Penang,Malaysia#prat26

34 1 0
                                    

    Setelah kami sampai di sebuah ampartement yang ku tempati yang tidak jauh dari Rumah Sakit Lam Wah Ee tersebut.

"Waahh..rumah mu sangat dekat lah dengan Rumah Sakit tu lah"ucap Askana saat kami sedang melintasi sebuah eskalator tangga berjalan itu.

"Iya..bisa di bilang seperti itu,jika awak sakit kan mudah awak nak tinggal jalan kaki saja"ucap ku.

"Iya benar tuhh beruntung"ketus Askana.

"Hahaha..memang Hotel mu sangat sangat jauh lah dari Rumah Sakit tu"goda ku kepada Askana,dia pun memasang muka masam.

"Iya lahh sangat malah"dukung Askana dengan pembicaraan ku rupanya ia jua tersadar akan hal itu yang ku katakan kepadanya.

"Nah ini kamar ku"ucap ku sambil mengeluarkan sebuah kunci dari sakuku.

"Ouhhh rupanya bersih tu"goda Askana aku tak tahu apa yang akan di lakukan olehnya itu di dalam kamar ampartement yang ku tempati ini.Aku memutarkan bola mata seraya memanyunkan bibirku kepadanya.

"Comell nya hahahah"goda Askana mencubiti pipi ku dengan pelan.

"Ayo kita masuk sudah lama kita berada di luar"ucapku melepaskan cubitannya itu.

"Ahh sudah lama?"tanya nya aku pun tak begitu jua memikirkannya dan lansung memberi salam seraya masuk ke kamar ampartement yang ku tinggali ini.

"Wahh benar apa kataku lah"seru Askana menyiapkan misinya itu.

"Apa-apa"tanyaku kesal kepadanya.

"Istirahatlah di tempat tidurku,akan ku buatkan teh lemon hangat untukmu"ucapku sesekali memanjakkannya.

"Wahh baik nya kau nak"goda Askana dengan senyumannya yang lebar itu.Aku memabalasnya dengan senyuman datar dan tak ikhlas.

    Saat aku tengah membuatkan sebuah teh lemon hangat untuknya tiba-tiba handphone ku berdering di atas laci dekat dengan posisi Askana yang sedang selonjoran santai menikmati televisi,secepat kilat aku meraih handphone tersebut rupanya Askana tak memasang reaksi apapun saat handphone ku berdering.

"Siapa itu?"tanya Askana tanpa melihat ke arahku.

"Adik lelakiku"jawabku saat mengetahui nama yang tertera di layar handphone ku tersebut.

"Ouh"ria Askana.

     Aku pun berusah mencari tempat yang sepi dan sunyi untuk mengangkat telefon darinya itu karena begitu keras volume yang di keraskan oleh Askana tersebut hingga membuat seluruh ruangan bising.Akhirnya aku menemukan dimana tempat yang tepat yaitu di sebuah teras walaupun hanya terdengar suara kendaraan yang berlalu lalang tanpa bising sekali.

"Assalamualaikum"ucap Devin.

"Iya waalaikumsalam"jawabku.

"Akak maafkan aku,aku tak mengabari keadaanku selama ini,ouh iya akak aku sudah bertemu dengan keluarga di Johor,kata Abi kau tak perlu khawatir dengan keadaan keluarga di rumah,perlu kau ketahui Paman sedang menjadi calon ayah lagi akak,akak sebenarnya kekasihku tertabrak akhir-akhir ini aku sedih tak bisa berjumpa dengannya secara langsung,akak tau dia begitu sangat perhatian dan berpengertian akak,akak aku akhir-akhir ini sangat sibuk dengan kuliah ku,kapan akak akan menerima Bea Siswa tuk semester dua akak?"panjang lebar Devin menyelesaikan kalimatnya aku pun mendengar kannya dengan khitmad.

"Alhamdulillah syukurlah,aku bahagia atas Paman,tapi mengapa kau tak mengabarkan ku jika kau ingin pergi ke Johor agar aku bisa menemui mu,enyalah aku sedang fokus dengan perkerjaanku menjadi seorang chaf di sebuah Cafe,ouhhh kau sudah mengenal cinta ya hahaha"ejekku tiada hentinya.

"Iya akak aku pun sangat senang bisa memiliki keponakan lagi hehe,akak aku kan sudah bilang barusan ku katakan jika aku sibuk,akak apaan sihh aku sudah dewasa akak,ouhh akak masih bisa memasak?hahaha"balas Devin tak mau kalah denganku.

"Ouh kau semakin tua hahaha,ouh iya kenapa paman tak memberitahu ku?iya-iya aku tau si manja unchh,ouh sudah dewasa ya ouhh macam itu adik akak toh,ingat jika nilai mu rendah akak tak segan-segan untuk membuatmu dan membantu mu lagi,iya lahh akak masih bisa membuat masakan kuliner"timpalku.

"Akak yang semakin tua lah,aku hanya saja setengah dari akak.Iya aku lupa lah mengatakan tentang itu,paman kehilangan handphone nya jadi paman mengenakan handphone yang baru,tenang saja sudah ku berikan nomormu kepada nya.Akak aku sudah dewasa bukan si manja lagi lahh..Ratifa hehe,iya akak aku janji.Ouhh sedap lah tuh makanan buatan akakku yang satu nie"ucapnya sedikit menggoda.

"Sama saja,ouh okelah.Ouh sudah dewasa sepertinya,lalu mengapa saat kau duduk di bangku kelas 6 saat tikus melintas di kakimu kau begitu spontan terkejut dan menjerit menangis beda jauh sekali dengan adikmu Ratifa..hahahaha,kapan-kapan kau coba ya makanan buatanku"ucapku yang tiada henti tertawa mengenang masa kecil yang polos itu.

"Iya dah serterah akak,sudah lah aku malu aku memang takut dengan tikus sejak kecil itu saja,oke akak akan ku tunggu"jawab Devin sedikit terisak dengan masa kecilnya itu.Hahaha.

"Ya sudah,ouh iya omong-omong siapa nama kekasihmu?"tanyaku diakhir pembicaraan kami lewat telfom berdua.

"As..sudah dahulu ya akak,aku nak beli makanan diluar bersama temanku da..dah..Assalamualaikum"saat ia memberitahu nama kekasih nya itu yang tidak terlalu ku tebak dia pun mematikan telefonnya,belum saja ku jawab telefonnya sudah mati saja.

   Tut..tutt..
    Setelah telefonnya di matikan olehnya,aku pun bergegas kembali membuat sesuatu untuknya.

"Kau sangat menikmati pembicaraanmu sekali"ucap Askana saat aku berada di ambang pintu teras.

"Iiya aku sudah lama tak jumpa dengannya"entah kenapa aku meneteskan air mata karena rindu kepadanya.Devin adalah salah satu adik yang ku sayangi sebelum Ratifa terlahir di dunia ini.

"Sudah lah aku tau kok rasa seorang kaka tanpa adik nya yang ia sayangi tidak berada di sebelahnya,mungkin dewasalah yang memisahkan kamu sementara"jelas Askana menuju kearah ku yang masih berada di ambang pintu.

"Hujan pun turun dengan sangat lebat,angin pun turut hadir untuk menemaninya,namun perlu kamu ketahui terkadang angim tidak selalu untuk bertemunya dan begitu pula hujan tapi ada saatnya mereka berdua bertemu menjatuhkan perasaan rindu bersama-sama"jelas Askana yang sudah berlalu menuju kearah teras dan menikmati udara segarnya saat hujan.Aku pun menyusurinya dan mengimbanginya untuk dapat berada sejajar dengannya.

"Hujan titiplah rinduku untuknya bersama angin yang setia menemani mu"ucapku berdua bersamanya.Memang ini sudah menjadi hal yang sering kami lakukakan saat Hujan dan Angin pun bertemu untuk menjatuhkan perasaannya masing-masing.Kami pun saling memeluk merasakam udara sejuk saat kami merasakan pelukan hangat masing-masing.

"Aku lupa menyajikan teh lemon untukmu"ucapku melepaskan pelukannya itu.

"Iya kita asyik menikmati Hujan ini"jelas Askana menatap kearah rintikan-rintikan air hujan.Aku pun berlalu memasuki kamar sambil menyangga tubuh Askana takut terjatuh dan menyiapkan kembali teh lemon hangat untukk nya itu.

PENANG,MALAYSIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang