0.6

3.9K 782 181
                                    

Kecurigaan Felix muncul sejak ia melihat foto-foto pembunuhan itu, sejak ia membaca laporan autopsi. Luka yang telah diperhitungkan dengan cermat, sebuah kejahatan yang bersih. Penyiksaan juga bagian dari kejahatan yang dilakukan Hyunjin tapi Felix akan menyimpan itu untuk sesi mereka selanjutnya.

Kemudian seluruh kepribadian Hyunjin, sikapnya yang menawan, kehidupannya yang bersih dan sempurna. Semua itu mengisyaratkan apa yang selama ini disembunyikan seorang Hwang Hyunjin dibalik topeng yang diukirnya dengan cermat.

Saat ini, setelah Hyunjin sendiri memberi pernyataan bahwa ia sama sekali tidak menyesal, Felix akhirnya yakin bahwa bajingan itu adalah seorang psikopat.

Ia tidak tahu apa yang harus ia rasakan dengan fakta itu. Di satu sisi saat ini Felix bahkan takut untuk berada di ruangan yang sama dengan Hyunjin, ketakutan manusiawi yang terpendam jauh dalam kepalanya. Tetapi disisi lain, ia juga terpesona pada Hyunjin, sebuah perasaan yang tidak wajar dimiliki seorang psikolog. Namun, ketertarikannya pada sosok Hyunjin lebih membuatnya takut dibanding fakta sederhana bahwa ia sedang berhadapan dengan seorang psikopat.

Ada sesuatu tentang Hyunjin yang membuat Felix tidak bisa menyingkirkan sosok pemuda itu dari kepalanya. Ia mengaku pada dirinya sendiri bahwa ia tertarik pada Hyunjin, dan ia sama sekali tidak senang akan hal itu.

Sebagai seorang psikolog, Felix harusnya tahu lebih baik. Ia harus menyerahkan kasus ini pada koleganya yang lebih netral dan tidak tertarik secara fisik maupun romantis pada Hyunjin. Changbin harusnya menangani kasus ini sedari awal. Sekarang Felix harus berjuang melawan campuran ketakutan dan ketertarikan, perpaduan berbahaya yang akan menyulitkannya bekerja dengan baik. Atau secara umum untuk menghentikan Hwang Hyunjin memanipulasinya.


*
*
*

Felix mengambil libur dua hari untuk menjernihkan pikirannya tapi klinik tiba-tiba menelepon. Sepertinya Hyunjin siap untuk bicara dan tidak ada cara bagi Felix untuk melewatkan hal ini tanpa dipecat, sehingga tanpa basa-basi ia segera melajukan mobilnya menuju klinik.

Felix bahkan tidak mengenakan jas putihnya maupun pakaian formal yang biasa ia kenakan. Jeans hitam yang belum dicuci dan sweeter putih adalah satu-satunya pakaian yang bisa ia pikirkan, tapi sekarang hari liburnya dan tidak ada seorangpun yang akan memecatnya karena hal itu. Selama ia memakai name tag dan ID card-nya semua akan baik-baik saja.

Changbin menunggunya di depan klinik. Mungkin ia ingin sedikit mempersiapkan Felix untuk menghadapi sesi yang tidak direncanakan ini, atau setidaknya itu yang Felix harapkan karena ia sama sekali tidak siap.

"Pasienmu sepertinya mengalami mental breakdown, dia menangis dan berkata siap untuk membicarakan semuanya," jelas Changbin sementara mereka berjalan melalui selasar klinik yang agak kosong. Itu adalah akhir pekan jadi ... staff berkurang. Area ini selalu menakutkan bagi Felix ketika berada dalam keadaan kosong.

"Itu tidak terdengar seperti Hwang Hyunjin," gumam Felix. Ia tidak bisa membayangkan Hyunjin menangis. Hyunjin dan emosi tidak cocok dari segala sisi tapi sekali lagi bajingan itu adalah aktor yang luar biasa.

"Itu juga yang kupikirkan, jadi kali ini kau harus sangat berhati-hati. Mungkin ini salah satu triknya untuk menjebakmu. Apa dia tertarik padamu?"

"Aku tidak berpikir bahwa dia bisa tertarik pada siapapun, tapi dia memainkan permainan pikiran padaku," aku Felix, ia malu dengan fakta bahwa Hyunjin bisa bermain-main dengan isi kepalanya tapi Changbin sepertinya tidak mencoba menghakimi Felix. Chnagbin pasti tahu bahwa pekerjaan mereka tidak mudah.

"Hati-hati Felix. Aku ingin menemanimu tapi kau tahu aku tidak diizinkan untuk itu," Changbin memperingatkan, kata-katanya dipengaruhi kekhawatiran. Felix tidak pernah mendengar atau melihat Changbun sekhawatir ini sebelumnya. Itu membuat kulitnya meremang, ia bisa merasakan ada sesuatu yang tidak beres.

shady || hyunlix ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang