Felix akan membantah dengan keras jika ada yang mengatakan bahwa sesi bersama Hwang Hyunjin membuatnya tertekan hingga berakhir di bar pada hari yang sama. Keesokan harinya di klinik ia harus berurusan dengan sakit kepala, dan perut yang keroncongan. Tetapi ia bisa bertahan melewati akhir pekan tanpa insiden lebih lanjut.
Biasanya Felix adalah orang yang sangat terkontrol tapi pertemuan dengan orang seperti Hwang Hyunjin sepertinya meninggalkan bekas yang tak akan bisa terhapus dengan mudah. Changbin sedikit banyak menyemangatinya dengan mengatakan bahwa merasa tertekan setelah mewawancarai seorang pembunuh sadis adalah hal yang sangat wajar. Ia sebenarnya tidak tahu apa kata-kata Changbin mengandung sugesti positif tapi setidaknya setelah bicara dengan Changbin perasaannya menjadi lebih tenang.
Felix berhasil melupakan Hyunjin hampir sepanjang akhir pekan. Sebagian besar waktu yang ia punya dihabiskan untuk menganalisis kasus pasien lain, bertemu dengan temannya (yang berarti menyatroni apartemen Jisung), dan mencoba sedikit bersantai.
Sepanjang minggu ini suasana klinik sangat menegangkan dan minggu depan ia harus bekerja saat akhir pekan jadi Felix perlu bersantai dengan benar. Namun, ia tak bisa mengabaikan teriakan didalam kepalanya untuk mempelajari file Hyunjin.
Di satu sisi, ia perlu mempelajari file itu untuk melakukan pekerjaannya dengan benar, tetapi di sisi lain dengan membaca file bocah itu sama saja membiarkan Hyunjin menang dan membiarkan pasien unggul bukanlah ide bagus.
Alih-alih mempelajari file Hyunjin, Felix menggunakan metode lain untuk mencari tahu latar belakang pasiennya itu. Ia menggunakan internet, sosial media bisa menjadi kutukan sekaligus mujizat disaat yang sama.
Menemukan profil Hyunjin di internet bukan hal yang sulit karena wajahnya terpampang di seluruh media sebagai pembunuh berantai berbahaya. Felix menjelajahi seluruh media sosial yang dimiliki Hyunjin selama berjam-jam. Tentunya hal itu agar ia tidak melewatkan apapun tapi masalahnya Felix memang tak menemukan apapun.
Instagramnya berisi foto selfie acak, potret makanan yang tampak menggiurkan, dan foto-foto pemandangan yang tampak sangat profesional tapi tidak ada satupun dari foto-foto itu yang mengindikasikan bahwa Hyunjin dapat menyiksa dan membunuh sebuah keluarga. Ia terlihat seperti anak lelaki lain seusianya.
Namun, setelah melihat foto-foto ini Felix sadar bahwa Hyunjin adalah pemuda yang sangat cerdas. Ia memenangkan berbagai kompetisi debat internasional dan mendapat beasiswa penuh dari Seoul National University School of Law. Seolah ia membutuhkan sebuah beasiswa padahal orang tuanya adalah salah satu pasangan paling kaya di Korea.
Kehidupan Hyunjin nampak sempurna, sangat sempurna sehingga terasa palsu untuk Felix dan itu membuatnya gatal untuk meraih berkasnya dan membaca hingga tuntas kisah hidup Hwang Hyunjin.
Ia mengusap mata di balik kacamatanya. Kedua matanya terbakar setelahnya menatap layar komputer sepanjang malam. Sudah waktunya bagi Felix untuk tidur karena sesi pertama besok adalah bersama Hyunjin. Ia ingin dapat terjaga dan berada dalam kondisi prima sehingga Hyunjin tidak akan bisa mempermainkan pikirannya.
Felix sekali lagi mengabaikan file itu dan naik ke tempat tidur. Pasti ada cara untuk membuat Hwang Hyunjin bicara tanpa harus membaca file sialan itu.
*
*
*Felix mungkin terjaga dan berada dalam keadaan prima tapi jelas ia tidak siap dengan sesi lain bersama Hwang Hyunjin. Changbin mengatakan bahwa semua akan mulai lebih mudah ketika ia telah mengawalinya, tapi Felix masih merasa seolah laba-laba berkeliaran di dalam kulitnya, dan kopi sama sekali tidak membantu tapi ia membutuhkan tar kental itu agar otaknya tetap berjalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
shady || hyunlix ✓
FanfictionLee Felix bersyukur dengan kehidupannya sebagai seorang psikolog. Hidupnya sederhana dan tenang hingga ia harus menghadapi Hyunjin, pasien barunya. Seorang psikopat yang menghabisi nyawa sebuah keluarga tanpa berpikir dua kali. Warning : ⚠️ Blood sc...